Mellenial

Budaya Coret-Coretan : Meresahkan Pengguna Jalan

Penulis: David Nurfianto
Editor: Dhita Mutiasari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dios Yosetha Sosha

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ana Sesar Andani

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID,PONTIANAK- Budaya coret-coretan sebagai bentuk perayaan kelulusan sampai saat ini belum diketahui asal-usulnya. Tak hanya acara coret-mencoret, para siswa juga tak jarang mengadakan konvoi di jalan-jalan dan tak jarang menimbulkan kemacetan dan suara bising dan dapat mengganggu masyarakat sekitar jalan yang dilalui saat konvoi.

Tidak ada yang tahu secara persis apa makna sebenarnya dari aksi tersebut.

Mirisnya lagi nih guys, kadang aksi corat-coret dilakukan sebelum ada pengumuman kelulusan loh! Udah yakin banget lulus sepertinya ya?

Baca: Budaya Coret-Coretan: Euforia yang Lumrah

Sebenarnya banyak cara lain yang bisa kamu lakukan untuk merayakan kelulusan tentunya dengan kegiatan yang positif ya guys. Yuk lebih smart dalam merayakan kelulusan.

Sebenarnya, budaya coret-coret dan konvoi saat kelulusan itu perlu gak, sih?

Baca: Merayakan Kelulusan dengan Pakaian Adat

Dios Yosetha Sosha
Ig @soshaa14

"Bukan perlu atau enggaknya si, selebrasi coret-coretan setelah kelulusan merupakan kebiasaan buruk yang sudah turun menurun dan tentunya hanya merugikan dan tidak ada manfaatnya,apalagi jika perayaan kelulusan diisi dengan konvoi dengan mengendarai sepeda motor yang tidak layak,tentunya itu akan meresahkan pengguna jalan dan bisa mengundang amarah siswa sekolah lain sehungga terjadi tawuran. Sebaiknya perayaan kelulusan diisi dengan hal hal yang lebih positif seperti makan-makan atau pergi berlibur,dan seragam seragam yang sudah tidak terpakai bukanya malah dicorat coret tetapi,lebih baik di berikan kepada adik adik kelas yang kurang mampu."

Berita Terkini