Petani Sambas Menggagas dan Bentuk Jaringan Petani Komoditas
Alih fungsi lahan baku pertanian menjadi lahan perkebunan sawit dan non-pertanian lainya, yang berpotensi mengancam ketahanan pangan kedepanya.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Sektor pertanian merupakan tulang punggung ekonomi Indonesia dan sumber utama ketahanan pangan bagi jutaan penduduk.
Seiring perkembangan zaman, pertanian di Indonesia menghadapi berbagai tantangan yang semakin kompleks. Masalah-masalah ini tidak hanya berdampak pada produktivitas pertanian, tetapi juga kesejahteraan petani dan stabilitas pangan nasional.
Menurut Deddy Wahab, sebagai program officer dalam sambutanya mewakili Perkumpulan Gemawan.
Ada beberapa masalah utama yang dihadapi sektor pertanian saat ini
Pertama, alih fungsi lahan baku pertanian menjadi lahan perkebunan sawit dan non-pertanian lainya, yang berpotensi mengancam ketahanan pangan kedepanya.
Kedua ;kurangnya regenerasi petani, karena semakin sedikit generasi muda yang tertarik pada sektor pertanian.
Ketiga : perubahan iklim, perubahan iklim merupakan tantangan global yang berdampak langsung pada sektor pertanian.
• Masuk Hari Kelima, 68 Pengendara Ditilang Selama Operasi Patuh Kapuas di Sambas
Keempat : akses terhadap teknologi dan modal, petani di Indonesia, terutama petani kecil, seringkali kesulitan mengakses teknologi modern, yang dapat meningkatkan produktivitas mereka. Keterbatasan ini, membuat mereka sulit mengadopsi metode pertanian yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Banyak petani masih bergantung pada cara-cara tradisional, yang hasilnya kurang maksimal.
Kelima : rantai distribusi yang tidak efisien, masalah lain yang sering muncul adalah rantai distribusi hasil yang panjang dan tidak efisien.
Harga komoditas pertanian sering kali melonjak karena biaya distribusi yang tinggi dan praktik perantara yang tidak adil.
Hal ini membuat harga produk pertanian mahal di tingkat konsumen, sementara petani mendapatkan keuntungan yang minim. Melihat masalah yang terjadi pada sektor pertanian, memberikan dampak seperti, kesejahteraan petani semakin terancam, harga produk di pasaran melambung, dan stabilitas pangan nasional berada dalam risiko.
Dibutuhkan solusi holistik dan kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta untuk mengatasi tantangan ini dan menjamin masa depan pertanian yang berkelanjutan
Senada dengan itu, Siti Rahmawati yang merupakan panitia dalam kegiatan ini, beliau mengungkapkan tujuan dari kegiatan ini adalah terbentuknya jaringan petani komoditas di kabupaten sambas, 50 petani berbasis komoditas dari 21 desa di 9 Kecamatan di kab. Sambas yang hadir pada hari ini tergabung di dalam jaringan petani komoditas di Kabupaten Sambas.
” Dengan terbentuknya Jaringan Petani Komoditas (JaPeDas) Kab. Sambas ini sebagai wadah untuk petani berjejaring dan melakukan kerjasama dengan berbagai stakeholder, baik dari pemerintah desa, kabupaten, bahkan pihak swasta”.
Hadir dalam kegiatan ini beberapa narasumber di antaranya dari dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kab. Sambas dari Tani Merdeka Indonesia Kab. Sambas dan Kepala Desa Sekuduk Kec. Sejangkung.
• Tradisi Gelar Shell BLU CRU Yamaha Enduro Challenge di Kalbar, Tahun Ini Sambangi Sambas
Kabupaten Sambas
Jaringan Petani Komoditas
petani
Ketahanan Pangan
Lembaga Gemawan
Makan Bergizi Gratis di Kalbar
Wabup Heroaldi Ikuti Rakernas Seminar JKPI di Yogja, Ajak Lestarikan Budaya |
![]() |
---|
Inspektorat Sambas Edukasi Pengendara Waspada Bahaya Korupsi |
![]() |
---|
Dukung Ketahanan Pangan, TMMD ke-125 Kodim Sintang Gandeng Dinas Pertanian dan Perkebunan |
![]() |
---|
Pengurus Forum Anak Daerah Sambas Dilantik, Yunisa Sebut Ujung Tombak Masa Depan |
![]() |
---|
Polsek Tayan Hulu Intensif Kawal Pertumbuhan Tanaman Jagung Demplot |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.