Pilgub Kalbar

Hasil Pilgub Kalbar: Sutarmidji-Ria Norsan Unggul di 9 Daerah, Karolin-Gidot Empat Daerah

Editor: Nasaruddin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasangan Cagub Kalbar Sutarmidji - Ria Norsan

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK – Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur nomor urut 3, Sutarmidji-Ria Norsan, unggul di sembilan kabupaten dan kota se Kalbar.

Pasangan ini meraih suara terbanyak, hingga Kamis (5/7/2018),1.317.341 suara berdasarkan hasil rapat pleno rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) di 13 kabupaten/kota.

Sementara KPU Kabupaten Bengkayang akan menggelar pleno rekapitulasi hari ini, Jumat (6/7).

Sutarmidji - Ria Norsan ini menang di Kota Pontianak, Kapuas Hulu, Kabupaten Kayong Utara, Kabupaten Ketapang, Kota Singkawang, Kabupaten Melawi, Kabupaten Mempawah, Kabupaten Kubu Raya dan Kabupaten Sambas.

Sementara Paslon nomor urut 2, Karolin Margret Natasa-Suryadman Gidot menang di empat kabupaten yakni Kabupaten Landak, Kabupaten Sekadau, Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Sintang.

Baca: Hasil Rekapitulasi Pilgub Kalbar: Perolehan Suara Pasangan Calon di 13 Kabupaten dan Kota

Baca: Wah, Jalan Sehat Peringatan Hari BPR Berhadiah Motor! Panitia Targetkan 2000 Peserta

Baca: Mengerikan, Balita Ini Benar-benar Menangis Darah! Analisa Dokter Bikin Syok

Baca: 4 Cara Menyadap WhatsApp, Jangan Disalahgunakan!

Jika ditotal, suara Karol-Gidot di empat kabupaten mencapai 994.513.

Sementara Paslon nomor urut 1, Milton-Boyman kalah di semua daerah pemilihan.

Jika ditotal, suara yang dikumpulkan pasangan Milton-Boyman di 13 kabupaten/kota mencapai 167.334.

Saat ini, hanya tersisa suara di Kabupaten Bengkayang yang memiliki jumlah pemilih mencapai 163.379.

11 Kabupaten/Kota

Ketua KPU Provinsi Kalbar Ramdan mengatakan beberapa KPU di kabupaten/kota telah menyusun jadwal menggelar pelaksanaan rapat pleno hasil rekapitulasi Pilgub, Pilwako dan Pilbup.

Beberapa daerah yang menggelar pleno pada Kamis yakni Kota Pontianak, Kubu Raya, Sintang, Sanggau, Melawi, Kapuas Hulu, Ketapang, Kayong Utara, Landak, Sambas, dan Mempawah.

"Kemarin Singkawang dan Sekadau sudah rapat Pleno. Untuk Kabupaten Bengkayang berdasarkan jadwal yang kami terima mereka akan menggelar rapat pleno pada Jumat (6/7) besok," ujarnya.

Ramdan mengatakan, pada 8 Juli mendatang KPU akan menggelar rapat pleno rekapitulasi penetapan dan pengumuman hasil peroleh suara seluruh paslon gubernur dan wakil gubernur kalbar 2018.

Setelah menggelar rapat pleno tersebut, jika tidak ada pengajuan gugatan di MK dan sebagainya. KPU Provinsi akan menggelar rapat pleno penetapan calon terpilih.

Lakukan Rekonsiliasi

Pengamat politik, M Sabran Achyar  mengatakan, untuk mendapatkan pemenang Pemilu kali ini, saya kira kita harus menunggu keputusan KPU.

“Karena KPU lah yang berhak mengungkapkan dan menetapkan hal tersebut. Ini harus dihormati. Bagaimana peran dan fungsi KPU itu sesusai prosedur dan amanat undang‑undang, sesuai dengan aspek legalitasnya,” katanya.

Tapi berdasarkan perhitungan di beberapa daerah yang sudah tuntas ini, memang bisa menjadi gambaran.

Tidak dipungkiri Paslon nomor 3 berpeluang menjadi pemenang di Pilgub Kalbar kali ini.

Demikian pula dengan kepala daerah di wilayah kabupaten‑kota yang turut melangsungkan Pilkada.

Baca: Ini Komentar Menohok Terdakwa Suhadi Usai Pembacaaan Amar Putusan Sidang Tipikor Alkes

Baca: Sering Dianggap Wajar, 4 Tanda Ini Ternyata Gejala Kanker Endometrium

"Kita sudah bisa melihat pasangan calon yang berpeluang paling besar menjadi kepala daerah terpilih," ungkapnya.

Karenanya, sesusai dengan program‑program yang telah disampaikan selama kampanye, maka siapapun yang menang harus bisa merealisasikan janji politiknya.

Dengan segala kemampuan dan potensi yang ada, bagaimana memajukan Kalbar dengan program yang disampaikan sebagai janji kampanye itu.

"Sehingga ada kepuasan dari masyarakat, dan masyarakat tidak kecewa sebab memilih pemimpin yang tepat selama lima tahun ke depan," katanya.

"Harus mampu menjadi pemimpin bagi semua entitas masyarakat. Bukan satu golongan saja, tapi semuanya. Karena gubernur ini milik semua masyarakat di Kalbar. Jangan memandang masalah etis, agama dan sebagainya. Itu harus dihilangkan," tegasnya.

Walau bagaimanapun, pemenang Pilkada ini adalah kemenangan masyarakat Kalbar.

Di samping itu, saya pikir perlu kontrol dari masyarakat.

Sehingga janji kampanye untuk membangun Kalbar lebih baik ini berjalan sebagaimana mestinya.

Kita patut mengapresiasi upaya rekonsiliasi antar pasangan calon yang dikomandoi Pj Gubernur Kalbar dan instansi terkait.

Yang harus dilaksanakan, setiap pasangan calon haruslah mensosialisasikan hal ini kepada masyarakat di bawah.

Sehingga keputusan ini, ataupun hasil pertemuan ini bisa bermanfaat. Bisa dijalankan setiap elemen ataupun stakeholder.

Pesan rekonsiliasi inipun bisa dilakukan organisasi masyarakat besar di Kalbar.

Bagaimana berdemokrasi secara bermartabat, beretika, dan mengedepankan kepentingan nasional daripada kelompok.

Ada teori komunikasi yang mengungkapkan bahwa semua informasi harus disampaikan kepada akar rumput.

Karena yang menjadi korban adalah kalangan gressroot. Ini harus dijaga.

Bagaimana kondusifitas di Kalbar terjamin. Dengan kondusifitas, menjadi modal besar pembangunan di Kalbar.

Tentu kita juga berharap paslon yang paling berpotensi terpilih bisa merangkul paslon lainnya.

"Mengurus daerah dan masyarakat tidak bisa sendiri, tapi harus bersama‑sama. Sejarah mencatat dan membuktikan bahwa kemerdekaan Indonesia adalah buah peran dan setiap semua pihak. Bukan hanya satu golongan saja," katanya.

Ini harus direposisi kembali, bagaimana membangun Kalbar secara bersama‑sama.

Sehingga ada kegotongroyongan, dan harmonisasi kehidupan masyarakat di Kalbar.

Bagaimana multikulturalisme itu bisa digunakan untuk mensejahterakan masyarakat.

Tentu hal ini harus diupayakan oleh Paslon yang paling berpotensi menjadi pemenang terpilih.

Sedangkan bagi paslon yang mungkin potensi kemenangannya lebih rendah, saya kira itu bisa disalurkan di ranah hukum.

Jangan menimbulkan riak yang bisa menganggu kondusifitas di Kalbar.

Jika itu semua bisa dilaksanakan, ini akan menjadi contoh.

Khususnya bagi generasi muda, bagaimana menjadi pemilih bermartabat, beretika dan sebagainya.

"Demikian juga dengan stakeholder lainnya, agar bisa bersatu padu. Sebab, tanpa partisipasi masyarakat, semuanya tidak akan sempurna," pungkasnya.

Berita Terkini