MODUL Ajar Deep Learning Seni Rupa SD Kelas 2, Contoh Susunan Pelaksanaan Pembelajaran

Makanya setiap guru harus membuat modul ajar dalam pelaskanaan kurikulum merdeka.

Penulis: Madrosid | Editor: Madrosid
Tribunpontianak.co.id/sid
MODU SENI RUPA - Pembuatan modul ajar seni rupa kelas 2 pada pembelajaran tahun 2025. Setiap guru diharuskan membuat modul ajar. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Berikut ini referensi modul ajar Seni Rupa Kelas 2 SD Semester 1 dengan pendekatan Deep Learning (Pembelajaran Mendalam).

Seluruh proses pembelajaran harus melalui modul ajar.

Tujuannya agar pelaksanaan pembelajaran berjalan sesuai kualitasnya.

Makanya setiap guru harus membuat modul ajar dalam pelaskanaan kurikulum merdeka.

Modul Ajar Seni Rupa Kelas 2 SD – Semester 1

Fase A | Kurikulum Merdeka

Pendekatan Pembelajaran: Deep Learning / Pembelajaran Mendalam

Baca juga: MODUL Ajar Deep Learning IPAS Kelas 5 SD Lengkap Contoh Susunan Pelaksanaan Pembelajaran 2025/2026

A. Informasi Umum

Modul ini dirancang untuk membantu guru dalam mengajar mata pelajaran Seni Rupa di kelas 2 Sekolah Dasar dengan pendekatan pembelajaran mendalam.

 Fokus utama adalah mengembangkan kreativitas, ekspresi diri, serta kemampuan berpikir kritis dan kolaboratif melalui kegiatan seni yang kontekstual dan menyenangkan.

B. Capaian Pembelajaran

Peserta didik dapat menunjukkan sikap percaya diri dan tanggung jawab melalui proses berkarya seni rupa.

Mereka juga mampu mengekspresikan gagasan dan perasaan melalui kegiatan menggambar, mewarnai, melipat, mencetak, dan merangkai karya dua dan tiga dimensi menggunakan bahan alam dan buatan secara mandiri maupun berkelompok.

C. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik mampu:

1. Mengenali unsur-unsur seni rupa dasar seperti garis, bentuk, dan warna melalui pengamatan lingkungan sekitar.

2. Mengekspresikan ide dan perasaan mereka melalui berbagai media seni rupa.

3. Berkolaborasi dengan teman dalam menciptakan karya bersama.

4. Menyampaikan pendapat mereka mengenai karya sendiri dan karya orang lain secara sederhana dan sopan.

D. Langkah-Langkah Pembelajaran per Pertemuan

Pertemuan 1 dan 2:

Peserta didik diajak mengamati benda-benda di sekitar sekolah atau rumah, lalu menggambar bentuk dan warna yang mereka lihat.

Guru mengajak diskusi sederhana tentang garis lurus dan lengkung, serta warna-warna dasar.

Pertemuan 3 dan 4:

Membuat karya gambar bebas dengan menggunakan warna-warna cerah. Anak diminta untuk menceritakan isi gambarnya kepada guru dan teman.

Dalam kegiatan ini, guru menumbuhkan keberanian anak untuk menyampaikan gagasannya.

Pertemuan 5 dan 6:

Membuat kolase dari bahan alam seperti daun, biji, atau bunga kering. Anak mengatur komposisi sendiri sesuai kreativitasnya.

Guru memberikan ruang eksplorasi bebas dan memfasilitasi refleksi di akhir kegiatan.

Pertemuan 7 dan 8:

Belajar teknik mencetak sederhana dengan menggunakan tangan, spons, atau benda datar lainnya.

Anak bereksperimen dengan warna dan bentuk, lalu menampilkan hasil karyanya dalam kelompok kecil.

Pertemuan 9 dan 10:

Melakukan kegiatan melipat dan merangkai bentuk sederhana (origami atau karya tiga dimensi dari kertas/karton).

Anak diajak bekerja sama dalam kelompok untuk menyusun karya mereka menjadi satu kesatuan (misalnya: taman mini).

Pertemuan 11 dan 12:

Anak menyiapkan pameran mini dari karya yang telah dibuat selama semester.

Mereka menata karya, memberi judul sederhana, dan mempresentasikan karya favorit mereka di depan kelas. 

Guru memberikan umpan balik positif dan mengajak anak memberi apresiasi terhadap karya teman.

E. Strategi Deep Learning dalam Modul Ini

1. Berpikir Kritis dan Kreatif

Anak-anak diajak mengamati, mengeksplorasi, dan membuat keputusan dalam proses berkarya.

Guru mendorong pertanyaan seperti "Mengapa kamu memilih warna itu?" atau "Apa maksud dari gambar ini?"

2. Kolaborasi

Beberapa kegiatan dilakukan berpasangan atau berkelompok, seperti membuat taman kertas atau menyusun karya pameran.

Hal ini mengajarkan kerja sama dan empati.

3. Komunikasi

Anak diminta menceritakan makna karya mereka secara lisan, baik kepada guru maupun teman.

Ini membangun kepercayaan diri dalam berbicara.

4. Refleksi dan Apresiasi

Di akhir tiap kegiatan, anak diajak melakukan refleksi sederhana: apa yang mereka pelajari, apa yang mereka sukai, dan bagaimana perasaan mereka setelah berkarya.

Anak juga belajar memberi komentar yang positif pada karya teman.

F. Penilaian

Penilaian dilakukan secara otentik melalui pengamatan proses berkarya, hasil karya, serta sikap anak selama proses pembelajaran. Guru menilai kreativitas, keberanian mengekspresikan diri, dan kemampuan bekerja sama.

Refleksi lisan atau tertulis sederhana juga menjadi bagian dari asesmen pembelajaran mendalam.

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved