Ragam Hayati Jadi Kekuatan, Yayasan Kolase Ajak Publik Kawal Satwa Liar

Menurut Rizal, kerusakan ekosistem di Kalimantan Barat sudah semakin masif dan memengaruhi keseimbangan lingkungan.

Penulis: Ayu Nadila | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Ayu Nadila
MEDIA GATHERING - Co-Founder Yayasan Kolase, Rizal Daeng (Kiri) saat memberikan cenderamata kepada salah satu Narasumber Dosen Bidang Konservasi Fakultas Kehutanan Untan, Harry Prayogo ( Kanan), Minggu 24 Agustus 2025. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Yayasan Kolase menggelar Media Gathering bertema “Kawal Ragam Hayati, Lestarikan Tumbuhan dan Satwa Liar” di Rumah Budaya, Kampung Caping, Minggu 24 Agustus 2025.

 Acara ini bertujuan mengampanyekan pentingnya menjaga kelestarian ekosistem di Kalimantan Barat.

Co-Founder Yayasan Kolase, Rizal Daeng atau nama lengkapnya Andi Fachrizal, menegaskan bahwa keragaman hayati merupakan kekuatan penting yang harus dijaga.

"Tema besar kita itu adalah ragam hayati kekuatan kita. Ragam hayati ini, kalau etimologinya, adalah variasi kehidupan dalam satu ekosistem yang sangat berdampak kepada kehidupan manusia," ujarnya kepada tribunpontianak.co.id.

Menurut Rizal, kerusakan ekosistem di Kalimantan Barat sudah semakin masif dan memengaruhi keseimbangan lingkungan.

"Kita bisa ambil contoh banjir, bencana hidrometeorologi yang terjadi akhir-akhir ini, itu dipengaruhi oleh ulah manusia yang kemudian mempercepat terjadinya perubahan iklim," katanya.

Selain itu, Yayasan Kolase juga mengangkat subtema “Lepor Orang Utan, Kawal Jangan Sampai Dijual” yang selaras dengan peringatan Hari Orangutan Sedunia.

Baca juga: Cegah Peredaran Uang Palsu, Bank Indonesia Gencar Edukasi Masyarakat Kalbar

"Pesannya adalah kita punya tugas, jurnalis bertugas untuk mengawal keberadaan orangutan kita. Jangan sampai anak cucu di kemudian hari hanya melihat fotonya saja, sementara mereka sudah tidak ada di hutan," tegas Rizal.

Ia menambahkan, ekosistem memiliki keterkaitan yang erat antara hutan, sungai, dan kota.

"Ketika hutan rusak, ini akan berdampak pada sungai-sungai, kemudian bergerak dinamis sampai ke kota. Sungailah yang mempertemukan antara hutan dengan kota," jelasnya. (*)

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved