Hari Berkabung Daerah

Kerabat Korban Tragedi Mandor: Gugurnya Panembahan Muhammad Taufik, Duka Budaya Luka Bangsa

"Almarhum salah satu tokoh dan pemangku adat, jadi ketika mengenang beliau kesedihan yang dirasakan. Tetapi juga bangga karena memberikan keteladanan

Penulis: Ramadhan | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/RAMADHAN
FOTO BERSAMA - Foto bersama Ketua DPRD Mempawah Safruddin Asra, H. Firman Juli Purnama (tengah) dan Ketua LDII Kalbar Susanto, saat ditemui Tribun Pontianak di Mempawah, Senin 30 Juni 2025. Mereka membahasa tentang Tragedi Mandor. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, MEMPAWAH - Tragedi Mandor bukan hanya menyayat hati kerabat korban melainkan juga nurasi bangsa. Betapa tidak, tragedi kemanusiaan itu menyebabkan 21 ribu jiwa termasuk 12 Panembahan gugur akibat kekejaman tentara  Dai Nippon.

Salah satu panembahan yang gugur diantaranya Panembahan Muhammad Taufik Akkamaddien dari Kerajaan Mempawah.

H. Firman Juli Purnama seorang kerabat korban menuturkan setiap mengenang almarhum Panembahan Muhammad Taufik meninggalkan duka yang mendalam, karena sosoknya bukan sekedar orang tua, melainkan tokoh bagi perjalanan budaya dan sejarah bangsa.

Hari Berkabung Daerah, Wakil Bupati Mempawah Ajak Generasi Muda Teladani Semangat Pejuang Mandor

"Almarhum salah satu tokoh dan pemangku adat, jadi ketika mengenang beliau kesedihan yang dirasakan. Tetapi juga bangga karena memberikan keteladanan bagi pelestarian budaya dan jembatan harmoni antar anak bangsa," jelasnya saat ditemui Tribun Pontianak di Mempawah, Senin 30 Juni 2025.

Diterangkan, Panembahan Muhammad Taufik gugur setelah mengikuti Konferensi Kerja Nissinkai di Pontianak.

"Awalnya dijemput di Istana Amantubillah untuk mengikuti Konferensi Kerja Nissinkai. Setelah itu tidak ada kabar keberadaannya. Berita terakhir dibunuh bersama para tokoh dan kaum cerdik oleh Tentara Jepang Dai Nippon," jelasnya.

Penetapan Tragedi Mandor sebagai  Hari Berkabung Daerah tambah Firman sebagai momen untuk  refleksi atas pentingnya mengenang sejarah dan nilai-nilai perjuangan kemerdekaan.

"Bagi kami tidak ada rasa dendam, melainkan peringatan tragedi mandor sebagai refleksi untuk mengenang sejarah dan nilai-nilai perjuangan dan pengorbanan yang diberikan para tokoh pergerakan," lanjutnya. (*)

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved