Ragam Contoh

HAMPIR Disita Belanda, Inilah Sejarah Bendera Merah Putih yang Akhirnya Berkibar

Salah satu kisah bersejarah yang jarang diketahui adalah tentang Bendera Merah Putih yang pernah dibelah demi menghindari penyitaan oleh Belanda

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Generated by AI Gemini
KEMERDEKAAN - Foto hasil olahan Artificial Intelligence (AI) Bendera Merah Putih pertama itu, kemudian dikenal sebagai Bendera Pusaka, harus diselamatkan saat Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda pada 19 Desember 1948. Presiden Soekarno menyerahkannya kepada ajudan setianya, Husein Mutahar. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID- Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia, mengingat kembali sejarah bangsa menjadi cara untuk menumbuhkan rasa syukur dan patriotisme. 

Salah satu kisah bersejarah yang jarang diketahui adalah tentang Bendera Merah Putih yang pernah dibelah demi menghindari penyitaan oleh Belanda.

Kisah ini bermula pada masa pemerintahan militer Jepang di Indonesia. Pada 7 September 1944, Jepang melalui Dai Nippon mengumumkan rencana kemerdekaan Indonesia. 

Pengumuman ini memberi angin segar bagi para tokoh bangsa untuk mulai mempersiapkan simbol-simbol negara.

Lima hari kemudian, pada 12 September 1944, Chuuoo Sangi In dewan penasihat bentukan Jepang menggelar sidang informal yang dipimpin oleh Ir. Soekarno. 

Agenda utamanya adalah menetapkan bendera dan lagu kebangsaan Indonesia. Dalam sidang tersebut disepakati bahwa bendera nasional adalah Merah Putih dengan rasio panjang dan lebar 3:2, mengikuti ukuran bendera Jepang.

10 Ide Lomba 17 Agustus 2025 untuk Bapak-Bapak, Seru, Lucu, dan Bikin Kompak di HUT ke-80 RI

Bahan yang dipilih untuk membuat bendera adalah kain katun halus jenis primissima, biasanya digunakan untuk batik tulis kelas atas. 

Namun, pada masa itu, bahan kain sangat langka. Di sinilah peran Fatmawati, istri Soekarno, menjadi penting. 

Dengan dukungan Hitoshi Shimizu, pimpinan propaganda Jepang, melalui seorang pemuda bernama Chairul Basri, dua potong kain merah dan putih asal Jepang berhasil diperoleh pada Oktober 1944. Fatmawati kemudian menjahit kain tersebut menjadi Bendera Merah Putih pertama yang akan digunakan pada momen kemerdekaan.

Namun, pada masa-masa genting setelah proklamasi, ketika Belanda berusaha kembali menguasai Indonesia, bendera tersebut sempat dibelah menjadi dua bagian merah dan putih untuk menghindari penyitaan. 

Langkah ini diambil sebagai upaya melindungi simbol kemerdekaan yang memiliki makna besar bagi bangsa Indonesia.

Kisah bendera yang dibelah ini menjadi pengingat bahwa kemerdekaan tidak hanya diperjuangkan di medan pertempuran, tetapi juga lewat pengorbanan untuk menjaga simbol-simbol kedaulatan negara.

Diselamatkan dengan Cara Tak Biasa

Bendera Merah Putih pertama itu, kemudian dikenal sebagai Bendera Pusaka, harus diselamatkan saat Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda pada 19 Desember 1948. Presiden Soekarno menyerahkannya kepada ajudan setianya, Husein Mutahar.

Dengan risiko tinggi, Mutahar memutuskan membongkar jahitan bendera, memisahkan kain merah dan putih agar tak tampak mencolok.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved