TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Melewati momen Imlek, pengusaha Kalbar mempunyai cerita tersendiri.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kota Pontianak, Andreas Acui mengatakan Imlek baginya mempunyai makna sebagai intropeksi perjalanan setahun sebelumnya.
Ke depannya kata Acui, lebih ke menyusun langkah untuk harapan setahun mendatang.
Imlek bagi Acui juga menjadi momen untuk menjaga hubungan silaturahmi dan memperbaiki hubungan yang di masa lalu terasa kurang baik.
"Hari pertama umumnya kita berkunjung dan memberi hormat pada yang lebih tua atau yang dituakan, contohnya orangtua, bos, pimpinan, tokoh masyarakat dan pejabat," ujarnya kepada Tribunpontianak.co.id pada Senin (8/2/2016) malam.
Hari kedua Acui mengatakan silaturahmi dilanjutkan dengan mengunjungi teman atau menerima kunjungan teman. Saling menerima kunjungan akan berlangsung mulai dari hari ketiga hingga hari ke-15 atau perayaan Cap Goh Meh.
"Sementara proses saling berkunjung dan menjalin hubungan silahturahmi berjalan terus sambil menjalankan rutinitas sehari-hari sesuai masing masing profesi dan usaha,"ujarnya.
Sebagian warga Tionghoa, kata Acui, pada hari pertama Imlek beribadah di tempat yang sesuai agama yang dianutnya baik ke gereja, vihara, dan kelenteng.
Acui mengatakan sebagian warga Tionghoa pada pagi hari di hari pertama Imlek melakukan puasa daging, dan hanya makan vegetarian.
Ada juga tradisi pembagian angpau. "Momen ini juga pastinya kita membagikan Angpau pada orangtua, istri dan anak, kemudian juga kepada anak anak yang bertamu ke rumah," katanya.
Menurut Acui, angpau umumnya diberikan oleh anak yang sudah menikah kepada orangtuanya, atau anak yang sudah bisa memiliki penghasilan yang mandiri.
Berita-berita terkait perayaan Imlek di Kalbar bisa dibaca pada edisi cetak Tribun Pontianak, Rabu (10/2/2016).