Cerita Nelayan Pemangkat, Masih Terkendala BBM Untuk Turun Melaut

"Lautan ini tergantung air, ada musim air besar dan air kecil, saat air kecil itu ikan itu ada, sementara saat air besar pasang ikannya kurang," katan

Penulis: Imam Maksum | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Imam Maksum
CERITA NELAYAN - Ketua HNSI Pemangkat Suhendri. Suhendri menceritakan nelayan kecil di Pemangkat masih menghadapi kendala kesulitan mencari BBM saat hendak turun melaut, Selasa 8 Juli 2025. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Pemangkat Suhendri mengungkap kesulitan bahan bakar minyak (BBM) menerpa nelayan kecil di Pemangkat, Kalimantan Barat, Selasa 8 Juli 2025.

Suhendri mengatakan, nelayan sulit untuk turun melaut menghadapi kendala sulitnya mendapatkan BBM sehingga. Menurutnya stok BBM selalu kehabisan untuk para nelayan.

"Nelayan kecil saat ini memang, BBM nelayan sangat susah sekali kadang nelayan melaut itu sering kekurangan BBM," ujar Suhendri.

Suhendri mengatakan, nelayan bekerja mencari ikan bergantung pada dua musim yakni saat air kecil dan air besar. Ketika musim air kecil pendapatan ikan lebih besar.

"Lautan ini tergantung air, ada musim air besar dan air kecil, saat air kecil itu ikan itu ada, sementara saat air besar pasang ikannya kurang," katanya.

Tetapi, kata dia, di saat musim air kecil nelayan hendak turun melaut kerap menghadapi kendala kosongnya stok BBM

"Saat air kecil itu, kadang-kadang waktu di saat seperti itu minyak susah, langka, belum datang, banyak alasan. Jadi kita maunya pemerintah juga memperhatikan nelayan karena kita di Pemangkat 75 persen nelayan," ucapnya.

Baca juga: Bupati Sambas Setujui Tiga Raperda Bersama DPRD, Satono Sebut Landasan Penting Perkuat Pembangunan

Dia menuturkan, profesi nelayan yang mendominasi di Pemangkat diharapkan mendapat perhatian lebih dari pemerintah agar segera mendapat solusi permasalahan tersebut.

"75 persen berprofesi nelayan tidak ada yang berkebun, petani, ada tapi sedikit kebanyakan mereka adalah nelayan. Jadi kami harap pemerintah hadir untuk memperhatikan nelayan," terangnya.

Dia menceritakan, kondisi kesulitan mendapatkan BBM ini sudah dirasakan mulai 10 tahun terakhir. Walaupun seiring berjalannya waktu kesulitan itu masih belum teratasi.

"Saya sebagai ketua nelayan semenjak 10 tahun belakangan. Jadi 10 tahun terakhir kesulitan ini mulai kami rasakan kami harap pemerintah sangat memperhatikan nelayan karena kami nelayan kecil ekonomi rendah ke bawah," katanya. (*)

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved