4. Memiliki jiwa sosial yang tinggi
Setelah lulus dari Eton, Pangeran Harry memilih untuk menghabiskan satu tahun sebelum kuliah ke sebuah peternakan di Autralia.
Setelah berada di Autralia Harry melanjutkan perjalanannya ke Argentina serta beberapa negara di Afrika. Hal itu membuka pikirannya, sehingga ia menambah waktu travelingnya dari yang semula satu tahun menjadi dua tahun.
Dalam perjalanannya ia melihat banyaknya rakyat yang hidup dalam kekurangan, sehingga ia berinisiatif menggalang dana dengan membuat film dokumenter mengenai perjalanan lintas benuanya.
Dengan film dokumenter berjudul THE FORGOTTEN KINGDOM: PRINCE HARRY IN LESOTHO, ia berhasil menampilakan masalah yang ada di Afrika.
Tepatnya di Lesotho, dimana terdapat masalah kompleks yang dialami hampir semua negara di Afrika. Seperti kelaparan, angka kematian yang tinggi, anak-anak yatim piatu, serta masalah HIV-AIDS.
Film ini berhasil menghasilkan donasi kurang lebih 2 juta USD yang disalurkan melalui British Red Cross Lesotho Fund.
Tidak berhenti disitu, jiwa sosial Pangeran Harry juga tampak ketika ia memilih mendonasikan hadiah pernikahannya untuk beberapa Yayasan yang telah diajak bekerjasama.
5. Pangeran Pejuang cinta
Menjalin hubungan dengan Meghan Markle sejak tahun 2016, hubungan mereka mereka menghadapi lika liku.
Jelang pernikahan, bahkan terjadi perseteruan dan ketegangan antara Pangeran Harry dengan pihak keluarga Meghan Markle.
Thomas Markle Jr yang merupakan kakak Meghan menulis sebuah surat yang diterbitkan di In Touch pada 2 Mei, meminta Pangeran Harry untuk membatalkan pernikahannya.
Hingga sikap plinplan Thomas Markle, ayah Meghan yang kabarnya akan menghadiri pernikahan kerajaan, namun kemudian berubah pikiran dan kembali merubah pikirannya
Namun semua itu tidak menggoyahkan Pangeran Harry untuk menikah dengan gadis pilihan nya.