Keraton Amantubillah Mulai Jalankan Ritual Robo-Robo

Penulis: Dhita Mutiasari
Editor: Jamadin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Prosesi pelepasan puake yakni di kawasan hulu Lubuk Sauk, sungai Mempawah, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, Senin (28/11/2016).

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Dhita Mutiasari

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, MEMPAWAH - Dalam rangkaian pelaksanaan Robo-robo yang akan dilaksakan puncaknya Rabu (30/11/2016), sejumlah persiapan sudah mulai dilaksanakan diantaranya di keraton Amantubillah Mempawah.

Tampak sejumlah tenda-tenda berwarna merah putih menghiasi halaman keraton Amantubillah yang bernuansa hijau Mempawah, Senin (28/11/2016).

Raja Mempawah, Pangeran Ratu Mulawangsa Mardan Adijaya Kesuma Ibrahim bersama sejumlah kerabat keraton sudah melakukan persiapan-persiapan untuk rangkaian ritual yang akan dilaksanakan.
"Persiapan sudah kita lakukan sejak 3 bulan lalu,"ujar raja Mempawah, Pangeran Ratu Mulawangsa Mardan Adijaya Kesuma Ibrahim.

Untuk hari Senin (28/11/2016) ini dikatakan dilakukan proses ritual khusus, yang dilakukan internal Keraton Amantubillah Mempawah diantaranya melepas 'puake' dan dilanjutkan dengan kirab pusaka keraton dan pembersihan senjata keraton.

Prosesi ritual tersebut diikuti para laskar dan dipimpin langsung panembahan ke XIII Raja Mempawah Pangeran Ratu Mardan Adijaya Kesuma Ibrahim.

"Tadi pagi dilakukan pelepasan ular piton sepanjang 4 meter dan burung hantu dibelakang keraton Senin (28/11) pagi," jelasnya.

Pelepasan 'puake' yakni di kawasan hulu Lubuk Sauk, Sungai Mempawah. Pelepasan puake merupakan bentuk penghormatan kepada alam dan lingkungan, khususnya sungai Mempawah dan bertujuan menjaga keseimbangan alam dan kehidupan manusia.

Baca: Jadikan Robo-robo Ikon Wisata Mempawah

Ia mengatakan dari tahun ke tahun kesadaran melepaskan puake semakin besar, lantaran dikatakan banyak masyarakat yang juga mau menyumbang. Maka ia mengajak masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam ikut melaksanakan pelepasan puake.

"Bisa buaya, Biawak, elang, dan rencananya saya akan melepaskan kucing hutan. Makanya kita ajak masyarakat ayo kita sama-sama, nanti kita buat adatin dulu,"ajaknya.

Lantaran dikatakan dengan adat itu yang mempertautkan, karena adat tata aturan dan istiadat penerapan.

"Maka pemda harus membuat hutan kota, karena kalau dilepaskan dimana, nanti habis ayam orang,"ujarnya.

Setelah pelepasan 'puake' ritual akan dilanjutkan dengan pembersihan pusaka di Benteng Kota Batu, Senin (28/11) sore ini.

"Sambil dibawa kesana agar orang tahu. Sudah dua tahun ini diarahkan kesana untuk menunjukkan situs,"jelasnya.

Berita Terkini