Ragam Contoh
Peristiwa Sihir yang Menimpa Rasulullah SAW dari Labid bin Al-‘Asham, Doa Penangkal Sihir
Praktik sihir sudah berlangsung ribuan tahun yang lalu. Kebencian dan sakit hati biasanya menjadi alasan mengapa seseorang mengirim sihir.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID- Rasulullah saw. pernah mengalami hal yang tidak menyenangkan dari seorang penduduk Madinah bernama Labid bin al-A’sham.
Rasulullah pernah disantet oleh Labid. Ulama berbeda pendapat megenai agama orang penyihir Rasulullah.
Sebagian ulama, seperti Imam Ibn al-Jauzi dan Qadhi Iyadh, berpandangan bahwa Labid bin al-A’sham adalah orang muslim yang munafik.
Sebagian ulama yang lain, seperti terdapat dalam riwayat Imam Muslim, Labid adalah Yahudi dari kalangan Bani Zuraiq.
Akibat santet ini, seperti dalam riwayat Imam al-Bukhari dan lainnya, Rasulullah saw. sampai mengalami linglung, bermasalah dalam penglihatannya, dan menurun nafsunya.
Imam Ibnu Hajar dalam Fathul Bari menjelaskan, pengaruh santet Labid ini tidak ada dampak sama sekali terhadap pangkat kenabian Rasulullah. Beliau terlindung dari kekeliruan dalam menyampaikan mukjizat dan wahyu. Santet ini hanya berdampak terhadap fisik Rasulullah saja.
Al-Waqidi dan Ibn Sa’d menyebutkan bahwa penyihiran yang dilakukan Labid terhadap Rasulullah saw. itu terjadi pada bulan Muharam tahun 7 hijriah, sepulang Rasulullah dari perjanjian Hudaibiah.
• Rahasia di Balik Sakitnya Fatimah Az-Zahra Sebelum Meninggal
Diceritakan bahwa sekelompok pembesar Yahudi Bani Zuraiq mendatangi Labid. Mereka bilang pada Labid, “Kamu ini penyihir paling top di antara kami. Kami sudah mencoba menyihir Muhammad, tapi enggak mempan. Ayolah kamu yang nyihir, kita kasih 3 dinar nih.”
Setelah deal, Labid pun melakukan ritual selama 40 malam. Dalam riwayat lain bahkan sampai 6 bulan.
Menurut al-Qurthubi, Labid menyihir Rasulullah dengan mengambil rambutnya melalui lelaki muda pelayan Rasulullah yang beragama Yahudi.
Si pelayan ini tidak menaruh curiga apa tujuan Labid meminta rambut Rasulullah. Maklum, saat itu khadim muda Rasulullah itu masih berusia belia. Konon ia bernama Abdul Quddus.
Karena mengalami sakit yang tak berkesudahan, Imam Ibn al-Qayyim menyebutkan bahwa Rasulullah berobat dengan cara bekam.
Tapi bekam ini tidak berpengaruh secara signifikan. Akhirnya malaikat Jibril dan Mikail yang menjelma menjadi dua orang pemuda mendatangi Rasulullah saw. untuk membantu mengeluarkan guna-guna Labid.
“Rasul, Anda ini disihir sama seorang lelaki Yahudi. Ia menaruh buhul santetnya itu di sumur Dzarwan,” Jibril menginformasikan kepada Rasulullah. Akhirnya Rasulullah meminta Ali bin Abi Thalib dan Ammar bin Yasir untuk mendatangi sumur itu.
Keduanya ditemani Jubair bin Iyas al-Zuraqi, Qais bin Muhshin al-Zuraqi, dan al-Harits bin Qais untuk mengambil buhul itu di dalam sumur.
Dalam satu riwayat, Rasulullah saw. memanggil Labid untuk mengonfirmasi kebenaran informasi dari Jibril. “Apa benar Anda yang menyihirku,” tanya Rasullah kepada Labid. “Iya, benar Muhammad,” jawab Labid. “Kenapa Anda tega berbuat seperti itu?” “Saya mah cuman nyari duit doang, Nabi. Maafin saya ya,” mohon Labid.
Menurut Ibn Sa’d dari Mursal Ikrimah, riwayat yang menyebutkan bahwa Rasulullah memaafkan Labid itu lebih kuat daripada riwayat yang mengatakan bahwa Labid itu sampai dihukum mati.
Kata Rasulullah pada istrinya, Aisyah, “Sudah, maafkan saja. Kalau dia belum sadar dari perbuatannya, biarlah azab Allah itu lebih mengerikan.”
“Kalau aku sampai menghukum matinya, tentu masyarakat akan takut untuk masuk Islam. Muhammad sadis sama temannya sendiri.”
• Contoh Teks MC Kuliah Subuh Selama Ramadhan, Menjaga Ilmu dan Waktu Belajar
Dampak Sihir
“Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dan istrinya,” (Surat Al-Baqarah ayat 102).
Firman Allah di atas menjadi salah satu dalil bahwa sihir itu benar-benar ada dan nyata, sama seperti perkara ghaib lainnya.
Sebagaimana diketahui, sihir adalah upaya yang dilakukan manusia dengan meminta pertolongan kepada setan untuk mencelakai orang lain. Ayat di atas mencontohkan bahwa sihir bisa membuat sepasang suami-istri bercerai.
Praktik sihir sudah berlangsung ribuan tahun yang lalu. Kebencian dan sakit hati biasanya menjadi alasan mengapa seseorang mengirim sihir.
Metode yang dipakai tukang sihir untuk mencelakai korbannya begitu bervariasi; ada yang menggunakan rambut calon korban, baju, gambar, dan lainnya. Sihir bisa menyasar siapa saja, termasuk Nabi Muhammad.
Seperti diriwayatkan Asy-Syaikhan dalam Bukhari dan Muslim, Nabi Muhammad pernah disihir oleh Labid Al-Asham.
Dikisahkan, suatu ketika Nabi Muhammad pernah membayangkan telah melakukan sesuatu (berhalusinasi mendatangi istrinya satu per satu), namun ternyata beliau tidak melakukannya.
Kepada Sayyidah Aisyah, Nabi Muhammad mengatakan bahwa Allah telah memberikan jawaban atas pertanyaan yang pernah beliau ajukan. Jawaban tersebut disampaikan oleh dua malaikat.
Sementara riwayat lain menyebutkan bahwa gulungan sihir tersebut diangkat dari dalam sumur. Setelah dibakar, buhul tersebut memperlihatkan tali dengan 11 simpul yang susah untuk dibuka.
Pada saat itu, turun wahyu Surat Al-Falaq dan An-Nas (muawwidzatain) kepada Nabi Muhammad. Setiap Nabi Muhammad membaca dua surat itu, maka terbukalah satu simpul tali itu dan demikian seterusnya hingga sebelas kali.
Sejak saat itu, sebelum tidur, Nabi Muhammad selalu membaca muawidzatain (Al-Falaq dan An-Nas)–ada yang menyebut Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas–sebelum beliau tidur. Tidak lain, ini adalah untuk melindungi dirinya dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti sihir.
Kalau seandainya beliau sakit parah, maka Sayyidah Aisyah yang membacakan surat-surat tersebut dan mengusapkan tangannya pada tubuh Nabi Muhammad.
Said Ramadhan Al-Buthy dalam The Great Episodes of Muhammad SAW (2017) mengatakan bahwa sihir yang menimpa Nabi Muhammad hanya berpengaruh pada jasad bagian luarnya saja.
Artinya, sihir tersebut tidak sampai ‘menyerang’ hati, akal, dan keimanannya. Nabi memang maksum, namun kemaksumannya bukan berarti beliau terbebas dari berbagai macam penyakit dan berbagai faktor manusiawi lainnya.
Oleh sebab itu, Nabi Muhammad menderita ketika terkena sihir tersebut, layaknya manusia lain kalau terkena.
Ketika seseorang mengalami sakit keras, maka wajar kalau dia diliputi khayalan atau bayangan akibat dari sakit yang dideritanya itu.
Begitu pun dengan Nabi, beliau membayangkan telah melakukan sesuatu tapi nyatanya tidak.
Al-Buthy menegaskan bahwa Nabi Muhammad terkena sihir tersebut bukan aib atau kekurangan pada dirinya. Sekali lagi, Nabi Muhammad maksum (terjaga dari kesalahan dan kekurangan dalam menyampaikan syariat Allah).
Namun kemaksumannya itu ‘tidak berlaku’ dalam hal-hal keduniawian seperti sakit, lapar, haus, dan lainnya.
“Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudarat dengan sihirnya kepada seorang pun kecuali dengan izin Allah,” (Surat Al-Baqarah ayat 102).
- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!
Doa Penangkal Sihir
Peristiwa Sihir yang Menimpa Rasulullah SAW
Mukjizat di Balik Sihir
Dampak Sihir Bagi Rasulullah
Sihir Labid bin Al-‘Asham dan Wahyu Allah
45 Soal Ujian Al-Qur’an Hadis Kelas 11 Lengkap Jawaban Terbaru 2025 |
![]() |
---|
45 Soal Ujian Matematika Kelas 11 SMA Lengkap dengan Kunci Jawaban |
![]() |
---|
Cara Menghadapi Ketika Rasa Takut Menikah Mulai Muncul, Ikuti 4 Langkah Ini |
![]() |
---|
Ini Contoh Soal Bahasa Indonesia Kelas 11 Lengkap Jawaban Kurikulum Merdeka |
![]() |
---|
45 JAWABAN Prakarya Kelas 11 Kurikulum Merdeka dengan Soal-soal Terbaru |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.