Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Tito Ramadhani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Perhelatan Kompetisi Sains Madrasah (KSM) tahun 2016 telah resmi dibuka oleh Menteri Agama, Lukman Hakim Syaifudin di Pontianak Convention Center (PCC) Pontianak, Selasa (23/8/2016).
Ada yang menarik dari gelaran akbar Kementerian Agama kali ini. Terlihat maskot yang digunakan adalah burung Enggang Gading.
Burung endemik di wilayah Kalimantan ini, memang dijadikan maskot dalam gelaran KSM tahun 2016 ini, karena burung Enggang Gading atau yang biasanya juga disebut burung Rangkong ini, adalah fauna yang menjadi ciri khas dan maskot Provinsi Kalimantan Barat.
Koordinator Sekretariat KSM 2016, Seneng Sutyoso menguraikan, di antara beragam jenis burung Enggang, jenis Enggang Gading adalah yang paling terbesar ukurannya.
"Baik kepala, paruh dan tanduk yang menutupi bagian dahinya. Warna tanduknya merah pada bagian yang dekat dengan kepala dan kuning gading pada sisanya. Ciri ini yang memberikan namanya. Ekor sangat panjang sampai dua kali panjang tubuhnya," jelasnya, Rabu (24/8/2016).
Lanjut Seneng, sempat terjadi diskusi menarik saat Panitia KSM 2016, akan menggunakan burung Enggang sebagai maskot KSM 2016. Karena ada beragam jenis burung Enggang, di antaranya Enggang Gading dan Enggang Badak.
Sehingga, dibutuhkan waktu untuk melakukan riset. Pihaknya mengakui sempat bertukar pikiran dengan sejumlah sejarawan, budayawan serta tokoh adat, agar maskot yang digunakan nanti benar-benar sesuai dengan kearifan lokal Kalimantan Barat.
Burung Enggang Gading, menurut keterangannya mampu terbang kuat. Saat menghempaskan sayapnya, akan terdengar bunyi yang cukup kuat terdengar.
"Bertengger di pohon yang tinggi, burung ini sering menimbulkan suara yang ramai di tengah hutan," terang Seneng.
Makanan Enggang Gading adalah buah-buahan terutama buah beringin dan palem. Namun, burung ini juga tak jarang memakan serangga, tikus, kadal bahkan burung kecil.
Usai menjelaskan tentang burung Enggang Gading, Seneng akhirnya memaparkan makna dari digunakannya Enggang Gading sebagai maskot KSM 2016.
Seneng mengisahkan, masyarakat Dayak sangat menjunjung tinggi keberadaan dan kehidupan Burung Enggang. Oleh karena Burung Enggang dijadikan sebagai lambang kebesaran, perdamaian dan persatuan dalam kehidupan masyarakat Dayak.
Burung Enggang senantiasa digunakan dalam keseharian masyarakat Dayak, baik dalam bentuk patung, ukiran, lukisan, pakaian adat, rumah adat, balai desa, monumen maupun di pintu-pintu gerbang.
Enggang memiliki empat warna utama, yakni merah, putih, kuning dan hitam. Warna-warna ini, diyakini oleh masyarakat Dayak memiliki maknanya masing-masing.
Warna merah, merupakan lambang darah yang bermakna berani atau kekuatan. Sementara Putih, adalah lambang tulang yang bermakna suci dan bersih.
Kemudian warna Kuning, melambangkan daging, yang bermakna kemuliaan atau kebesaran. Selanjutnya warna Hitam, adalah lambang kulit, yang bermakna keuletan atau rajin.