Breaking News

Berita Viral

Demi "Emas" di Sungai Eufrat, Warga Raqqa Rela Menggali Siang-Malam Meski Ilmuwan Bilang Itu Pirit

Fenomena ini berubah menjadi "demam emas", yang memicu lonjakan harga peralatan tambang dan maraknya calo di desa-desa sekitar. 

YouTube AC Jurnalistik Muslim
SUNGAI EUFRAT - Foto ilustrasi hasil olah YouTube AC Jurnalistik Muslim, Kamis 7 Agustus 2025, memperlihatkan Sungai Eufrat. Puluhan warga pedesaan di Raqqa, Suriah, menggantungkan harapan pada gundukan tanah berkilau yang muncul ketika Sungai Eufrat menyusut drastis. 

Mereka mengaitkan kejadian ini dengan hadis Nabi Muhammad SAW yang menyebutkan bahwa menjelang kiamat, Eufrat akan menyusut dan menyingkap gunung emas yang menjadi rebutan manusia.

Narasi ini menyebar luas seiring dengan penyusutan sungai yang drastis dan munculnya tanah berkilau. 

“Kami percaya, mungkin inilah saatnya gunung emas itu muncul,” kata seorang warga, seraya tetap menggali penuh harapan.

Ulama Suriah, Asaad al-Hamdani, mengingatkan agar masyarakat tidak langsung mengaitkan peristiwa ini dengan nubuat. 

“Hadis itu sahih, tetapi kita perlu memahami konteksnya secara mendalam. Jangan sampai tergesa-gesa menyimpulkan tanda kiamat hanya dari peristiwa geologis seperti ini,” ujarnya kepada Shafaq News.

Ia menekankan pentingnya membedakan antara fenomena keimanan dan sains, serta menyerukan agar masyarakat tetap bijak menyikapi situasi yang berkembang.

Bagaimana Kondisi Sungai Eufrat Saat Ini?

Sungai Bersejarah yang Terancam

Sungai Eufrat adalah salah satu sungai terbesar dan paling bersejarah di Asia Barat Daya, membentang dari Turki, melintasi Suriah hingga Irak. 

Bersama Tigris, sungai ini membentuk sistem sungai utama di Timur Tengah.

Namun dalam beberapa tahun terakhir, Eufrat mengalami penyusutan parah. 

Penyebabnya beragam, mulai dari pembangunan bendungan di hulu sungai di Turki, perebutan hak air lintas negara, hingga perubahan iklim dan kekeringan yang berkepanjangan.

Sungai ini dulunya menjadi pusat peradaban Mesopotamia, dan kini, di tengah krisis air dan iklim, menyimpan narasi baru yang memadukan sains, mitos, dan harapan manusia akan kehidupan yang lebih baik.

Siapa yang Bertanggung Jawab Mengatur Fenomena Ini?

Tidak Ada Pengawasan dari Otoritas

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved