3 Top News

TERPOPULER - 3 Kesalahan Pelamar CPNS Hingga Cornelis Sebut Hasil LSI Tak Bisa Dipertanggungjawabkan

Penulis: Mirna Tribun
Editor: Mirna Tribun
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Laporan Wartawati Tribunpontianak.co.id, Mirna

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Selamat pagi pembaca tribunpontianak.co.id, semoga hari ini menyenangkan. 

Editor tribunpontianak.co.id merangkum berita terpopuler satu hari sebelumnya. 

Baca: Seluruh PPK di Kayong Utara Selesai Laksanakan Rekapitulasi

Baca: Aliran Sungai Ella, Potensi Wisata Yang Tersembunyi dan Belum Tersentuh

Berikut berita populer yang wajib Anda baca.

3. CPNS 2018, BKN Sebut 3 Kesalahan Besar Pelamar Tahun Lalu

Rapat persiapan CPNS 2018 

 Hingga Sabtu (30/06), tanggal resmi pendaftaran CPNS 2018 memang masih belum diketahui.

Terkait dengan pendaftaran CPNS, Badan Kepegawaian Nasional (BKN) masih terus berbenah mempersiapkan diri untuk menghadapi seleksi Penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Tahun 2018 dengan menggelar rapat koordinasi, Senin (25/06/2018). LIHAT DISINI

Rapat ini membahas permasalahan yang terjadi di CPNS 2017 lalu.

Ada tiga permasalahan besar yang terjadi pada seleksi CPNS 2017 lalu.

BACA SELENGKAPNYA DI SINI. 

2. KM Sinar Bangun Bakal Diangkat Hari Ini, Basarnas Sebut Jenazah Alami Pembekuan

Petugas gabungan membawa kantong berisi jenazah korban KM Sinar Bangun yang tenggelam, bersandar di Pelabuhan Tigaras, Simalungun, Sumatera Utara, Rabu (20/6/2018) (TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI) 

KM Sinar Bangun segera ditarik ke permukaan Danau Toba yang rencananya akan dilakukan, Sabtu (30/6/2018). 

Sebelumnya, Tim Gabungan Basarnas masih memiliki kendala terkait tali penarik yang ada terlalu kecil.

Tim membutuhkan tali yang lebih besar, sekaligus juga mendatangkan robot khusus dari Singapura.

Proses pencarian sudah memasuki hari ke-13, Deputi Bidang Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas Brigadir Jenderal TNI Nugroho Budi Wiryanto usai melakukan pencarian memastikan posisi mayat belum ada berubah.

Nugroho mengatakan posisi mayat ada yang telentang dan tengkurap. Begitu juga dengan sepeda motor dan material kapal.   

Untuk posisi jenazah berada di kedalaman 450 meter. 

Sementara untuk kapal berada di kedalaman 420 meter dengan suhu sangat dingin.

BACA SELENGKAPNYA DI SINI. 

1. Cornelis Sebut Hasil Survei LSI dan Poltracking Tak Bisa Dipertanggungjawabkan

Ketua PDIP Kalbar, Cornelis menyampaikan keterangan persnya menyikapi hasil survei Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Barat di Kantor DPD PDIP Kalbar, Jalan Sultan Abdurrahman, Pontianak, Kalimantan Barat, Sabtu (30/6/2018) siang. Cornelis mengajak semua pihak untuk menunggu hasil penghitung suara oleh KPU yang lebih kredibel dan dapat menerima hasil penghitungan oleh KPU. 

Ketua DPD PDIP Kalbar, Cornelis membuat pernyataan sikap di depan puluhan awak media baik lokal maupun nasional terkait hasil quick Count dua lembaga survei, Poltracking dan LSI Denny JA di Pilgub Kalbar.

Hasil quick count dua lembaga survei nasional tersebut seperti diketahui Pilgub Kalbar dimenangi Pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Kalbar, Sutarmidji-Ria Norsan.

PDIP sendiri mengusung pasangan Karolin Margret Natasa-Suryadman Gidot.

Perolehan suara keduanya berada di bawah Sutarmidji-Ria Norsan berdasarkan qucik count LSI dan Poltracking.

Cornelis, yang juga ayah kandung Karolin itu menuturkan bahwa metode riset dua lembaga survei tersebut adalah metode riset yang paling lemah dalam konteks akademik.

Ia menegaskan pertemuan dengan awak media ini sengaja dilakukan untuk merespon hasil Survei LSI Denny JA dan Poltracking tentang hasil Pilkada Kalbar, yang hasilnya diklaim sebagai kemenangan.

"Memberitahukan bahwa metode riset survei adalah metode riset yang paling lemah dalam konteks akademik. Metode survei baru bisa dikatakan bernilai akademik bila data survei itu diintegrasikan dengan data observasi," ujar Cornelis, di Kantor DPD PDIP, Jalan Sultan Syarif Abdurrahman Pontianak, Sabtu (30/6/2018).

Dalam konteks Pilkada Kalbar yang luasan wilayahnya sangat luas dan penduduk yang tersebar, menurutnya data observasi itu harus meliputi wilayah keseluruhan Kalbar.

Pihak PDIP Kalbar, menjelaskan setidaknya ada empat komponen yang menyebabkan metode survei seringkali tidak bisa dipertanggungjawabkan secara akademik.

BACA SELENGKAPNYA DI SINI. 

Berita Terkini