Pendaki Meninggal Dunia

Kronologi Pendaki Meninggal Disambar Petir di Gunung Bawang Bengkayang

I Made Junetra, menjelaskan bahwa pencarian dilakukan dengan metode ESAR (Explore Search and Rescue) dalam radius 1,5 kilometer dari lokasi kejadian.

Penulis: Tri Pandito Wibowo | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Istimewa
PENDAKI MENINGGAL DUNIA - TIM Sar melakukan evakuasi pendaki yang tersesat saat meminta pertolongan, di Gunung Bawang, Kecamatan Sungai Betung, Kabupaten Bengkayang, Minggu, 3 Agustus 2025. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, BENGKAYANG - Cuaca ekstrem yang melanda kawasan Gunung Bawang, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, menyebabkan insiden tragis menimpa tujuh orang pendaki.

Satu orang pendaki bernama Alponso Buncung dilaporkan meninggal dunia akibat tersambar petir, sementara tiga rekannya sempat tersesat saat mencari bantuan.

Warga Dusun Sengkabang, Anggu Perman, mengungkapkan bahwa saat kejadian, Alponso Buncung tengah melakukan pendakian bersama enam rekannya di kawasan Gunung Bawang, Kabupaten Bengkayang.

Mereka terjebak cuaca buruk hingga akhirnya Alponso tersambar petir dan meninggal di tempat sekitar pukul 04.00 WIB, pada Sabtu, 2 Agustus 2025.

"Setelah kejadian, tiga orang temannya Ali, Agil, dan Yolen segera turun dari gunung untuk meminta pertolongan ke kaki gunung, tepatnya ke Dusun Sengkabang, Desa Suka Bangun," ujar Anggu, saat dikonfirmasi TribunPontianak.co,id pada Minggu, 3 Juli 2025 siang.

Namun, lanjutnya, karena medan yang sulit dan kabut tebal, ketiganya justru tersesat ke arah Riam Madi, yang bukan jalur menuju awal pendakian dan pemukiman warga.

Sementara itu, tiga pendaki lainnya, yakni Jailani, Ega, dan Fadhila, memilih tetap berada di lokasi kejadian untuk menjaga jenazah Alponso.

Baca juga: BREAKING NEWS - Mahasiswa Pontianak Tewas Terjebak Cuaca Ekstrem di Gunung Bawang Bengkayang

Ketiganya juga berupaya menghubungi rekannya di Desa Sungai Betung melalui sambungan telepon seluler, meski kondisi sinyal di puncak Gunung Bawang tidak stabil.

"Beberapa titik memang ada sinyal, tapi sering hilang-timbul. Mereka coba menghubungi rekannya di bawah untuk meminta bantuan," kata Anggu.

Sekitar pukul 10.00 WIB, informasi tentang kejadian tersebut akhirnya diterima oleh rekan korban yang tidak ikut mendaki. Kemudian rekan korban melapor ke perangkat Desa Sungai Betung.

"Sekitar pukul 11.00 WIB, setelah kami mendapatkan informasi yang cukup, warga langsung naik ke gunung untuk memastikan kabar tersebut," ujar Anggu.

Tim evakuasi warga berhasil mencapai lokasi kejadian sekitar pukul 15.00 WIB. Setelah memastikan kondisi korban, mereka langsung melakukan proses evakuasi dengan cara menandu jenazah menuruni jalur curam dan terjal.

Evakuasi dilakukan dengan penuh kehati-hatian mengingat medan yang berat dan waktu yang semakin gelap. Proses evakuasi dimulai pukul 17.00 WIB dan baru selesai sekitar pukul 03.00 WIB dini hari, Minggu 3 Agustus 2025, ketika jenazah berhasil dibawa ke Desa Suka Bangun.

Sementara itu, Ali, Agil, dan Yolen yang sempat tersesat, akhirnya ditemukan oleh tim SAR gabungan pada pukul 08.15 WIB.

Kepala tim SAR, I Made Junetra, menjelaskan bahwa pencarian dilakukan dengan metode ESAR (Explore Search and Rescue) dalam radius 1,5 kilometer dari lokasi kejadian.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved