Hidupnya Tragis dan Mengerikan! Kisah Virginia Woolf, Legenda yang Jadi Inspirator Para Penulis

Penulis: Marlen Sitinjak
Editor: Marlen Sitinjak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Virginia Woolf

Novel pertama Virginia, The Voyage Out, diterbitkan pada 1915, dan tulisan-tulisan berikutnya membuatnya menjadi novelis dan esais terkemuka pada masanya.

Dia menerbitkan secara prolifik antara Perang Dunia Pertama dan Kedua, dengan novel terakhirnya antara The Acts yang diterbitkan setelah kematiannya pada 1941.

Setelah menghasilkan naskah akhir untuk karya anumerta itu, Woolf jatuh ke dalam depresi.

Buku hariannya mengisyaratkan akan obsesinya atas kematian.

Pada 28 Maret 1941 dia menenggelamkan diri di Sungai Ouse dekat rumahnya, Monk's House di Lewes, Sussex - tubuhnya tidak ditemukan selama tiga minggu.

(Baca: Bejat! Pasien Cantik Ini Diduga Jadi Korban Pelecehan Petugas Rumah Sakit, Netizen: Gak Punya Moral )

Dalam salah satu catatan hariannya tertulis, "Sayang (suami), saya merasa yakin bahwa saya akan marah lagi.

Saya merasa kita tidak bisa melewati masa-masa mengerikan ini dan saya tidak akan pulih kali ini."

Nyawa memang memisahkan Woolf dari dunia, tapi warisan karyanya telah bertahan jauh melampaui kematiannya yang tragis.

Karyanya juga menginspirasi bangkitnya gerakan feminis di tahun 1970-an.

Disney bahkan membuat sebuah film yang mengisahkan tentang Virginia Woolf yang dibintangi oleh Elizabeth Taylor dan Richard Burton.

Selain itu, Nicole Kidman juga memenangkan Oscar karena memerankan sosok Woolf dalam film The Hours 2002, yang diadaptasi dari novel pemenang penghargaan Pulitzer Prize tahun 1998, Michael Cunningham.

National Portrait Gallery juga mengadakan sebuah pameran untuk menghormatinya selama tiga bulan pada 2014.

Woolf disebut-sebut sebagai inspirator para penulis profesional. (*)

Berita Terkini