Air rebusan yang telah berwarna kuning diminum bersamaan obat pemberian dokter.
“Sekitar sebulan, saya tanya pada starf mengenai keadaan bibinya. Ternyata bibinya telah sembuh dan pulang ke Jawa,” tutur Rafael.
Rafael bahkan telah mengajukan permohonan pada WWF Kalbar untuk mengidentifikasi potensi yang ada di hutan adat Desa Sakai, Kecamatan Ambalau, Kabupaten Sintang agar kelestarian hutan beserta isinya dapat terus terjaga.
Tanaman Obat
Dua dosen Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura (Untan) telah menemukan obat anti diabetes dan anti radang dari tanaman lokal Kalimantan Barat. Kedua dosen tersebut ialah Dr Fathul Yusro, S.Hut, M.Si. dan Dr Yeni Mariani, S.Hut, M.Sc. Keduanya dinyatakan lulus ujian Program Doktor Kuroshio Science di Kochi University Jepang 23 Juli 2017.
Obat anti diabetes dihasilkan dari penelitian beberapa tanaman meliputi Durian Meranang (Durio dulcis), Durian Pekawai (Durio kutejensis), Petai Kedaung (Parkia timoriana), Petai (Parkia speciosa), Sengkuang (Dracontomelon dao), and Enceriak (Baccaurea costulata).
Sedangkan obat anti radang dihasilkan dari penelitian tanaman yang memiliki potensi anti-inflamasi untuk dilakukan uji lanjut yaitu Tekeriho (Calicarpa longifolia), Penahan (Myrmeconauclea strigosa), Tebelion (Eusideroxylon zwageri), Kerokak (Scoparia dulcis) dan Bungur (Lagerstroemia speciosa).
“Saya tahu semua tanaman itu, ada di kampung kita, Desa Sakai Kecamatan Ambalau, Kabupaten Sintang. Tanaman-tanaman itu memang ada di sana,” katanya.
Menurutnya, orangtua dulu banyak menggunakan tanaman itu, ketika belum ada mantri dan tenaga kesehatan pada waktu itu. Namun sekarang kurang dipakai, padahal barang itu melimpah.
Selain dimakan buahnya, dari kulitnya bisa diambil menjadi obat. Zaman leluhur dulu memang banyak dipakai sebagai obat pusing, malaria dan segala macam. Mengolah kedaung ada yang dengan dibakar, seperti dibuat kopi.
Kedaung ini dipergunakan untuk sakit perut juga bisa, tetapi dengan batas tertentu. “Kalau kelebihan justru kembungnya makin jadi,” tuturnya.
Ada tanaman lokal yang disebut masyarakat pakutusun.
Tanaman ini dapat ditemukan dalam hutan. Tanaman ini bisa digunakan untuk obat kanker dan hepatitis yang dicampur dengan akar kuning.
Ada juga yang disebut masyarakat lokal burutemang yang berada di dahan kayu. Orang sekarang menyebutnya sarang semut.
Pakutusun merupakan tanaman yang ada di dalan tanah.