TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Ratusan Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura masih bertahan dan menduduki Gedung Rektorat Untan dalam aksi menuntut dekan Fakultas Teknik untuk mundur, Selasa (27/9/2016).
Mahasiswa tersebut telah melakukan aksinya selama dua hari terakhir ini, dan ingin menemui Rektor dan Senat Universitas untuk menyampaikan aspirasinya dalam menurunkan dekan mereka.
Wakil Ketua BEM Fakultas Teknik, Mahdi Mursalin, mengungkapkan jika mereka tetap akan bertahan menduduki Gedung Rektorat tersebut sampai dekan mereka, Rustamaji lengser dari jabatannya.
"Pihak Universitas mulai dari rektor dan jajaran menghindari kami dan tidak mau menemui kami dalam rapat terbuka untuk kami menyampaikan aspirasi kami," ujarnya.
Ratusan mahasiswa tersebut menginginkan adanya forum terbuka dimana Rektor dan Senat Universitas mau mendengarkan aspirasi mereka dalam tuntutan menurunkan dekan dan beberapa hal lainnya.
Mahdi, juga menuturkan jika ratusan mahasiswa tersebut juga memperjuangkan kegiatan Pengenalan Wawasan Akademis Angkatan (Pawang), agar tidak dibekukan oleh pihak fakultas.
"Boleh kita lihat bersama dari pihak dekan maupun rektor mereka bersifat tertutup dan tidak mauengadakan forum terbuka dengan mahasiswa," ungkapnya.
Diakuinya walaupun sudah ketemu rektor, tapi pihak mahasiswa meminta diadakan forum terbuka tapi pihak rektor tidak mau.
"Kami sebagai mahasiswa banyak sekali yang akan kami sampaikan dan pihak rektorat tidak mau mendengarnya, satu diantara aspirasi yang akan kami sampaikan adalah dekan sudah mengambil keputusan sepihak," ujarnya.
Ditegaskannya lagi jika ratusan mahasiswa Fakultas Teknik tersebut akan bertahan sampai menemui mereka dan sampai dekan teknik turun dari jabatannya.
Karena menurut mahasiswa dekan turun adalah harga mati dari perjuangan mereka tersebut.
Mengenai ada tiga rekan mahasiswa fakultas teknik yang diskor akibat mengadakan kegiatan yang diluar jadwal fakultas, Wakil BEM tersebut menyebutkan jika mereka menduduki rektorat adalah memperjuangkan kegiatan kedepannya sehingga tidak terhambat oleh aturan dekan yang sepihak.
Untuk ketiga mahasiswa yang diskor tersebut statusnya sudah sebagai mahasiswa tidak aktif dan disampaikannya juga ketiga temannya bersikap profesional dan tidak melakukab aksi dan menerima sampai skorsing berakhir.
Ketika Tribun Pontianak ingin mengkonfirmasi kepada mahasiswa yang diskorsing, beberapa mahasiswa menuturkan jika ketiga temannya tidak mau ditemui wartawan, serta belum bisa memberikan keterangan.
Begitu juga dengan pihak Rektorat Untan, Tribun Pontianak belum bisa mengaksesnya untuk memintai keterangan.