TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, MEMPAWAH – Kyai asal Jombang Jawa Timur memberikan tausiah dalam rangka peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW di Masjid Sabilul Muhtadin yang terletak di Komplek BTN Korpri dan Nusa Permai Mempawah, Senin (9/4/2018).
Kyai yang dimaksud adalah pengasuh Pondok Pesantren Sunan Ampel Jombang, KH. Drs. Taufiqurrahman Muchit Al-Mursyid yang akrab disapa Abah Taufiq.
Baca: Menpora Imam Nahrawi Bakal Dukung Langsung Daud Bertanding
Sebelum mengupas tentang Isra’ Mi’raj, Abah Taufiq yang juga Mustasyar PCNU Jombang itu mengapresiasi Pengurus Masjid yang telah berinisiatif mengadakan kegiatan tersebut karena merupakan sarana untuk menuntut ilmu agama. Menurutnya, menuntut ilmu itu nilainya sangat tinggi.
Baca: Dari Keong Mas Hingga Pembangan Kebudayaan Jadi Bahan Kampanye Milton di Mempawah
“Belajar atau menuntut ilmu sesaat itu lebih baik daripada shalat sunnah sebanyak 1.000 rakaat ditambah membesuk 1.000 orang sakit dan mengantar 1.000 orang meninggal ke pemakaman. Sungguh ini kegiatan yang baik,” ujarnya.
Setelah itu, Abah Taufiq membeberkan peristiwa Isra’ Mi’raj yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW, yaitu perjalanan pada malam hari dari Masjidil Haram di Mekah ke Masjidil Aqsha di Palestina lalu menuju langit ke Sidratul Muntaha, untuk menerima perintah shalat.
“Begitu pentingnya shalat ini, sampai Allah memanggil Nabi Muhammad untuk bertemu langsung. Tidak melalui Malaikat Jibril sebagaimana perintah-perintah lainnya. Ini menunjukkan pentingnya shalat. Sama halnya Presiden kalau ingin menyampaikan sesuatu yang penting, akan memanggil langsung ke istana. Tidak melalui menteri, gubernur atau bupati,” tuturnya.
Karena pentingnya shalat, Dosen Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng itu mengajak hadirin yang memadati Masjid Sabilul Muhtadin agar melaksanakan ibadah shalat dengan sebaik-baiknya.
Bahkan, mengerjakan shalat tidak hanya semata-mata karena menunaikan kewajiban, tetapi menjadikannya sebagai kebutuhan.
“Percayalah, kalau kita sedang gundah atau galau maka passwordnya adalah 4-4-3-4-2. Yaitu, 4 rakaat dhuhur, 4 rakaat ashar, 3 rakaat maghrib, 4 rakaat isya dan 2 rakaat shubuh. Lebih baik lagi kalau shalatnya dilakukan berjamaah di masjid. Silakan dirasakan, jika kita shalat berjamaah selama 40 hari tanpa terputus maka rasa galau, susah atau gundah pasti hilang. Syaratnya, shalat berjamaahnya harus mendapatkan imam takbiratul ihram dan dengan khusyu,” papar Mursyid Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah itu. (*)