Berita Viral

Jejak Kecerdasan Manusia Purba Neanderthal, Pabrik Lemak 120.000 Tahun Lalu di Tepi Danau Jerman

Sekitar 120.000 fragmen tulang dan ribuan alat batu menjadi saksi atas kecanggihan ini. 

YouTube Mata Ketiga
MANUSIA PURBA - Foto ilustrasi hasil olah YouTube Mata Ketiga, Kamis 31Juli 2025, memperlihatkan manusia purba Neanderthal membangun sistem mirip "pabrik" untuk mengekstrak lemak dari tulang hewan secara masif Di Neumark-Nord, Jerman. Sekitar 120.000 fragmen tulang dan ribuan alat batu menjadi saksi atas kecanggihan ini. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Di balik gambaran klasik manusia purba yang hidup seadanya, penelitian terbaru justru mengungkap sisi lain Neanderthal yang penuh perencanaan dan kerja kolektif. 

Di Neumark-Nord, Jerman, ditemukan bukti bahwa mereka membangun sistem mirip "pabrik" untuk mengekstrak lemak dari tulang hewan secara masif. 

Sekitar 120.000 fragmen tulang dan ribuan alat batu menjadi saksi atas kecanggihan ini. 

Prosesnya melibatkan penghancuran tulang dengan palu batu dan perebusan selama berjam-jam demi mendapatkan sumber kalori utama dari sumsum. 

Peneliti menduga mereka bahkan mencampurkan bahan nabati seperti buah dan kacang ke dalam kaldu lemak. 

“Ini bukan tindakan acak untuk bertahan, tetapi bagian dari strategi cerdas,” ujar arkeolog Wil Roebroeks. 

Temuan ini membantah anggapan lama bahwa Neanderthal sekadar makhluk primitif tanpa daya pikir kompleks.

Indonesia Siaga Tsunami Akibat Gempa Dahsyat Rusia, Warga Pesisir Diimbau Segera Mengungsi

[Cek Berita dan informasi berita viral KLIK DISINI]

Apa yang Terjadi di Neumark-Nord, Jerman?

Di tepi sebuah danau purba di wilayah yang kini menjadi Jerman tengah, tepatnya di situs arkeologi Neumark-Nord, ditemukan bukti luar biasa mengenai cara hidup manusia purba Neanderthal

Temuan ini bukan hanya soal alat batu atau tulang belulang, melainkan jejak dari sebuah sistem kerja kolektif yang menyerupai pabrik pengolahan lemak zaman batu.

Sekitar 120.000 fragmen tulang hewan dan 16.000 alat batu berhasil dikumpulkan dari penggalian di daerah tersebut. 

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science Advances mengungkapkan bahwa Neanderthal tidak hanya berburu dan makan daging, tetapi juga mengembangkan teknik untuk mengekstrak lemak dari tulang secara sistematis, sebuah strategi yang mencerminkan kecerdasan dan kemampuan organisasi tingkat tinggi.

"Pandangan bahwa Neanderthal bodoh, ini adalah bukti lain yang membantah anggapan tersebut," ujar Wil Roebroeks, arkeolog dari Universitas Leiden, Belanda, yang juga penulis utama studi ini.

Mengapa Neanderthal Mengekstrak Lemak dari Tulang?

Bagaimana Proses Ekstraksi Lemak Ini Dilakukan?

Neanderthal diketahui menghancurkan tulang-tulang besar menggunakan palu batu, kemudian merebusnya selama berjam-jam untuk mengekstrak lemak. 

Lemak yang terkumpul di permukaan air kemudian disaring dan kemungkinan dikonsumsi dalam bentuk kaldu berlemak.

Teknik ini menunjukkan lebih dari sekadar kemampuan teknis. 

Ada proses perencanaan, distribusi kerja, dan pengelolaan sumber daya. 

Hal itu terlihat dari penggunaan area khusus yang menunjukkan jejak api, serta bukti bahwa bangkai hewan tidak langsung dikonsumsi, melainkan diproses secara bertahap.

“Mereka bukan sekadar bertahan hidup dari hari ke hari, tetapi adalah perencana ulung yang dapat mengatur tugas-tugas kompleks dan memaksimalkan setiap kalori dari lingkungan,” jelas Geoff Smith, ahli zooarkeologi dari Universitas Reading, Inggris.

Tetap Bedah di Tengah Gempa, Keteguhan Dokter Kamchatka Jadi Sorotan Dunia

Mengapa Lemak Penting Bagi Kelangsungan Hidup Neanderthal?

Apa Risiko Terlalu Banyak Konsumsi Protein?

Neanderthal diperkirakan memiliki berat badan antara 50 hingga 80 kilogram. 

Untuk bertahan hidup, mereka perlu menjaga konsumsi protein di bawah batas tertentu, sekitar 300 gram per hari. 

Melebihi jumlah itu dapat menyebabkan keracunan protein, suatu kondisi serius yang dikenal juga sebagai rabbit starvation atau mal de caribou.

Oleh karena itu, lemak menjadi sumber energi penting. Daging otot hewan, terutama saat musim dingin atau ketika hewan kekurangan gizi, mengandung sedikit lemak. 

Sebaliknya, sumsum tulang tetap menjadi cadangan kalori yang konsisten.

“Ini bukan hanya soal kelangsungan hidup, tetapi strategi cerdas untuk menjaga keseimbangan nutrisi,” tulis para peneliti dalam laporannya.

Apa Saja Makanan Pendamping yang Dikonsumsi Neanderthal?

Apakah Mereka Hanya Makan Daging dan Lemak?

Fakta menarik lainnya datang dari penemuan sisa-sisa tumbuhan hangus di lokasi penggalian. 

Para arkeolog menemukan jejak kacang hazel, biji ek, dan buah plum sloe, menunjukkan bahwa Neanderthal kemungkinan mencampurkan bahan nabati ke dalam rebusan tulang atau konsumsi mereka sehari-hari.

Geoff Smith memperkirakan mereka menggunakan wadah dari kulit kayu, kulit binatang, atau bahkan lambung hewan untuk merebus air dan tulang. 

Hal ini membuka kemungkinan bahwa Neanderthal memiliki pemahaman terhadap rasa, tekstur, dan nilai gizi yang lebih kompleks dari yang selama ini diasumsikan.

Apa Arti Temuan Ini bagi Pemahaman Kita tentang Neanderthal?

Benarkah Neanderthal Hanya Makhluk Purba Primitif?

Penelitian ini mematahkan stereotip lama tentang Neanderthal sebagai makhluk yang primitif, impulsif, dan tidak mampu berpikir strategis. 

Sebaliknya, mereka adalah manusia yang mampu merancang sistem kerja, memahami prinsip nutrisi, serta memiliki hubungan mendalam dengan lingkungannya.

Selama sekitar 300 tahun, komunitas Neanderthal di Neumark-Nord tidak hanya bertahan hidup, tapi juga mengelola sumber daya secara kolektif dan efisien. 

Bukti ini menunjukkan bahwa kecerdasan manusia telah berkembang jauh sebelum munculnya Homo sapiens modern.

Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Neanderthal?

Jejak peradaban Neanderthal di Jerman membuka jendela baru pada masa lalu manusia. 

Mereka tidak hanya berburu, tetapi memproses, mengelola, dan memanfaatkan setiap bagian hewan secara maksimal. 

Lemak, yang mungkin kita anggap sepele hari ini, menjadi sumber kehidupan bagi mereka.

Mereka adalah saksi sejarah bahwa kemampuan berpikir strategis, kerja sama, dan inovasi bukan hanya milik manusia modern, tetapi telah menjadi bagian dari perjalanan panjang spesies manusia sejak puluhan ribu tahun lalu.

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul 125.000 Tahun Lalu, Manusia Purba Sudah Punya "Pabrik" di Jerman

• Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
• Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved