Makan Saprah Jadi Ciri Khas Masyarakat Sambas Sebagai Aset Budaya

Penulis: Hadi Sudirmansyah
Editor: Madrosid
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Makan saprah di desa Trimandayan Kec Teluk Keramat Kab Sambas, Selasa (20/3/2018)

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Hadi Sudirmasyah

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Menu makan saprah bagi masyarakat Sambas sudah menjadi khas budaya Melayu Sambas secara turun menurun.

Dalam kegaitan itu, terdapat sejumlah menu makanan dalam sajian Saprahan.

Selain nasi sebagai menu utama terdapat juga seperti lauk pauk daging sapi, ikan dan sayur‎ mayuran.

Makan saprah, selalu menjadi kegaitan di setiap acara.

Makan saprah di desa Trimandayan Kec Teluk Keramat Kab Sambas, Selasa (20/3/2018) (TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ HADI SUDIRMANSYAH)

Seperti pada acara pernikahan, syukuran atau selamatan maupun ‎tahlilan.

Baca: Pemkab Sambas Dorong Kerjasama Perdagangan dengan Peniaga Brunei Darussalam

makan saprah ini ‎di peruntukan kepada para tamu-tamu yang hadir yang sebelumnya di undang secara lisan yang bisa disebut nyaro' berasal dari kata saroan yang artinya memanggil atau menggundang.

Hingga kini meski peradaban semakin maju, budaya ini masih bisa dilihat hampir di semua daerah pantai utara terutama di desa-desa, dusun atau perkampungan di Sambas.

Berita Terkini