Baca: Pedagang di Ketapang Langsung Respon Terhadap Merk Ikan Kaleng Diduga Mengadung Parasit Cacing
"Biasanya, AMKS juga digunakan mahasiswa untuk melangsungkan pertemuan atau rapat, belajar kelompok, berdiskusi dan sebagai tempat melepas kerinduan di tanah rantau," timpalnya.
Setiap tahun, Ardy mengakui pengurus AMKS sering mengirim proposal dan berupaya audiensi bersama Pemkab Sambas agar merenovasi bangunan AMKS yang tidak layak itu. Namun, hingga kini belum membuahkan hasil.
"Untuk memperbaiki AMKS, kami swadaya melalui iuran gotong royong Rp 100 ribu per orang setiap bulan. Iuran itu disisihkan untuk memperbaiki atap bocor," ujarnya.
Selain bangunan AMKS yang tidak layak, Ardy menerangkan aset-aset seperti televisi, kipas angin, komputer dan alat Kesenian sudah tidak bisa digunakan lagi.
"Alat-alat yang dibeli tahun 2011 lalu itu sudah rusak. Kami berharap Pemkab Sambas perduli dan memperhatikan putera dan Puteri daerahnya yang sedang mengenyam pendidikan di Yogyakarta," tandasnya.