Tokoh Agama Respon Positif Pelatihan Literasi Keuangan Keluarga Oleh Ecobineka Muhammadiyah Kalbar

setiap tokoh agama memberikan pandangan dan ajarannya terkait pengelolaan keuangan dalam mempertahankan keluarga dalam ajarannya masing – masing.

Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK
LITERASI KEUANGAN - Para Peserta Foto Bersama Sekolah Bumi Calon Ibu Kelas Literasi Keuangan untuk Keluarga Tangguh Hadapi Krisis Iklim yang dilaksanakan Minggu, 10 Agustus 2025 

Citizen Reporter

Feby Kartikasari

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Literasi keuangan adalah pilar penting dalam membangun keluarga yang harmonis dan berkelanjutan. 

Meski indeks literasi keuangan perempuan Indonesia mencapai 66,75 persen pada tahun 2024 dan bahkan melampaui laki-laki pada tahun 2022, masih banyak perempuan yang memiliki pemahaman rendah tentang konsep-konsep penting seperti pembukuan (25%), rekening (32%), peningkatan usaha (30%), dan investasi (38%) (Sumber: Link UMKM, 2024; UNDP, 2022; Infobanknews, 2025). 

Peningkatan literasi keuangan sangat relevan untuk memperkuat ketahanan ekonomi keluarga dan mendorong praktik konsumsi berkelanjutan.

Melalui Sekolah Bumi Calon Ibu Kelas Literasi Keuangan untuk Keluarga Tangguh Hadapi Krisis Iklim yang dilaksanakan Minggu, 10 Agustus 2025 di Pontianak, Eco Bhinneka Muhammadiyah lewat program SMILE Eco Bhinneka Muhammadiyah bersama Ford Fondation kembali menggandeng Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Pontianak. 

Dalam sesi panel tokoh agama, setiap tokoh agama memberikan pandangan dan ajarannya terkait pengelolaan keuangan dalam mempertahankan keluarga dalam ajarannya masing – masing.

Dr. H. Abd. Syukur, SK selaku Ketua FKUB (Forum Kerukunan Ummat Beragama) Kalimantan Barat menyampaikan bahwa keluarga dibangun melalui ketahanan keluarga. 

"Dukungan ekonomi sangat menentukan bagaimana membangun keluarga yang Sakinah Mawaddah Warohmah dan Sejahtera tanpa ekonomi yang memadai. Kaya miskin itu relative.” ucap Syukur dalam sambutannya. 

Pdt. Dr. Syahdin L. Nyarong. S.Th, M.Pd merumuskan kesehatan keuangan ini lewat Rukun dalam Finansial. Kerukunan finansial itu artinya harus diawal dengan rukun. 

Ecobineka Muhammadiyah Kalbar Gelar Kelas Belajar Literasi Keuangan: Hadapi Keluarga Tangguh Iklim

“Pertama rumuskan hidup, kedua kelola keuangan, ketiga untuk nanti. Miskin itu pasti, kaya ini yang mudah-mudahan. Karena dalam Kristen bahwa orang miskin selalu ada dalam diri anda yang harusnya ditolong. Rumus rukun tadi membantu kita menentukan mau apa dan keuangan itu harus dikelola.” ujar Pdt.Syahdin.

Sementara itu KH. Muhammad Azman, M.Ag selaku Sekretaris FKUB Kota Pontianak mengatakan bahawa Agama memiliki peran penting dalam membentuk kesehatan finansial individu dan masyarakat terutama terhadap umatnya. Prinsip-prinsip syariah, seperti larangan riba dalam Islam contohnya, pengelolaan keuangan yang bijaksana, zakat, infak, sedekah, konsep tolong menolong, serta anjuran untuk menabung dan berinvestasi secara halal. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ajaran agama seperti ini, umat Islam dapat mencapai stabilitas finansial, mengurangi kesenjangan sosial, dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi yang lebih baik. 

“Berlebihan (israf dalam istilah keagamaannya) dalam segala hal dilarang karena termasuk sifat tercela. Israf mencakup berbagai aspek kehidupan, termasuk makan, minum, berniaga, beribadah, dan gaya hidup. Allah SWT tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an. Selain dilarang oleh Allah, sikap berlebihan juga lebih banyak mendatangkan mudharat (keburukan) dibandingkan dengan manfaat. Oleh karena itu, orang-orang yang berlebihan dalam suatu hal pasti akan merugi di kemudian hari.” tegas Azman. 

Azman menjelaskan persoalan prinsip dasar pengelolaan keuangan dalam Islam ialah pemenuhan kebutuhan diri dan keluarga mencakup semua aspek dasar seperti sandang, pangan, dan papan. Kebutuhan ini harus dipenuhi secara layak, wajar, dan tidak berlebihan, sesuai dengan prinsip hidup sederhana yang diajarkan dalam Islam. Kemudian menyisihkan sebagian harta untuk kebutuhan kesehatan untuk keperluan pendidikan anak, menunaikan zakat (membersihkan harta sekaligus membantu mereka yang membutuhkan), dan Islam juga menganjurkan untuk berinfaq dan bersedekah.

“Pengelolaan harta dalam Islam merupakan bentuk ibadah yang mencerminkan rasa syukur kepada Allah. Dengan menerapkan prinsip dasar pengelolaan keuangan, kita dapat memenuhi kebutuhan diri dan keluarga, serta membantu mereka yang membutuhkan melalui zakat, infak, dan sedekah. Pengelolaan harta yang baik adalah gabungan dari perencanaan, pengaturan, pelaksanaan, dan pengendalian. Semua langkah ini memastikan bahwa harta yang kita miliki menjadi berkah, baik bagi diri sendiri maupun orang lain.” tambah Azman. 

Pemuda Muhammadiyah Kubu Raya Gelar Seminar Lingkungan, Usung Nilai Astacita hingga Aksi Nyata

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved