Wagub Krisantus: Kalbar Kaya SDA, Tapi Rakyat Masih Miskin, Kita Seperti Tikus Mati di Lumbung Padi

Menurutnya itu adalah indikator kemiskinan yang ada di Kalbar dan tidak sejalan dengan cita-cita para pendiri bangsa.

Penulis: Peggy Dania | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Peggy Dania
PELANTIKAN ALUMNI LEMHANNAS - Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Krisantus Kurniawan saat menyampaikan sambutannya dalam pelantikan Dewan Pengurus Daerah Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas Kalbar, Jumat 25 Juli 2025. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK – Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Krisantus Kurniawan, mengungkapkan keprihatinannya atas ketimpangan antara kekayaan sumber daya alam (SDA) Kalbar dan kondisi masyarakat di lapangan yang dinilainya masih banyak hidup dalam kemiskinan.

Hal itu disampaikannya saat menghadiri pelantikan DPD IKAL Lemhannas Kalbar, Jumat 25 Juli 2025.

Di hadapan para alumni Lemhannas, ia mengingatkan kembali amanat konstitusi dan Pancasila sebagai dasar pijakan dalam pengelolaan kekayaan negara.

“Salah satu sila Pancasila adalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Di Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 cabang-cabang produksi yang penting dikuasai oleh negara, bumi, air, udara, serta kekayaan alam lainnya yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat,” ucap Krisantus.

Ia menyebut Kalbar memiliki kekayaan alam yang luar biasa. Berbagai jenis logam, mulai dari bijih besi, pasir kuarsa, pasir silika, batu bara, uranium, emas hingga intan, semua ada di Kalimantan Barat.

“Logam yang saya saja tidak hafal namanya, itu pun ada di Kalbar. Potensi lahan pertanian, perkebunan, sangat luas. Luas Kalbar itu 1,11 kali pulau Jawa, investasi, ada seribu lebih perusahaan perkebunan dan perusahaan tambang di Kalbar,” katanya.

Namun, kondisi di lapangan jauh dari harapan. Krisantus mengaku masih banyak menjumpai wilayah-wilayah di pedalaman yang belum menikmati infrastruktur layak.

“Ketika saya sampai ke kampung, saya nyebrang sungai. Saya menyusun papan di roda mobil tersebut agar tidak jatuh ke sungai. Bahkan sering kali harus nyebrang sungai tanpa melewati jembatan. Di seberangnya sudah menunggu sebuah ekskavator. Menjemput mobil yang saya tumpangi, kemudian sampai di kampung, rakyat masih miskin. Proposal masih bergentayangan,” tambahnya. 

Baca juga: Ketua DPD IKAL Kalbar: Alumni Lemhannas Harus Bangkit, Kalbar Tak Kekurangan Figur Pemimpin

Menurutnya itu adalah indikator kemiskinan yang ada di Kalbar dan tidak sejalan dengan cita-cita para pendiri bangsa.

“Pasal 33 UUD 1945 itu belum dilaksanakan secara murni dan konsekuen di negara ini. Ini yang membuat saya selalu keras ngomong. Saya ingin alumni Lemhannas ini memberikan masukan kepada saya, membantu saya menuangkan pemikiran. Bagaimana kita merubah kondisi ini,” ujarnya.

Wagub menggambarkan kondisi Kalbar seperti daerah yang kaya tapi tidak berdaya atas kekayaan sendiri.

“Kita sekarang seperti tikus mati di lumbung padi. Di tengah keberlimpahan kekayaan SDA, SDA kita diangkut begitu saja,” tegasnya.

Krisantus bahkan menyebut secara terang-terangan bahwa Kalbar saat ini menjadi sarang mafia.

“Jadi kasarnya saya ngomong, Kalimantan Barat ini sarang mafia. Mari kita berantas bersama. Mafia-mafia yang mengerus sumber daya alam, kekayaan alam Kalbar,” kata dia.

Krisantus mengungkapkan langkah untuk memberantas para mafia-mafia tersebut adalah harus adanya kolaborasi semua pihak.

"Ini harus kolaborasi semua pihak, tidak mampu saya sendiri,  ini tugas spesifik aparat penegak hukum. Kita serahkan kepada aparat penegak hukum, kita dukung bagaimana upaya penegakan hukum di Provinsi Kalbar," pungkasnya. (*)

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved