Pilkada Kayong Utara

Minta Warga Tak Terpengaruh Isu dari Luar, Idrus: Semua Pasangan Calon Asli Kayong Utara

Penulis: Syahroni
Editor: Jamadin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Bupati KKU,  Idrus saat memberikan sambutan acara launching  Sentra Gakkumdu untuk menghadapi Pilkada serentak.,  Selasa (23/1/2018).

Laporan Wartawan Tribun Pontianak,  Syahroni 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Wakil Bupati Kayong Utara,  Idrus  menjelaskan jika ia yakin dengan pasangan yang maju dalam perhelatan Pilkada 2018 untuk  memiliki  Bupati dan Wakil Bupati setempat akan berjalan dengan baik dan tak banyak persoalan yang akan ditimbulkan. 

Ia memberikan analisa tersebut  karena melihat tiga calon yang akan maju dan menunggu  penetapan dari KPU pertengahan Februari  mendatang masih memiliki ikatan keluarga. 

"Mereka yang ada saat ini tinggal tiga pasangan calon,  Pak Masdar, Pak Alim maupun Pak Citra ini  merupakan keluarga semua.  Kalaupun pak Masdar, Pak Alim, Pak Citra itu memang keluarga Lanang. Pak Citra orangtuanya orang melanau, Pak Alim juga Melanau, Pak Masdar juga Melanau," ujarnya setelah dilakukannya launching Sentea Penegakan Hukum Terpadu di Sekretariat Panwaslu KKU,  Selasa (23/1/2018).

Ia menceritakan jarak antara rumah Masdar dan Alim yang akan bertarung di Pilbup KKU hanya 6 KM.

"Ini kemungkinan Pilkada tahun 2018 ini tidak banyak permasalaham karena mereka Keluarga Lanang dan tingkat emosional politik sudah sangat paham. Tim Pak Masdar dan tim Pak Alim ini pasti masih keluarga juga begitu juga dengan Pak Citra," ucapnya. 

Ia meminta pada seluruh masyarakat jangan menerima isu dari luar yang dapat memancing keadaan yang  ada di KKU.   Yang ikut kontestasi Pilkada di KKU ini murni semuanya orang Kayong Utara semuanya ditegaskan Idrus tak ada yang dari luar. 

(Baca: Dari Jokowi Hingga Prabowo, 6 Tokoh Nasional Bernyanyi Bersama. Tonton Videonya )

Ia juga membagi politik pada tiga bagian, ada pemain,  pelaku dan pekerja.  Memang pekerja ini yang harus diberikan pengertian  sehingga mereka paham terkait perpolitikan dan tak mudah terpancing. 

"Pekerja ini adalah tingkat dimana masyarakat  belum paham akan politik dan tingkat pendidikan terbatas.  Mereka inilah yang disuruh pasang baliho,  ngambil kayu dan ngambil bambu inilah yang rawan, yang bisa termakan isu-isu  lalu terpancing," ucapnya. 

Namun ditingkat  pelaku dan pemain wakil bupati ini menerangkan tak ada masalah,  karena udah melek politik  dan paham betul terkait  dinamika politik. 

"Himbauannya saya,  seluruh pimpinan partai politik  maupun  para calon bupati dan wakil bupati dapat memberikan pemahaman pada para pekerja politik  mereka agar  tak terpancing dan tak membuat pekerja politik  serta simpatisan manas. Mereka harus memberikan arahan dan pengertian politik  demokrasi," pungkasnya.

Berita Terkini