Baca tanpa iklan
Citizen Reporter
Anton Tri
Bendum DPW QHI Kalbar
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID,PONTIANAK - Jika mendengar kata ruqyah, seakan langsung terbayang orang yang teriak-teriak karena kerasukan.
Tubuh mereka dirasuki jin dan berbicara kesana kemari tanpa ada yang mengerti. Padahal kenyataannya, ruqyah lebih luas dari itu.
Kini fenomena ruqyah syar'iyyah, sudah menyebar di masyarakat. Tak heran bila kerap kita mendengar tentang adanya ruqyah massal di masjid-masjid, maupun seiring dengan kerapnya diberitakan di media atau media sosial.
Baca: Heriadi Buka Turnamen Sepak Bola di Pahaman yang Diikuti 29 Tim, Ini Pesannya
Ruqyah berarti juga doa, namun tetap hasilnya diserahkan kepada Allah.
Keingintahuan lebih dalam ruqyah syar'iyyah ini pula yang mendasari masyarakat desa purun besar mengadakan Pelatihan Ruqyah Syar'iyyah di Masjid Awaludin, Sungai Belanga, Desa Purun Besar, Kecamatan Segedong, Kabupaten Mempawah. Pelatihan sekaligus praktek ruqyah syar'iyyah ini diikuti 150 peserta. Minggu (15/4/2018) pukul 08.00 WIB.
Dengan menghadirkan narasumber Ustadz Fanni Kurniawan bersama tim DPW Qur'anic Healing International (QHI) Kalbar.
QHI merupakan asosiasi ruqyah syar'iyyah internasional.
Samsurani (45), Pengurus Masjid Awaludin, Purun Besar sangat senang dapat bersinergi dengan QHI Kalbar dalam rangka kajian ruqyah syar'iyyah ini.
Dalam kegiatan pelatihan Ruqyah Syar’iyyah ini, narasumber menjelaskan tentang tanda-tanda orang atau tempat yang dicurigai ada gangguan non medis, serta memberikan bagaimana solusi gangguan tersebut sesuai yang diajarkan Rasulullah SAW.
Kemudian praktek langsung baik secara berpasangan maupun secara mandiri.
Deni Firdaus (23), mengatakan bersyukur ikut pelatihan ini, jadi kite bise tau mane ruqyah yg syar'i dan yang ndak syar'i. jadi kite ndak terjeremus hal syirik.
Alhamdulillah setelah acara Pelatihan usai, banyak peserta yang merasakan kepuasan, ada yang berangkat tadi kepala pusing sekarang sudah sembuh.