Berita Viral

UMUR Dua Korban Baru Korban Dokter PPDS Cabul Asal Pontianak Kejadian di Gedung MCHC Lt 7 RSHS

Direktur Kriminal Umum Polda Jabar, Kombes Surawan mengungkap dua korban tersebut mendapat perlakuan yang sama sebelum FH.

|
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Kolase/TribunJabar.id
DOKTER PERKOSA PASIEN - Fakta baru mengejutkan di pusaran kasus dokter Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (Unpad) Priguna Anugrah Pratama yang memperkosa seorang keluarga pasien berinisial FH (21) di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung pada Senin 17 Maret 2025. Ternyata ada dua korban sebelum FH dengan modus yang sama. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Polda Jabar mengungkap fakta mengejutkan di pusaran kasus dokter Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (Unpad) Priguna Anugrah Pratama yang memperkosa seorang keluarga pasien berinisial FH (21) di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung pada Senin 17 Maret 2025.

Priguna Anugrah Pratama ternyata tidak melakukan hal cabul tersebut ke FH, melainkan masih ada dua korban wanita lainnya.

Direktur Kriminal Umum Polda Jabar, Kombes Surawan mengungkap dua korban tersebut mendapat perlakuan yang sama sebelum FH.

Mereka berusia 21 tahun dan 31 tahun.

Kombes Surawan mengatakan dua korban tersebut telah diperiksa pada Kamis 10 April 2025.

"Benar bahwa ada dua korban ini ternyata telah menerima perlakuan yang sama dari tersangka dengan modus sama. Kejadiannya terjadi pada 10 Maret dan 16 Maret 2025 atau dengan kata lain sebelum kejadian yang menimpa FH (21)," katanya di Mapolda Jabar, Jumat 11 April 2025 dilansir dari TribunJabar.id.

Kombes Surawan pun menegaskan, modus yang digunakan pelaku Priguna Anugerah ini sama dengan para korbannya hanya sedikut berbeda di permintaan awalnya.

Dokter PPDS Cabul Asal Pontianak Ternyata Punya Dua Korban Tambahan, Modus yang Digunakan Sama

Jika FH saat itu diminta melakukan transfusi darah atau crossmatch, dua korban ini diajak uji alergi oleh Priguna Anugrah Pratama.

Namun aksi yang dilakukan Priguna Anugrah Pratama tetap sama yakni menyuntikkan obat bius lalu memperkosa korban.

"Korban-korbannya dibawa ke tempat yang sama, yakni Gedung MCHC lantai 7. Tapi, untuk yang dua korban tambahan ini merupakan pasien RSHS," katanya.

Disinggung terkait pengawasan dari RSHS lantaran kejadian ini terjadi berulang, Surawan pun menyebut hal ini merupakan insiden.

Selain itu, ruangan tersebut memang belum digunakan sehingga RS pun akan melakukan evaluasi pengawasan, terutama dokter residen yang nanti sudah akan bekerjasama juga dengan Polda Jabar untuk pengawasan dokter residen ini.

Kronologi Kejadian

Dilansir dari TribunJabar, kejadian naas itu terjadi pada Senin 17 Maret 2025 dini hari lalu.

FH alias korban sebelum kejadian tengah menunggu kabar hidup dan mati kerabatnya di salah satu ruangan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSHS Bandung.

Puncaknya, kesehatan kerabatnya itu memburuk pada Senin dini hari.

FH lalu didatangi Priguna Anugrah Pratama yang kebetulan saat itu berjaga di ruang IGD.

Priguna lantas menjelaskan kondisi pasien tengah kritis.

Oleh karena itu, dibutuhkan segera donor darah untuk menyelamatkan nyawa pasien.

Tak ingin buang waktu, korban bersedia menjadi donor.

Priguna lantas mengajak korban menjalani crossmatch.

Proses ini dilakukan untuk menemukan kecocokan jenis golongan darah yang akan ditransfusikan kepada penerima.

Proses itu, kata Priguna, bakal dilakukan di Ruang 711 di lantai 7 Gedung MCHC.

Gedung MCHC sejatinya bukan crossmatch

Ruangan itu berfungsi untuk pelayanan kesehatan ibu dan anak. Saat itu, sudah tanggal 18 Maret 2025 sekitar pukul 01.00 WIB

Sesampainya di ruangan itu, Priguna langsung meminta korban berganti pakaian ke pakaian operasi saja.

Korban yang saat itu tak mengetahui proses crossmatch dipasangi infus oleh Priguna.

Priguna lalu menyuntikkan cairan obat yagn ternyata Midazolam melalui selang infus.

Midazolam biasa digunakan sebagai obat bius saat operasi.

 UPDATE Fakta Baru Oknum Dokter Priguna Asal Pontianak Diduga Perkosa Keluarga Pasien di RSHS Bandung

Dalam sekejap, korban hilang kesadaran.

Tidak tanggung-tanggung, korban terlelap selama tiga jam.

Saat itulah Priguna memerkosa korban.

Sekitar pukul 04.00 WIB, korban akhirnya sadar.

Korban merasakan pusing di kepala sesaat setelah kejadian itu.

Ia juga mengaku kemaluannya sakit.

Kecurigaan mulai menjadi saat korban merasakan nyeri di kemaluan ketika buang air kecil.

Cemas terjadi sesuatu, korban dan keluarganya lantas melakukan visum di RSHS.

Hasilnya, ditemukan bekas cairan sperma di kemaluannya.  

Pihak keluarga korban lantas segera melaporkan kejadian ini ke Polda Jawa Barat.

Lima hari kemudian, tim Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jabar lalu menangkap Priguna di salah satu apartemen di Kota Bandung. 

Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Angkat Bicara

Dedi Mulyadi menyebut perilaku dokter PAP yang memerkosa putri pasien di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung sudah seperti perilaku setan.

Menurutnya, Kampus Unpad harus memperketat seleksi untuk calon-calon dokter.

Apabila hasil tes psikologi memiliki mental berbeda atau kelainan seksual, Dedi Mulyadi menilai hal itu jangan diloloskan.

"Itu harus hati-hati, karena ini menyangkut kepercayaan bagaimana nanti semua orang takut dirawat di rumah sakit yang nunggunya takut kan bahaya," kata Dedi Mulyadi di DPRD Kota Sukabumi, Kamis 10 April 2025, seperti dikutip dari Tribun Jabar.

"Dulu kan kalau di rumah sakit takutnya aya jurigan (ada Setan). Kok hari ini dokternya seperti jurig. Bahkan jurig (Setan) sekalipun ga pernah memerkosa," imbuhnya.

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved