Penantian Panjang Warga Sungai Pinyuh Basiran Tunaikan Ibadah Haji
Hampir saja saya menyerah. Uang yang saya kumpulkan belum mencukupi, dan saya sempat berpikir untuk menunda keberangkatan

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, MEMPAWAH - Kisah mengharukan datang dari Basiran (50), calon jemaah haji asal Sungai Pinyuh, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, Jumat 16 Mei 2025.
Setelah penantian panjang selama lebih dari satu dekade, akhirnya Basiran bersama sang istri yang terdaftar sebagai calon jemaah haji Kabupaten Mempawah Tahun 1446 H / 2025 M akan berangkat menunaikan Ibadah Haji pada Kamis 22 Mei 2025.
Basiran bukanlah seorang pejabat atau pengusaha besar. Ia adalah seorang pekerja swasta yang sehari-hari menggantungkan hidup sebagai peternak ayam.
Dalam keterbatasan penghasilan, tekadnya untuk memenuhi panggilan ke tanah suci tak pernah surut.
Ia mendaftarkan diri untuk menunaikan ibadah haji sejak tahun 2014, namun perjuangannya tak semulus yang dibayangkan.
• Gantikan Ayah yang Wafat, Nura Umur 18 Tahun Jadi Jemaah Haji Termuda Kota Pontianak
Memasuki tahun keberangkatan, Basiran harus menghadapi tantangan besar, melunasi sisa pembayaran biaya haji yang harus diselesaikan paling lambat 25 April 2025.
“Hampir saja saya menyerah. Uang yang saya kumpulkan belum mencukupi, dan saya sempat berpikir untuk menunda keberangkatan,” ujar Basiran bercerita saat dihubungi.
Namun, di saat harapan hampir padam, datang cahaya dari sosok yang selama ini menjadi panutan spiritualnya, Imam Masjid Sabilul Muttaqin Sungai Pinyuh, H. Jaka.
Imam Jaka tak henti memberikan semangat dan motivasi kepada Basiran, meyakinkannya bahwa Allah akan membukakan jalan bagi niat suci menunaikan ibadah haji.
“Pak Imam selalu menyemangati. Beliau bilang terus ikhtiar, insyaAllah ada jalan. Itu membuat saya bangkit lagi,” kenang Basiran.
Benar saja, keajaiban datang di detik-detik terakhir. Pada 25 April 2025, hari terakhir pelunasan haji, Basiran berhasil melunasi biaya hajinya hanya setengah jam sebelum bank tutup.
Dana yang digunakan adalah hasil dari penjualan sebidang tanah miliknya, keputusan besar yang ia ambil demi bisa berangkat ke Baitullah.
“Rasanya seperti mimpi. Setelah menunggu lebih dari 10 tahun, akhirnya kami akan berangkat. Saya sangat berterima kasih kepada Imam Jaka. Beliau bukan hanya imam masjid, tapi juga penyemangat hidup saya,” ujar Basiran haru.
Kisah Basiran menjadi inspirasi kuat bahwa dengan tekad, usaha, dan doa, tidak ada yang tidak mungkin.
Dalam kondisi ekonomi yang serba terbatas, Basiran membuktikan bahwa panggilan suci ke tanah suci bukan hanya milik orang yang berkecukupan, tetapi juga milik mereka yang memiliki niat dan keyakinan kuat.
- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!
Desa Sepangah Dukung Program Satu Desa Satu Hektar Tanam Jagung Perdana |
![]() |
---|
Bupati Erlina Sambut Entry Meeting BPK untuk Perkuat Transparansi Keuangan Daerah |
![]() |
---|
Bukti Nyata Pemerintah Hadir untuk Rakyat! Ringankan Beban Warga Mempawah dengan Sembako Murah |
![]() |
---|
Penggunaan NIK untuk Pembelian Elpiji 3 Kg, Pangkalan di Mempawah Hilir Siap Jalankan Aturan |
![]() |
---|
DPRD dan Disdikporapar Tinjau SMPN 1 Sungai Pinyuh, El Zuratnam: Keselamatan Siswa Prioritas Utama |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.