Gerakan Fajar Nusantara

(Video) Tangis Andromeda saat Hujan Menembus Tenda Pengungsi Eks Gafatar

Penulis: Tito Ramadhani
Editor: Arief
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KUBU RAYA - Tangis Andromeda (3 bulan), pecah tatkala gemuruh hujan deras menerpa atap tenda yang melindunginya dari terik panas matahari, yang beberapa menit lalu memanaskan suhu tenda.

Hujan yang mengguyur tempat penampungan sementara 1.119 warga eks Gafatar, turun sekitar pukul 15.33 WIB. Tenda prajurit yang berbahan parasut, tak mampu membendung derasnya tekanan air hujan. Sehingga menyebabkan rembesan air mengalir hingga menembus dinding tenda.

Anak-anak dan wanita yang awalnya berbaring dibawah tenda kini harus berdiri atau agak merapat ke tengah. Karena velbed (tempat tidur lapangan yang biasa digunakan prajurit) harus dimiringkan atau bahkan ditimpakan ke Vedbed lainnya, agar air hujan yang menetes dan merembes, tak membasahi velbed.

"Supaya bisa digunakan buat anak saya tidur nanti malam," ungkap Doni (30), satu di antara pengungsi warga eks Gafatar dari Mempawah usai berbincang dengan Pangdam XII/ Tanjungpura, Mayjen TNI Agung Risdhianto saat menjenguk kondisi warga, Rabu (20/1/2016).

Doni merupakan warga pendatang di Mempawah sejak sebulan lalu. Dari tempat asalnya di Bantul, ia beserta istrinya, Fitri (25) serta satu putranya, Andromeda (3 bulan) berniat mengadu nasib ke tanah Kalimantan.

Istrinya tampak memindahkan Andromeda yang terus menangis digendongannya, tatkala hujan semakin deras. Tetesan air bahkan menembus celah-celah atap dan merembes di dinding tenda, yang dibangun tepat didepan gedung dua lantai tempat penampungan sementara pengungsi.

Berita Terkini