Pencarian Anak Hilang di Singkawang

Aktivis Perempuan Diana Prihatin Kasus Balita Hilang di Singkawang

"Peran Kohati Sambas dalam isu perlindungan anak, sebagai bagian dari elemen masyarakat yang peduli terhadap perlindungan anak," katanya.

Penulis: Imam Maksum | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Istimewa
ANAK HILANG - Aktivis perempuan, Ketua Kohati Sambas, Diana, menyoroti kasus hilangnya balita RF di Kota Singkawang. Diana ikut merasa prihatin atas hilangnya balita yang belum ditemukan, Kamis 12 Juni 2025. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Aktivis perempuan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Sambas, Kalimantan Barat, ikut menyoroti kasus hilangnya seorang balita RF di Kota Singkawang, Kalbar, Kamis 12 Jani 2025.

Aktivis perempuan yang juga Ketua Kohati Sambas, Diana bilang, kasus hilangnya balita di Singkawang saat ini menjadi perhatian publik. Diana menyebut pihaknya peduli terkait isu perlindungan anak.

"Peran Kohati Sambas dalam isu perlindungan anak, sebagai bagian dari elemen masyarakat yang peduli terhadap perlindungan anak," katanya.

Diana mengatakan, hilangnya balita Raihan Fauzi di Singkawang ini tentu menjadi keprihatinan mendalam bagi semua, khususnya bagi orang tua dan keluarga.

"Kasus ini kembali mengingatkan kita akan pentingnya pengawasan yang optimal terhadap anak, terutama balita yang masih sangat rentan dan belum memahami bahaya di sekelilingnya," ujarnya.

Mengenai kasus hilangnya balita di Singkawang ia turut prihatin. Ia berharap balita Raihan Fauzi segera ditemukan dalam keadaan selamat dan dapat kembali berkumpul dengan keluarga. 

Baca juga: Penerimaan Murid Baru SMP Dimulai 23 Juni, Disdik Sambas Komitmen Transparansi Akuntabilitas

Diana mengatakan, upaya cepat dari pihak kepolisian dan masyarakat yang ikut membantu pencarian patut diapresiasi. Kasus ini harus menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak.

"Orang tua adalah benteng pertama dan utama dalam perlindungan anak. Kita tidak bisa lagi hanya mengandalkan pihak lain. Kesadaran dan kewaspadaan orang tua harus ditingkatkan secara drastis," tegasnya.

Dia menjelaskan, perlu pengawasan langsung dan cerdas bagaimana mengetahui dengan pasti siapa teman-teman anak, di mana mereka bermain, dan kegiatan apa yang mereka lakukan. 

"Batasi waktu dan pantau penggunaan gawai serta akses internet mereka. Pengetahuan adalah kekuatan, dan ketidaktahuan adalah celah bahaya," sambungnya.

Tidak hanya itu, menurutnya harus ada edukasi keamanan bagaimana anak diajarkan tentang orang asing yang berbahaya. Pentingnya tidak mudah percaya pada ajakan, dan apa yang harus dilakukan jika mereka merasa tidak aman.

"Berikan mereka pemahaman dasar tentang keselamatan diri. Pastikan ada orang dewasa yang bertanggung jawab mengawasi si anak, terutama saat bermain di luar rumah atau tempat umum," katanya.

Dia bilang, peran orang tua tidak boleh lepas dari mengawasi anak, apalagi sampai meninggalkannya walaupun dalam kondisi bersama anak kecil saja.

"Orang tua jua harus peka terhadap perubahan perhatikan jika ada perubahan perilaku pada anak. Perubahan tersebut bisa jadi sinyal adanya sesuatu yang tidak beres," jelasnya. (*)

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved