Semangat Kebersamaan Lintas Wadah dan Generasi
Sejumlah organisasi hadir, termasuk PIKI, GAMKI, GKMI, dan PWKI, memperlihatkan semangat kebersamaan lintas wadah dan generasi.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Para pemimpin lembaga keumatan dan pimpinan ormas Kristen menggelar dialog di Aula Kana Gereja Kristen Kalimantan Barat.
Acara ini dipandu oleh Ketua DPD PIKI Kalimantan Barat, Drs. T.T.A. Nyarong, M.Si., yang dengan hangat menyapa satu per satu hadirin.
Sejumlah organisasi hadir, termasuk PIKI, GAMKI, GKMI, dan PWKI, memperlihatkan semangat kebersamaan lintas wadah dan generasi.
Kunjungan Dr. Daniel ke Pontianak sendiri berlangsung dalam rangka menjadi pembicara pada Rapat
Kerja Nasional (Rakernas) PGIW Kalimantan Barat, yang dipimpin oleh Ketua Panitia Dr.Agustinus Yan, S.Sos., M.Si. Dalam forum tersebut, ia membawakan materi bertema "Mahkamah Konstitusi, Masyarakat Adat, dan Ketahanan Pangan", mengupas peran Mahkamah Konstitusi dalam melindungi hak-hak masyarakat adat sekaligus memastikan ketersediaan pangan berkelanjutan sebagai bagian dari kedaulatan bangsa.
Di sela agenda Rakernas tersebut, Dr. Daniel meluangkan waktu untuk berdialog dengan para pemimpin
ormas Kristen.
Baca juga: REKOR Harga BBM Terbaru Sepanjang Agustus-September 2025 di SPBU Indonesia, Selisih Minyak Subsidi
Ia memulai pembicaraan bukan dengan kalimat kaku, melainkan dengan sapaan yang membuat peserta merasa dekat. Ia berbicara tentang makna konstitusi bukan sekadar teks hukum, tetapi sebagai living constitution, hidup di tengah masyarakat dan menyentuh kehidupan nyata warga negara.
Dalam dialog tersebut, Dr. Daniel menekankan beberapa poin penting, di antaranya:
- Pentingnya pembauran antaragama dan antarsuku sebagai wujud nyata toleransi, khususnya di
Bumi Khatulistiwa yang kaya akan keberagaman. Kerukunan tidak lahir dari sekadar slogan, tetapi
dari interaksi yang tulus dan saling menghargai. - Peran sentral orang tua dalam mendidik anak-anak. Ia mengingatkan agar jangan sampai kesibukan dan tuntutan pekerjaan membuat waktu untuk keluarga hilang, karena rumah tangga adalah
sekolah pertama yang membentuk karakter generasi penerus.
Saat sesi tanya jawab dibuka, tangan-tangan mulai terangkat.
Pertanyaan datang dari berbagai sudut pandang tentang tantangan kebangsaan, hak konstitusional minoritas, hingga peran Pancasila sebagai fondasi moral bangsa.
Setiap jawaban Dr. Daniel diiringi dengan kisah, analogi, dan penjelasan yang membuat konsep-konsep hukum terasa mudah dicerna.
Diskusi mengalir hangat. Ada senyum, ada anggukan setuju, ada pula momen hening ketika pemikiran mendalam sedang dipertimbangkan.
Semua menunjukkan bahwa forum ini bukan sekadar formalitas, tetapi ruang pertemuan hati dan pikiran untuk membangun bangsa.
Menjelang akhir rangkaian kegiatan, suasana terasa penuh energi positif.
Ada rasa bangga karena para peserta tidak hanya pulang dengan wawasan baru, tetapi juga dengan komitmen untuk menjaga nilai-nilai konstitusi dan menghidupkannya dalam pelayanan kepada masyarakat. (*)
Kapolres Kubu Raya Gelar Ngopi Bareng dan Dialog Interaktif, Secangkir Kopi Sejuta Aspirasi |
![]() |
---|
Pemkab Sanggau dan FKUB Perkuat Dialog Lintas Agama untuk Jaga Harmoni Daerah |
![]() |
---|
Gubernur Ria Norsan Imbau Warga Kalbar Jaga Kedamaian, Demokrasi sebagai Ruang Dialog |
![]() |
---|
HMI Cabang Mempawah Tolak Premanisme, Siap Kawal Iklim Investasi Kondusif |
![]() |
---|
Dialog Kebangsaan Kita Indonesia Teguhkan dalam Merawat Keberagaman |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.