Berita Viral

Terpisah 42 Tahun, Anak Diadopsi dan Jadi Warga Belanda Akhirnya Bertemu Ibu Kandung di Pekalongan

Desiree, yang telah menjadi warga negara Belanda, akhirnya menemukan kembali ibu kandungnya di Desa Logandeng, Kecamatan Karangdadap, Kabupaten Pekalo

|
YouTube Tribunnews Bogor
ANAK BERTEMU IBU - Foto ilustrasi hasil olah YouTube Tribunnews Bogor, Kamis 26 Juni 2025, memperlihatkan Desiree, yang telah menjadi warga negara Belanda, akhirnya menemukan kembali ibu kandungnya di Desa Logandeng, Kecamatan Karangdadap, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Dengan berbekal dokumen tua, Desiree memulai pencarian yang membawanya kembali ke akar kehidupannya di Indonesia. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID – Tangis haru menyelimuti pertemuan antara Casriyah (65) dan putrinya Kuniyah, yang kini bernama Desiree, setelah 42 tahun terpisah. 

Desiree, yang telah menjadi warga negara Belanda, akhirnya menemukan kembali ibu kandungnya di Desa Logandeng, Kecamatan Karangdadap, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. 

Saat masih balita, Desiree dititipkan ke sebuah yayasan setelah orang tuanya bercerai, dan kemudian diadopsi oleh pasangan asal Belanda. 

Sejak saat itu, jejaknya hilang dari keluarga kandungnya. 

Dengan berbekal dokumen tua, Desiree memulai pencarian yang membawanya kembali ke akar kehidupannya di Indonesia. 

Ia datang bersama suaminya yang berkewarganegaraan Maroko dan memeluk sang ibu dalam suasana penuh emosional. 

“Informasi dan dokumen yang dia bawa kami cocokkan, ternyata benar dia anak dari Ibu Casriyah,” kata Kepala Desa Logandeng, Kusnoto.

Bocah Kritis Diduga Digigit Ular Beracun Tapi Dokter Sebut Tak Berbisa, Apa yang Sebenarnya Terjadi?

[Cek Berita dan informasi berita viral KLIK DISINI]

Di Mana dan Kapan Pertemuan Ibu dan Anak Ini Terjadi?

Mengapa Desa Logandeng Jadi Saksi Momen Mengharukan Ini?

Pertemuan tersebut berlangsung pada Rabu, 11 Juni 2025, di Desa Logandeng, Kecamatan Karangdadap, Kabupaten Pekalongan. 

Desiree, mengenakan gamis hijau tua dan jilbab hitam, datang bersama suaminya yang berkewarganegaraan Maroko. 

Di depan rumah sederhana itu, ia memeluk erat sang ibu, Casriyah, yang mengenakan gamis merah maroon. 

Tangis bahagia pun tak terbendung dari keduanya.

Kepala Desa Logandeng, Kusnoto, membenarkan bahwa Casriyah memang memiliki seorang anak perempuan yang lahir pada tahun 1982, bernama Kuniyah. 

“Dari pengakuan ibu tersebut, ada salah satu anak kandungnya itu dititipkan sama orang, untuk diasuh. Ternyata larinya sampai Belanda,” ujarnya.

Bagaimana Desiree Bisa Terpisah dari Ibunya?

Apa yang Terjadi Setelah Perceraian Orang Tua Desiree?

Casriyah bercerai dari suami pertamanya ketika Kuniyah yang kini menjadi Desiree masih berusia satu tahun. 

Karena kesulitan mengasuh, Casriyah menitipkan putrinya ke sebuah yayasan di Jakarta. Sayangnya, dari titik itulah jejak anak tersebut menghilang.

Beberapa waktu setelahnya, sebuah pasangan suami istri asal Belanda datang ke yayasan tersebut. 

Pasangan yang tidak memiliki anak itu kemudian mengadopsi Kuniyah dan mengganti namanya menjadi Desiree. 

Sejak saat itu, Desiree pun dibawa ke Belanda dan tinggal di Kota Leiden.

Siapa yang Mengadopsi Desiree dan Apa yang Terjadi Setelahnya?

Orangtua angkat Desiree kini telah meninggal dunia. 

Setelah kepergian mereka, Desiree mulai menelusuri jejak masa lalunya. 

Ia menemukan beberapa dokumen lama, termasuk fotokopi KTP milik ibunya, yang menjadi titik awal pencariannya.

Ayah Syok Saat Lihat Akta Kelahiran Anaknya, Mengapa Jenis Kelamin di Dokumen Bisa Salah?

Bagaimana Desiree Menemukan Ibunya Setelah Puluhan Tahun?

Apa Peran Dokumen Lama dalam Penelusuran Ini?

Dengan bekal fotokopi KTP usang dan informasi yang terbatas, Desiree mencoba melacak keberadaan ibu kandungnya melalui instansi resmi. 

Ia menghubungi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Pekalongan. 

Instansi tersebut kemudian meneruskan informasi kepada Kepala Desa Logandeng.

Kusnoto menjelaskan bahwa data yang dimiliki Desiree sesuai dengan dokumen milik Casriyah. 

“Informasi itu saya padankan dengan dokumen yang dia bawa. KTP ibu Casriyah yang dulu, itu memang benar,” kata Kusnoto.

Bagaimana Komunikasi Terjalin Meski Terpisah Bahasa?

Karena telah menetap lama di Belanda, Desiree tidak lagi fasih berbahasa Indonesia. 

Komunikasi antara Desiree dan Casriyah pun dibantu oleh aplikasi Google Translate. 

Meski terbatas, keduanya tetap berusaha saling mengerti dan melepas rindu.

Apa Makna Pertemuan Ini Bagi Desiree dan Casriyah?

Bagaimana Reaksi Desiree Setelah Bertemu Sang Ibu?

Bagi Desiree, ini bukan sekadar reuni, tetapi juga jawaban dari pencarian panjang tentang asal-usulnya. 

Meski identitas, kewarganegaraan, dan kehidupannya telah berubah, ikatan darah tetap membimbingnya kembali ke pangkuan sang ibu.

Bagaimana Perasaan Casriyah Setelah Bertemu Anaknya?

Casriyah, yang selama puluhan tahun tidak mengetahui nasib anak perempuannya, tampak terharu dan bahagia. 

Ia tidak menyangka bahwa anak yang pernah ia titipkan kini kembali dalam pelukannya meskipun sudah berubah nama, kewarganegaraan, dan kehidupan.

Apa Pelajaran dari Kisah Ini?

Apa yang Bisa Kita Ambil dari Kisah Desiree dan Casriyah?

Kisah ini menunjukkan bahwa waktu dan jarak tak bisa memutuskan ikatan batin antara ibu dan anak. 

Meski terpisah oleh berbagai keadaan, keduanya akhirnya dipertemukan kembali oleh tekad dan bantuan teknologi.

Pertemuan Desiree dan Casriyah menjadi pengingat bahwa keluarga tetaplah rumah, sejauh apa pun kaki melangkah. 

Dan terkadang, satu dokumen tua pun bisa membuka jalan bagi pertemuan yang telah lama ditunggu.

(*)

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Ibu Haru Kuniyah Pulang ke Pekalongan setelah 42 Tahun, Ternyata Diadopsi Orang Belanda, Nama Diubah

• Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
• Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved