Soal Kelas 12

50 SOAL TKA Kimia Kelas 12 SMA/MA/SMK Lengkap Kunci Jawaban Soal Ujian Tes Kompetensi Akademik Kimia

Ada 40 contoh soal Kimia yang dirangkum dalam artikel ini sebagai bahan belajar menghadapi ujian Tes Kompetensi Akadamik atau TKA.

Editor: Syahroni
Generate by AI :Gemini
SOAL KIMIA - Foto dibuat dengan kecerdasan buatan AI, Senin 21 Juli 2025. Seorang anak tengah belajar Kimia dibimbing seorang guru dalam laboratorium. 

18. Unsur-unsur periode ketiga yang bersifat pereduksi paling kuat adalah ….
a. Na
b. Cl
c. Mg
d. Al
e. Si

Jawab : a . Na
Pembahasan:
urutan unsur periode = 3
Na, Mg, Al, Si, P, S, Cl, Ar.
reduktor kuat

19. Logam magnesium dapat dibuat melalui reaksi ….
a. reduksi MgCl 2 dengan TiCl 2
b. reduksi MgO dengan karbon
c. Pemanasan MgCO 3 sampai suhu 400° C
d. elektrolisis lelehan MgCl 2
e. elektrolisis larutan MgSO 4

Jawab : d . elektrolisis lelehan MgCl 2
Pembahasan:
Logam magnesium dapat dibuat melalui elektrolisis lelehan MgCl 2

20. Diketahui beberapa sifat unsur:
1. pada umumnya senyawanya berwarna
2. sebagai unsur bebas bersifat racun senyawa
3. sukar bereaksi dengan unsur lain
4. sangat reaktif, sehingga terdapat di alam sebagai senyawa
5. dengan basa kuat memberikan reaksi autoredoks
Yang merupakan sifat unsur halogen adalah ....
a. 1-2-3
b. 1-3-5
c. 2-3-4
d. 2-4-5
e. 3-4-5

Jawab : d . 2-4-5

20 Soal Esai dan Jawaban Kimia Kelas 12

Bagian 1: Sifat Koligatif Larutan

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan sifat koligatif larutan! Mengapa sifat ini hanya bergantung pada jumlah partikel zat terlarut, bukan jenisnya?
Jawaban:
Sifat koligatif larutan adalah sifat-sifat fisik larutan yang hanya bergantung pada jumlah (konsentrasi) partikel zat terlarut, dan tidak bergantung pada jenis atau identitas kimia zat terlarut tersebut. Sifat ini muncul karena adanya interaksi antara partikel zat terlarut dengan pelarut, yang memengaruhi kemampuan pelarut untuk melakukan fungsi fisiknya (misalnya menguap atau membeku). Mengapa hanya bergantung pada jumlah partikel? Karena sifat-sifat ini berkaitan dengan gangguan yang ditimbulkan oleh kehadiran partikel zat terlarut terhadap struktur atau mobilitas molekul pelarut. Baik molekul gula maupun ion garam, jika jumlahnya sama, akan memberikan "gangguan" yang serupa pada pelarut, sehingga memengaruhi sifat fisik pelarut secara proporsional.

2. Sebutkan dan jelaskan empat jenis sifat koligatif larutan!
Jawaban: Empat jenis sifat koligatif larutan adalah:

  • Penurunan Tekanan Uap (ΔP): Penurunan tekanan uap jenuh pelarut ketika ditambahkan zat terlarut non-volatil. Partikel zat terlarut menghalangi molekul pelarut untuk menguap, sehingga tekanan uap di atas larutan lebih rendah dari pelarut murni.
  • Kenaikan Titik Didih (ΔTb): Kenaikan titik didih larutan dibandingkan titik didih pelarut murninya. Penurunan tekanan uap berarti larutan memerlukan energi termal lebih besar (suhu lebih tinggi) untuk mencapai tekanan uap sama dengan tekanan atmosfer, sehingga titik didihnya naik.
  • Penurunan Titik Beku (ΔTf): Penurunan titik beku larutan dibandingkan titik beku pelarut murninya. Partikel zat terlarut menghalangi molekul pelarut untuk membentuk struktur kristal padat, sehingga diperlukan suhu yang lebih rendah agar pembekuan terjadi.
  • Tekanan Osmotik (π): Tekanan yang dibutuhkan untuk menghentikan aliran pelarut murni melalui membran semipermeabel menuju larutan yang memiliki konsentrasi zat terlarut lebih tinggi. Ini adalah tekanan yang melawan kecenderungan pelarut untuk berpindah dari konsentrasi tinggi ke rendah melalui osmosis.

3. Apa perbedaan utama antara larutan elektrolit dan non-elektrolit dalam kaitannya dengan sifat koligatif? Mengapa larutan elektrolit memberikan efek yang lebih besar?
Jawaban:
Perbedaan utamanya terletak pada kemampuan mereka terionisasi dalam larutan:

  • Larutan Non-Elektrolit: Zat terlarutnya tidak terurai menjadi ion-ion ketika larut dalam pelarut (misalnya gula, urea). Setiap molekul zat terlarut hanya menghasilkan satu partikel dalam larutan.
  • Larutan Elektrolit: Zat terlarutnya terurai menjadi ion-ion ketika larut dalam pelarut (misalnya NaCl terurai menjadi Na$^+$ dan Cl$^-$). Setiap unit formula zat terlarut dapat menghasilkan dua atau lebih partikel (ion) dalam larutan.
  • Larutan elektrolit memberikan efek sifat koligatif yang lebih besar dibandingkan larutan non-elektrolit dengan konsentrasi molal yang sama. Hal ini karena sifat koligatif bergantung pada jumlah partikel. Larutan elektrolit menghasilkan lebih banyak partikel (ion) per mol zat terlarut dibandingkan larutan non-elektrolit yang hanya menghasilkan satu molekul per mol. Efek ini dihitung menggunakan faktor van't Hoff (i), yang merupakan jumlah ion yang dihasilkan per molekul zat elektrolit.

4. Jelaskan fenomena osmosis dan peran membran semipermeabel di dalamnya! Berikan contoh penerapannya dalam biologi.
Jawaban:

Osmosis adalah peristiwa perpindahan molekul pelarut (umumnya air) dari larutan dengan konsentrasi zat terlarut yang lebih rendah (atau pelarut murni) ke larutan dengan konsentrasi zat terlarut yang lebih tinggi, melalui membran semipermeabel. Perpindahan ini terjadi hingga tercapai kesetimbangan konsentrasi atau tekanan osmotik tercapai.

Membran semipermeabel adalah selaput tipis yang hanya dapat dilewati oleh molekul pelarut (misalnya air), tetapi tidak dapat dilewati oleh molekul atau ion zat terlarut yang lebih besar. Perannya sangat krusial karena ia yang membatasi pergerakan zat terlarut dan memungkinkan terjadinya aliran selektif pelarut untuk menyeimbangkan konsentrasi.

Contoh penerapan dalam biologi:

  • Penyerapan air oleh akar tumbuhan: Akar tumbuhan menyerap air dari tanah melalui osmosis karena konsentrasi zat terlarut di dalam sel akar lebih tinggi daripada di tanah.
  • Keseimbangan cairan dalam sel darah merah: Sel darah merah akan mengembang (hemolisis) di larutan hipotonik (konsentrasi terlarut lebih rendah) dan mengerut (krenasi) di larutan hipertonik (konsentrasi terlarut lebih tinggi) karena osmosis.
  • Pengawetan makanan dengan garam: Garam menarik air keluar dari bakteri/mikroorganisme melalui osmosis, sehingga menghambat pertumbuhannya.

5. Bagaimana aplikasi sifat koligatif larutan dalam kehidupan sehari-hari atau industri? Sebutkan minimal tiga contoh!
Jawaban: Aplikasi sifat koligatif larutan sangat beragam, antara lain:

  • Pembuatan es putar: Penambahan garam dapur ke dalam campuran es batu membuat titik beku es turun drastis (penurunan titik beku), memungkinkan suhu pendinginan yang lebih rendah sehingga adonan es putar dapat membeku dengan cepat.
  • Pencairan salju di jalan: Penaburan garam (NaCl atau CaCl$_2$) di jalan bersalju saat musim dingin menurunkan titik beku air, menyebabkan salju mencair meskipun suhu di bawah 0$^\circ$C.
  • Cairan antibeku pada radiator mobil: Penambahan etilen glikol ke dalam air radiator mobil bertujuan menurunkan titik beku air (agar tidak membeku di suhu dingin) dan menaikkan titik didih air (agar tidak cepat mendidih saat mesin panas).
  • Membuat cairan infus yang isotonik: Cairan infus harus memiliki tekanan osmotik yang sama (isotonik) dengan cairan dalam sel darah merah agar tidak menyebabkan hemolisis atau krenasi pada sel darah.
  • Desalinasi air laut dengan osmosis balik: Proses ini menggunakan tekanan tinggi untuk memaksa air (pelarut) melewati membran semipermeabel dari air laut (konsentrasi tinggi) ke air tawar (konsentrasi rendah), sehingga memisahkan garam dari air.

Bagian 2: Redoks dan Elektrokimia

6. Jelaskan perbedaan mendasar antara reaksi reduksi dan reaksi oksidasi! Berikan contoh untuk setiap reaksi!
Jawaban:

Reaksi Oksidasi: Adalah reaksi pelepasan elektron, kenaikan bilangan oksidasi, atau pengikatan oksigen.

Contoh: Fe2+ →Fe3+ +e−  (bilangan oksidasi Fe naik dari +2 menjadi +3). Atau C+O2 →CO2 (C mengikat oksigen, bilangan oksidasi C naik).

Reaksi Reduksi: Adalah reaksi pengikatan elektron, penurunan bilangan oksidasi, atau pelepasan oksigen.

Contoh: Cu2+ +2e−→Cu (bilangan oksidasi Cu turun dari +2 menjadi 0). Atau CuO→Cu+O2

(CuO melepas oksigen, bilangan oksidasi Cu turun).

7. Apa yang dimaksud dengan sel volta (sel galvani)? Jelaskan prinsip kerjanya!
Jawaban:

Sel volta (sel galvani) adalah sel elektrokimia yang mengubah energi kimia dari reaksi redoks spontan menjadi energi listrik.

Prinsip kerjanya:

  • Terdiri dari dua setengah sel yang berbeda (anoda dan katoda) yang dihubungkan oleh jembatan garam dan sirkuit luar.
  • Pada anoda (elektroda negatif), terjadi reaksi oksidasi (pelepasan elektron). Elektron-elektron ini mengalir melalui sirkuit luar menuju katoda, menghasilkan arus listrik.
  • Pada katoda (elektroda positif), terjadi reaksi reduksi (penangkapan elektron).
  • Jembatan garam berfungsi menyeimbangkan muatan ion dalam kedua setengah sel agar aliran elektron tetap berlangsung. Potensial listrik yang dihasilkan (voltase) bergantung pada perbedaan potensial reduksi standar antara katoda dan anoda.

8. Jelaskan perbedaan antara anoda dan katoda dalam sel elektrokimia (sel volta maupun sel elektrolisis)!
Jawaban:

  • Anoda: Adalah elektroda tempat terjadinya reaksi oksidasi.
  • Dalam sel volta, anoda bermuatan negatif.
  • Dalam sel elektrolisis, anoda bermuatan positif.
  • Katoda: Adalah elektroda tempat terjadinya reaksi reduksi.
  • Dalam sel volta, katoda bermuatan positif.
  • Dalam sel elektrolisis, katoda bermuatan negatif.

Singkatnya, ANODA = OKSIDASI dan KATODA = REDUKSI berlaku untuk kedua jenis sel, namun polaritas muatannya berbeda.

9. Apa yang dimaksud dengan deret volta (deret elektrokimia)? Bagaimana deret ini membantu memprediksi reaksi redoks spontan?
Jawaban:

Deret volta (deret elektrokimia) adalah daftar unsur-unsur logam yang disusun berdasarkan nilai potensial elektroda standar (E$^\circ$) mereka, biasanya dari yang paling mudah teroksidasi (paling negatif E$^\circ$) ke yang paling mudah tereduksi (paling positif E$^\circ$). Urutan umum adalah: Li K Ba Ca Na Mg Al Mn Zn Cr Fe Cd Co Ni Sn Pb H Cu Hg Ag Pt Au.

Bagaimana membantu memprediksi reaksi redoks spontan:

  • Logam yang berada di sebelah kiri (memiliki E$^\circ$ lebih negatif) akan lebih mudah teroksidasi (bertindak sebagai reduktor kuat) dibandingkan logam di sebelah kanannya.
  • Ion logam yang berada di sebelah kanan (memiliki E$^\circ$ lebih positif) akan lebih mudah tereduksi (bertindak sebagai oksidator kuat) dibandingkan ion logam di sebelah kirinya.
  • Suatu reaksi redoks akan berlangsung spontan jika logam yang lebih reaktif (lebih mudah teroksidasi) bereaksi dengan ion dari logam yang kurang reaktif (lebih mudah tereduksi). Dengan kata lain, reaksi spontan terjadi jika sel dibentuk dari logam di kiri sebagai anoda (teroksidasi) dan ion logam di kanan sebagai katoda (tereduksi).

10. Jelaskan prinsip kerja sel elektrolisis dan sebutkan dua contoh penerapannya dalam industri!
Jawaban:

Sel elektrolisis adalah sel elektrokimia yang menggunakan energi listrik (arus searah) untuk mendorong reaksi redoks non-spontan.

Prinsip kerjanya:

  • Arus listrik dialirkan ke dalam larutan atau lelehan elektrolit melalui dua elektroda (anoda dan katoda).
  • Pada anoda (elektroda positif), terjadi reaksi oksidasi (kation atau molekul non-logam akan teroksidasi).
  • Pada katoda (elektroda negatif), terjadi reaksi reduksi (kation atau molekul yang lebih mudah direduksi akan tereduksi).
  • Energi listrik diubah menjadi energi kimia untuk memecah senyawa atau mengendapkan zat yang diinginkan.

Contoh penerapan dalam industri:

  • Penyepuhan (electroplating): Melapisi permukaan logam dengan lapisan logam lain yang lebih berharga atau tahan korosi (misalnya penyepuhan perhiasan emas, krom pada velg).
  • Pemurnian logam: Memurnikan tembaga, perak, atau emas dari kotoran dengan mengendapkan logam murni pada katoda.
  • Produksi gas klorin (Cl$_2$) dan natrium hidroksida (NaOH): Dari elektrolisis larutan NaCl (proses klor-alkali).
  • Produksi aluminium: Dari elektrolisis lelehan Al$_2O_3$ dalam kriolit.

Bagian 3: Kimia Unsur

11. Jelaskan mengapa unsur-unsur golongan alkali tanah (Golongan IIA) cenderung membentuk ion bermuatan +2!
Jawaban:

Unsur-unsur golongan alkali tanah (Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra) memiliki dua elektron valensi di kulit terluar. Untuk mencapai konfigurasi elektron yang stabil seperti gas mulia (oktet), mereka cenderung melepaskan dua elektron valensi tersebut. Dengan melepaskan dua elektron, mereka akan membentuk ion positif dengan muatan +2 (misalnya Mg$^{2+},Ca^{2+}$), yang memiliki konfigurasi elektron stabil seperti gas mulia terdekat.

12. Apa yang dimaksud dengan keelektronegatifan? Bagaimana tren keelektronegatifan dalam satu periode dan satu golongan dalam tabel periodik?
Jawaban:

Keelektronegatifan adalah kemampuan suatu atom untuk menarik elektron ke arahnya dalam suatu ikatan kimia. Ini merupakan ukuran relatif seberapa kuat daya tarik inti atom terhadap elektron valensi.

Tren dalam tabel periodik:

  • Dalam satu periode (dari kiri ke kanan): Keelektronegatifan cenderung meningkat. Hal ini karena muatan inti efektif bertambah, dan jari-jari atom cenderung mengecil, sehingga daya tarik inti terhadap elektron valensi semakin kuat.
  • Dalam satu golongan (dari atas ke bawah): Keelektronegatifan cenderung menurun. Hal ini karena jumlah kulit elektron bertambah, jari-jari atom membesar, sehingga elektron valensi semakin jauh dari inti dan daya tarik inti terhadapnya melemah.

13. Sebutkan dan jelaskan dua ciri khas unsur-unsur transisi!
Jawaban:

Dua ciri khas unsur-unsur transisi (golongan B) adalah:

  • Membentuk ion kompleks: Unsur-unsur transisi memiliki orbital d yang tidak terisi penuh atau mudah diakses, memungkinkan mereka menerima pasangan elektron bebas dari ligan (molekul atau ion lain) untuk membentuk senyawa koordinasi atau ion kompleks yang berwarna.
  • Mempunyai lebih dari satu bilangan oksidasi: Sebagian besar unsur transisi dapat memiliki beberapa bilangan oksidasi yang stabil karena kemampuan elektron pada orbital ns dan (n-1)d untuk terlibat dalam ikatan. Contoh: Besi (Fe) dapat berikatan sebagai Fe$^{2+}$ dan Fe$^{3+}$.
  • Senyawa yang berwarna: Banyak senyawa transisi dan ion kompleksnya memiliki warna yang khas karena transisi elektron d-d yang menyerap cahaya tampak pada panjang gelombang tertentu.
  • Bersifat paramagnetik: Ion-ion unsur transisi seringkali memiliki elektron yang tidak berpasangan dalam orbital d, yang menyebabkan mereka tertarik pada medan magnet eksternal.

14. Jelaskan mengapa unsur halogen (Golongan VIIA) sangat reaktif!
Jawaban:
Unsur-unsur halogen (F, Cl, Br, I, At) sangat reaktif karena mereka memiliki tujuh elektron valensi di kulit terluar. Untuk mencapai konfigurasi oktet yang stabil seperti gas mulia, mereka hanya memerlukan satu tambahan elektron. Kecenderungan kuat untuk menarik satu elektron ini membuat mereka menjadi oksidator kuat (mudah direduksi) dan sangat reaktif, terutama dengan logam alkali dan alkali tanah. Keelektronegatifan mereka yang sangat tinggi juga mendukung reaktivitas ini.

15.  Apa yang dimaksud dengan metalurgi? Sebutkan tiga tahapan umum dalam ekstraksi logam dari bijihnya!
Jawaban:

Metalurgi adalah ilmu dan teknologi yang mempelajari tentang sifat-sifat logam serta proses-proses yang berkaitan dengan ekstraksi, pemurnian, dan pembentukan logam dari bijihnya.

Tiga tahapan umum dalam ekstraksi logam dari bijihnya adalah:

Penambangan (Mining): Pengambilan bijih logam dari depositnya di bawah atau di atas tanah.

Pengolahan Bijih (Ore Dressing/Concentration): Proses pemisahan bijih dari pengotornya (gangue) untuk meningkatkan kadar logam yang diinginkan. Metode yang digunakan bisa fisik (penggilingan, flotasi, pemisahan magnetik) atau kimia.

Ekstraksi (Extraction/Smelting): Proses pemisahan logam murni dari bijih terkonsentrasi. Ini sering melibatkan pemanasan tinggi (peleburan) dengan zat pereduksi, atau elektrolisis, untuk mereduksi senyawa logam menjadi logam murni.

Pemurnian (Refining): Proses lanjutan untuk menghilangkan pengotor yang tersisa dari logam hasil ekstraksi agar mencapai tingkat kemurnian yang diinginkan, seringkali melalui elektrolisis.

Bagian 4: Kimia Organik

16. Jelaskan apa yang dimaksud dengan isomer dalam kimia organik! Sebutkan dua jenis isomer dan berikan contohnya!
Jawaban:
Isomer adalah senyawa-senyawa kimia yang memiliki rumus molekul yang sama tetapi memiliki struktur atau susunan atom yang berbeda, sehingga mengakibatkan perbedaan sifat fisik dan/atau kimia.

Dua jenis isomer:

Isomer Struktur (Isomer Konstitusional): Isomer yang memiliki rumus molekul sama tetapi berbeda dalam urutan ikatan atomnya atau dalam cara atom-atom terikat satu sama lain.

Contoh: Butana (CH$_3$-CH$_2$-CH$_2$-CH$_3$) dan isobutana (2-metilpropana, CH$_3$-CH(CH$_3$)-CH$_3$). Keduanya C$4H{10}$.

Jenisnya: isomer rantai, isomer posisi, isomer gugus fungsi.

Isomer Ruang (Stereoisomer): Isomer yang memiliki rumus molekul dan urutan ikatan atom yang sama, tetapi berbeda dalam penataan tiga dimensi atom-atomnya di ruang.

Contoh: Isomer cis-trans (pada alkena atau sikloalkana), isomer optik (enantiomer, diasteromer). Misalnya, cis-2-butena dan trans-2-butena (keduanya C$_4H_8$).

17. Bedakan antara alkana, alkena, dan alkuna berdasarkan ikatan kimia dan rumus umum! Berikan satu contoh senyawa untuk setiap jenis.

Jawaban:

  • | Golongan Hidrokarbon | Jenis Ikatan Karbon-Karbon | Rumus Umum | Contoh Senyawa |
  • | :------------------- | :------------------------- | :--------- | :------------- |
  • | Alkana | Ikatan tunggal saja        | C$nH{2n+2}$ | Metana (CH$_4$), Etana (C$_2H_6$) |
  • | Alkena | Minimal satu ikatan rangkap dua | C$nH{2n}$ | Etena (C$_2H_4$), Propena (C$_3H_6$) |
  • | Alkuna | Minimal satu ikatan rangkap tiga | C$nH{2n-2}$ | Etuna (C$_2H_2$), Propuna (C$_3H_4$) |

18. Jelaskan mengapa benzena memiliki sifat kimia yang stabil meskipun memiliki ikatan rangkap? Bagaimana konsep delokalisasi elektron menjelaskan stabilitas ini?
Jawaban:

  • Benzena (C$_6H_6$) adalah senyawa aromatik dengan struktur cincin enam atom karbon yang terikat secara bergantian dengan ikatan tunggal dan rangkap dua. Meskipun memiliki ikatan rangkap, benzena sangat stabil dan tidak mengalami reaksi adisi seperti alkena biasa, melainkan lebih sering mengalami reaksi substitusi.
  • Stabilitas benzena dijelaskan oleh konsep delokalisasi elektron. Enam elektron pi dari tiga ikatan rangkap dua tidak terlokalisasi pada ikatan rangkap tertentu, melainkan terdelokalisasi (menyebar) di seluruh cincin karbon. Ini menciptakan "awan elektron pi" di atas dan di bawah bidang cincin, membentuk sistem cincin aromatik yang sangat stabil. Delokalisasi ini menurunkan energi keseluruhan molekul, menjadikannya jauh lebih stabil daripada yang diperkirakan jika ikatan rangkapnya bersifat terlokalisasi.

19. Sebutkan dan jelaskan dua gugus fungsi dalam kimia organik! Berikan contoh senyawa yang mengandung gugus fungsi tersebut!
Jawaban:

Gugus Fungsi Hidroksil (-OH): Gugus ini terdiri dari atom oksigen yang berikatan tunggal dengan atom hidrogen, dan terikat pada atom karbon. Senyawa yang mengandung gugus hidroksil adalah alkohol dan fenol.

Contoh: Etanol (CH$_3CH_2OH),Metanol(CH_3$OH).

Gugus Fungsi Karbonil (-CO-): Gugus ini terdiri dari atom karbon yang berikatan rangkap dua dengan atom oksigen. Jika gugus karbonil berada di ujung rantai dan terikat pada setidaknya satu atom hidrogen, itu adalah aldehida. Jika berada di tengah rantai dan terikat pada dua atom karbon, itu adalah keton.

Contoh: Formaldehida (HCHO) - aldehida; Aseton (CH$_3COCH_3$) - keton.

Gugus Fungsi Karboksil (-COOH): Gugus ini terdiri dari atom karbonil (-CO-) yang berikatan dengan gugus hidroksil (-OH). Senyawa yang mengandung gugus karboksil adalah asam karboksilat.

Contoh: Asam asetat (CH$_3$COOH), Asam format (HCOOH).

Gugus Fungsi Eter (-O-): Terdiri dari atom oksigen yang menjembatani dua gugus alkil atau aril.

Contoh: Dietil eter (CH$_3CH_2$-O-CH$_2CH_3$).

20. Jelaskan proses polimerisasi adisi dan polimerisasi kondensasi! Berikan satu contoh polimer untuk masing-masing jenis.
Jawaban:

Polimerisasi Adisi: Adalah proses pembentukan polimer dari monomer-monomer yang memiliki ikatan rangkap (C=C) yang terbuka, tanpa melepaskan molekul kecil (seperti air atau HCl). Monomer-monomer ini bergabung secara berurutan dan berulang membentuk rantai polimer yang panjang.

Contoh Polimer Adisi: Polietena (dari monomer etena), Polivinil klorida (PVC) (dari monomer vinil klorida).

Polimerisasi Kondensasi: Adalah proses pembentukan polimer dari monomer-monomer yang memiliki setidaknya dua gugus fungsi reaktif, dengan melepaskan molekul kecil (seperti air, metanol, atau HCl) sebagai produk samping. Monomer-monomer ini bergabung melalui reaksi kondensasi.

Contoh Polimer Kondensasi: Nilon (dari diamin dan asam dikarboksilat), Poliester (misalnya PET) (dari diol dan asam dikarboksilat), Protein (dari asam amino melepaskan air).

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!! 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved