Nada Ceritakan Kemudahan Dalam Manfaatkan Program JKN

Selain kemudahan administratif, Qatrunnada juga mengapresiasi alur layanan kesehatan di Puskesmas yang menurutnya berjalan dengan lancar.

Penulis: Mirna Tribun | Editor: Mirna Tribun
DOK BPJS SINTANG
PENGALAMAN - Qatrunnada Putri salah satu warga Pontianak yang bekerja di Kabupaten Sintang sebagai Pegawai Negeri Sipil mengungkapkan pengalamannya yang positif dalam menggunakan layanan BPJS Kesehatan. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG – Kemudahan akses layanan kesehatan melalui Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang di selenggarakan BPJS Kesehatan terus dirasakan oleh masyarakat, terutama generasi muda yang hidup mandiri jauh dari keluarga.

Salah satu warga Pontianak yang bekerja di Kabupaten Sintang sebagai Pegawai Negeri Sipil, Qatrunnada Putri (28), mengungkapkan pengalamannya yang positif dalam menggunakan layanan BPJS Kesehatan.

Menurut Qatrunnada, salah satu hal yang paling membantunya adalah kemudahan dalam mengakses pemeriksaan kesehatan tanpa harus didampingi wali.

“Karena saya jauh dari orang tua, saya bisa periksa ke Puskesmas sendiri tanpa harus ada wali. Prosesnya juga dipermudah. Dulu saya masih ditanggung orang tua, sekarang sudah ditanggung oleh tempat kerja. Proses pindah faskesnya juga gampang, cukup lewat aplikasi Mobile JKN saja, satset. Setelah itu saya langsung bisa periksa ke Puskesmas,” ujarnya.

Selain kemudahan administratif, Qatrunnada juga mengapresiasi alur layanan kesehatan di Puskesmas yang menurutnya berjalan dengan lancar.

Mulai dari proses pendaftaran hingga bertemu dokter, ia tidak mengalami kendala yang berarti.

Baca juga: Alur Rujukan dalam JKN, Mengapa Harus Dimulai dari FKTP?

Hal ini menurutnya menunjukkan bahwa sistem pelayanan BPJS Kesehatan telah berjalan dengan baik di tingkat fasilitas kesehatan primer.

“Manfaat BPJS Kesehatan bukan cuma saya yang rasakan, tapi juga kedua orang tua saya yang punya gangguan jantung. Waktu pandemi COVID-19 kemarin, layanannya tetap cepat dan tanggap, terutama pas kondisi darurat. Setiap subuh orang tua saya sering sesak napas, jadi kami langsung ke IGD rumah sakit di Pontianak, dan langsung dilayani,” ujar Nada.

Nada juga menjelaskan bahwa kedua orang tuanya secara rutin menjalani pemeriksaan jantung setiap enam bulan sekali, termasuk rekam jantung dan elektrokardiogram (EKG).

Seluruh layanan tersebut sepenuhnya ditanggung oleh BPJS Kesehatan tanpa biaya tambahan, sehingga tidak pernah ada pengeluaran pribadi selama proses pengobatan berlangsung.

“Berdasarkan pengalaman saya dan keluarga yang sejauh ini sangat baik, saya berharap layanan BPJS Kesehatan dapat terus ditingkatkan ke depannya. Saya juga berharap seluruh peserta, termasuk yang ditanggung oleh pemerintah, dapat merasakan pelayanan kesehatan yang optimal dan merata,” ujar Nada.

Pernyataan tersebut mencerminkan harapan masyarakat terhadap keberlanjutan dan peningkatan kualitas layanan BPJS Kesehatan di masa mendatang.

Dengan pengalaman langsung yang dirasakan baik oleh individu maupun keluarganya, Nada menilai pentingnya pemerataan akses layanan kesehatan, terutama bagi kelompok masyarakat yang paling membutuhkan.

Baca juga: Capaian Nyata BPJS Kesehatan, Bukti Pemerataan Layanan Program JKN Hingga ke Pedalaman

Keberhasilan Program JKN tidak hanya diukur dari jumlah peserta, tetapi juga dari seberapa meratanya manfaat layanan yang diterima oleh seluruh lapisan masyarakat.

“Pengalaman saya dan banyak orang lain menunjukkan bahwa sistem Jaminan Kesehatan Nasional melalui BPJS Kesehatan berjalan efektif. Kemudahan akses layanan, minim hambatan administratif, dan respons cepat saat darurat membuktikan bahwa transformasi digital dan perbaikan pelayanan terus membuahkan hasil. Ini memberi harapan besar bagi masyarakat, terutama yang ditanggung pemerintah, agar bisa mendapatkan layanan kesehatan yang layak,” ujar Nada.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved