Keutamaan I’tikaf di 10 Malam Terakhir Ramadan dan Panduan Pelaksanaannya

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan, umat Islam biasanya menghabiskan waktu dengan melakukan i’tikaf di masjid.

Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk ibadah yang sangat dianjurkan, karena bertujuan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.

I’tikaf sendiri telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW, yang secara rutin melaksanakannya di sepuluh hari terakhir Ramadan. Bahkan, pada tahun wafatnya, beliau melakukan i’tikaf selama 20 hari penuh.

Selama menjalankan i’tikaf, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, seperti shalat malam, membaca Al-Qur’an, berzikir, serta berdoa memohon ampunan dan keberkahan.

Bagi siapa pun yang ingin melaksanakan i’tikaf, terdapat beberapa hal penting yang perlu dipahami agar ibadah ini dapat dilakukan dengan baik dan maksimal.

• Amalan Zikir bagi Wanita Haid di Malam Lailatul Qadar: Cara Meraih Keberkahan

Di antaranya adalah lafal niat untuk i'tikaf. Begini niatnya:

نَوَيْتُالْاِعْتِكَافَ لِلّٰهِ تَعَالٰى

Nawaitul I’tikaafa lilaahi ta’ala,

“Saya niat I’tikaf karena iman dan mengharap akan Allah, karena Allah ta’ala."

 Saat i'tikaf dianjurkan untuk membaca doa:

اَللّٰهُمَّ اِنَّكَ عَفُوٌّتُحِبُّ الْعَفْوَفَاعْفُ عَنِّيْ

“Ya Allah, bahwasannya Engkau menyukai pemaafan, karena itu maafkanlah aku.”

I’tikaf harus dilakukan di masjid dan dianggap sah bila memenuhi rukun-rukun sebagai berikut :

1. Niat Mendekatkan Diri kepada Allah.

2. Berdiam di Masjid

3. Islam dan suci, serta sudah akil baligh.

Adapun hal-hal yang membatalkan i’tikaf adalah keluar dari masjid tanpa keperluan yang jelas, bercampur dengan istri, murtad, hilang akal karena gila atau mabuk, serta datang haid dan nifas ataupun semua yang mendatangkan hadats besar.

Selain berdoa dan beberapa hal di atas, saat i'tikaf juga disarankan untuk melakukan lima amalan mulia ini: