Berita Viral

Harga Diri Tersinggung Disebut Kecil, Gadis 16 Tahun Tewas di Tangan Teman Kencan MiChat

Insiden tragis ini terjadi setelah korban mengucapkan kalimat yang menyinggung harga diri pelaku saat berduaan di kamar. 

YouTube Tribun Pontianak
TEWAS USAI KENCAN - Foto ilustrasi hasil olah YouTube Tribun Pontianak, Kamis 12 Juni 2025 memperlihatkan seorang gadis berusia 16 tahun berinisial F asal Brebes, Jawa Tengah, ditemukan tewas setelah diduga dibunuh oleh teman kencannya, KI (27), warga Banyumas. Insiden tragis ini terjadi setelah korban mengucapkan kalimat yang menyinggung harga diri pelaku saat berduaan di kamar. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID – Seorang gadis berusia 16 tahun berinisial F asal Brebes, Jawa Tengah, ditemukan tewas setelah diduga dibunuh oleh teman kencannya, KI (27), warga Banyumas. 

Keduanya bertemu lewat aplikasi MiChat dan sepakat bertemu untuk berkencan. 

Insiden tragis ini terjadi setelah korban mengucapkan kalimat yang menyinggung harga diri pelaku saat berduaan di kamar. 

Polisi menyebut pembunuhan dipicu oleh hinaan korban terhadap alat kelamin pelaku. 

Pelaku kemudian mencekik dan membekap korban hingga tewas. 

Jenazah korban ditemukan tergeletak di depan rumah warga keesokan paginya. 

Kini pelaku telah ditangkap dan dijerat UU Perlindungan Anak dengan ancaman 15 tahun penjara.

[Cek Berita dan informasi berita viral KLIK DISINI]

Bagaimana Pertemuan Lewat Aplikasi MiChat Berujung Maut?

Seorang gadis berusia 16 tahun berinisial F asal Brebes, Jawa Tengah, tewas di tangan pria yang baru dikenalnya lewat aplikasi MiChat. 

Pelaku, KI (27), warga Banyumas, tega menghabisi nyawa F setelah merasa tersinggung oleh ucapan korban saat mereka berduaan di kamar pelaku, Minggu (1/6/2025).

Menurut keterangan Kapolresta Banyumas, Kombes Pol Ari Wibowo, F dan KI sebelumnya berkenalan melalui MiChat dan sepakat untuk bertemu di rumah KI. 

F tidak sendiri, ia datang bersama temannya berinisial SP. 

Namun, hanya F yang masuk ke rumah pelaku melalui pintu belakang, menuju kamar KI.

Apa yang Memicu Pembunuhan?

Saat berada di kamar dan melakukan hubungan intim, korban melontarkan ucapan yang sangat menyinggung perasaan pelaku. 

"Korban mengucapkan kalimat menghina dengan menyebut alat kelamin pelaku kecil," ungkap Kombes Ari dalam konferensi pers, Selasa (10/6/2025).

Merasa direndahkan, KI langsung mendorong korban hingga terjatuh ke dinding, lalu mencekik leher dan membekap mulutnya dengan tangan hingga tewas di tempat.

Bagaimana Mayat Korban Ditemukan?

Keesokan harinya, Senin (2/6/2025) sekitar pukul 05.30 WIB, warga bernama Pujiono menemukan jasad F tergeletak di depan pagar rumah di Jalan Ahmad Yani Gang BP4, Purwokerto Timur. 

Penemuan itu segera dilaporkan ke pihak kepolisian.

Pelaku tidak melarikan diri jauh. Polisi akhirnya menangkap KI pada Kamis (5/6/2025) di depan rumahnya, tempat pembunuhan terjadi.

Apa Hasil Autopsi dan Barang Bukti yang Diamankan?

Autopsi yang dilakukan di RSUD Prof Dr Margono Soekarjo mengonfirmasi adanya bekas kekerasan di leher korban. 

Temuan ini sesuai dengan pengakuan pelaku saat diinterogasi.

Barang bukti yang berhasil diamankan polisi antara lain ponsel korban dan pelaku, serta pakaian yang dikenakan F saat kejadian.

Apa Sanksi Hukum bagi Pelaku?

Karena korban masih di bawah umur, KI dijerat dengan Pasal 76C jo 80 ayat (3) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.

"Ancaman hukumannya maksimal 15 tahun penjara dan/atau denda hingga Rp3 miliar," tegas Kombes Ari.

Bagaimana Kasus Tragis Lainnya Mengungkap Bahaya Dunia Maya?

Kasus F bukan satu-satunya peristiwa mengenaskan yang melibatkan dunia digital. 

Di Bengkulu, seorang mahasiswi bernama Resma Reta (23) ditemukan tewas mengenaskan di rumahnya, diduga dibunuh oleh orang yang dikenal lewat interaksi virtual.

Apa Kronologi Kematian Resma Reta?

Resma, biasa disapa Reta, tengah mengobrol lewat aplikasi Discord dengan temannya Alwin, ketika tiba-tiba terdengar suara gaduh dan teriakan minta tolong.

"Ngapoin kau kesiko," ujar Reta sebelum suaranya menghilang.

Curiga terjadi sesuatu, Alwin menghubungi teman lainnya, Aisyah dan Nabilah, yang langsung menuju rumah Reta. 

Di sana, mereka menemukan pintu terbuka, bercak darah di lantai, dan tubuh Reta tak bernyawa dengan luka tusuk.

Siapa yang Diduga sebagai Pelaku?

Polisi menduga pelaku adalah orang dekat korban. 

Hal ini diperkuat oleh akses masuk yang mudah ke rumah dan ucapan korban yang mengindikasikan ia mengenali pelaku.

"Pelaku diduga orang yang dikenal korban karena masuk dari pintu depan," jelas Kasi Humas Polres Rejang Lebong, AKP Sinar Simanjuntak.

Laptop yang digunakan Reta saat berkomunikasi di Discord turut hilang, menimbulkan dugaan pembunuhan bisa jadi disertai perampokan.

Bagaimana Kondisi Keluarga Korban?

Keluarga korban sangat terpukul. Sang ibu bahkan histeris hingga beberapa kali pingsan saat mengetahui anaknya tewas tragis.

"Siapo yang ganggu anak aku, anak aku dak ado masalah," teriaknya sambil menangis.

Apa yang Mendorong Kekerasan di Media Sosial Berubah Menjadi Nyata?

Satu lagi insiden tragis terjadi di Banyuwangi, Jawa Timur, melibatkan seorang pemuda yang ditikam setelah live TikTok.

Bagaimana Kasus TikTok Berujung Penikaman?

Wiryadianto (20), warga Cluring, ditusuk oleh Kuncoro Dedi (22) karena komentar di live TikTok pacar pelaku dianggap melecehkan.

"Pacar tersangka mengadu setelah merasa dilecehkan dalam live," jelas Kompol Komang Yogi Arya Wiguna, Kasatreskrim Polresta Banyuwangi.

Kuncoro kemudian menghubungi korban dan mengajaknya bertemu. 

Dalam pertemuan itulah, pelaku menikam korban menggunakan kerambit hingga tewas.

Apakah Ada Unsur Perencanaan?

Polisi masih mendalami apakah tindakan pelaku sudah direncanakan atau spontan karena emosi. 

Namun, luka pada dada korban selebar 8 cm dan dalam 5 cm menunjukkan kekerasan yang fatal.

Pelaku akhirnya menyerahkan diri kepada pihak berwajib dan kini tengah diproses hukum.

Apa Pelajaran dari Deretan Kasus Ini?

Ketiga kasus tragis ini menggarisbawahi bahaya interaksi di dunia maya jika tidak disertai kewaspadaan. 

Aplikasi kencan, media sosial, dan platform komunikasi virtual bisa membuka celah bagi tindak kekerasan, terutama jika melibatkan emosi, rasa malu, atau dendam pribadi.

Kesamaan dari kasus-kasus ini adalah bagaimana sebuah kalimat, komentar, atau pertemuan singkat bisa memicu kekerasan mematikan. 

Baik korban maupun pelaku kerap berasal dari lingkungan yang tidak sepenuhnya menyadari risiko interaksi digital tanpa batas.

Penting bagi masyarakat, terutama generasi muda, untuk memahami bahwa dunia virtual memiliki konsekuensi nyata. 

Edukasi mengenai keamanan digital, batasan etika berkomunikasi, dan perlindungan diri di ruang maya kini menjadi kebutuhan yang mendesak.

(*)

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Masuk Lewat Pintu Belakang, Gadis 16 Tahun Masuk Kamar Lalu Bikin Teman Kencan Tersinggung: Kecil

• Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
• Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved