Pada tahun 2006 perseteruan Inul dan Rhoma Irama kembali pecah.
Tiga tahun berdamai, rupanya tak lantas mengakhiri perseteruan keduanya.
Perseteruan kali ini pecah saat sejumlah artis diundang untuk mengikuti rapat di Komisi VIII DPR.
Dua artis itu antara lain, Inul Daratista dan Rhoma Irama.
Para artis tersebut diundang Pansus DPR guna membahas Rancangan Undang Undang (RUU) Pornografi dan Pornoaksi.
Baca: Kapolda Minta Jaminan Ini Jika Anak Pelaku Bom Polrestabes Surabaya Kembali ke Keluarga
Baca: Semua Palson Bupati Kayong Utara Komitmen Lanjutkan Pendidikan Gratis
Mereka diminta untuk memberikan dukungan dan masukan bagi lahirnya RUU tersebut.
Saat itu, Inul Daratista mengatakan keberadaan RUU penting, karena bangsa Indonesia membutuhkan rambu-rambu untuk mencegah meluasnya aksi-aksi pornoaksi dan pornografi.
Namun, secara jujur dia mengaku belum mengetahui batasan-batasan pornografi atau pornoaksi tersebut.
Suasana rapat memanas saat Rhoma Irama diberi kesempatan berbicara.
Tiba-tiba saja, Rhoma Irama mengungkit kembali Goyang Ngebor Inul.
Bahkan dengan nada yang berapi-api.
"Goyang ngebor Inul sudah termasuk bagian pornoaksi yang harus dilarang. Goyang sensasional itu tak boleh dilakukan, karena menimbulkan keresahan dan syahwat penonton," kata Rhoma.
Rhoma kembali membuka kisah lamanya dengan Inul.
Menurutnya, ketika itu ia hanya menyatakan gerakan Inul erotis dan mengundang birahi.
Dirinya tak pernah meminta Inul untuk bersujud kepadanya.