Gantikan Ayah yang Wafat, Nura Umur 18 Tahun Jadi Jemaah Haji Termuda Kota Pontianak

Meski masih sangat muda dan baru saja lulus SMA Nura menyambut amanah itu dengan penuh haru.

|
Penulis: Peggy Dania | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Peggy Dania
BERI KETERANGAN - Nura Husna Sahila, Calon Jemaah Haji termuda di Kota Pontianak saat diwawancarai mengenai persiapannya untuk berangkat haji, di Aula Masjid Mujahidin, Rabu 14 Mei 2025. Keikutsertaan Nura bukan tanpa alasan, ia menggantikan almarhum ayahnya Sarijan anggota DPRD Kota Pontianak yang wafat secara mendadak jelang keberangkatan. 
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK – Di antara 621 jemaah calon haji asal Kota Pontianak yang bersiap menunaikan rukun Islam kelima tahun ini terdapat satu sosok yang menarik perhatian.
Dialah Nura Husna Sahila yang menjadi jemaah haji termuda di Kota Pontianak dalam musim haji 2025.

Keikutsertaan Nura bukan tanpa alasan, ia menggantikan almarhum ayahnya Sarijan anggota DPRD Kota Pontianak yang wafat secara mendadak jelang keberangkatan.

“Bapak sempat MCU juga sering olahraga, hasilnya semua normal terus bapak itu dinas ke Jakarta 4 hari, sebelumnya ke Bogor nah ke Jakarta udah balik itu sore jam 5 an, sempat istirahat makan dan sempat imam tarawih, pukul 22.wib an bapak mau istirahat capek karena habis perjalanan jauh,” cerita Nura dengan mata berkaca-kaca, Rabu 14 Mei 2025.

Namun malam itu juga, sekita pukul 23 WIB sang ayah mengeluh dada bagian kanannya sakit. Ia langsung dilarikan ke rumah sakit Antonius.

“Diperiksa semuanya normal. Mungkin bapak kecapean dan mau istirahat total. Tapi saat itu tiba-tiba muntah, akhirnya ambil alat setrum jantung dan ngambil tindakan, penyakitnya tidak ada lalu pupil matanya sudah membesar, keringat dingin dibawain ibu handuk tapi ternyata udah tidak ada,” ucap Nura dengan surat tegar meski jelas menahan duka.

Nura merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Sang kakak yang seharusnya menggantikan baru saja melahirkan dan masih menyusui sehingga keluarga memutuskan Nura yang berangkat.

Meski masih sangat muda dan baru saja lulus SMA Nura menyambut amanah itu dengan penuh haru.

Apalagi ia seharusnya memulai kuliah perdananya di Institut Ilmu Al-Qur’an, Jakarta usai Lebaran.

Kepergian sang ayah yang tiba-tiba membuat keluarga sempat bingung terlebih karena proses administrasi haji sudah masuk ke tahap finalisasi.

Namun karena sang ayah telah melunasi seluruh biaya dan memenuhi syarat istitha’ah Nura akhirnya menggantikan melalui skema pelimpahan sesuai ketentuan Kementerian Agama.

Kini, Nura tengah mengikuti bimbingan manasik haji bersama ratusan jemaah lain. Ia mengaku bersyukur masih bisa didampingi sang ibu dalam proses persiapan ini serta berharap ibadah hajinya nanti bisa berjalan lancar meski belum pernah sekalipun menginjakkan kaki ke Tanah Suci.

“Untungnya Mama pernah umroh, jadi mungkin nanti bisa bantu kalau saya bingung. Saya juga gabung KBIHU, jadi sedikit banyak sudah dapat materi manasik dari sana,” katanya.

Bagi Nura, perjalanan ini adalah campuran rasa duka dan syukur. Duka karena kehilangan sang ayah syukur karena diberi kesempatan berhaji di usia yang masih sangat muda.

“Ada sedih dan senangnya, senang karena belum pernah umroh tiba-tiba haji, sedih karena kenapa bapak yang diambil, kalau bisa saya tidak usah berangkat, bapak aja yang haji pengennya,” ucap Nura lirih.

 

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!  

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved