Ramadan 2025

Apa Saja Syarat Menjadi Imam Sholat ? Berikut Penjelasannya

Kedua, menjadi imam bukan hanya masalah kemampuan, tetapi juga sikap dan tata krama. 

Editor: Zulkifli
GRAFIS TRIBUN PONTIANAK/ENRO
ILUSTRASI SALAT - Inilah beberapa syarat yang perlu dipahami untuk menjadi Imam dalam Sholat. Satu di antaranya dijelaskan pentingnya adab. 

Berdasarkan dua hadis di atas, kita diingatkan untuk tidak hanya melibatkan diri dalam perlombaan kebaikan, tetapi juga menjunjung tinggi nilai-nilai adab dan etika. 

Menurut Tim Divisi Fatwa Tarjih, berdasarkan dua hadis di atas, berikut syarat-syarat menjadi seorang Imam:

- Individu yang paling baik bacaan dan pengetahuannya tentang al-Qur’an;

- Kalau bacaan dan pengetahuannya tentang al-Qur’an sama, maka ditentukan yang paling banyak pengetahuannya terhadap as-Sunnah;

- Kalau pengetahuan terhadap as-Sunnah sama, maka ditunjuklah yang lebih dahulu hijrah, barangkali untuk sekarang yang lebih banyak atau dahulu perjuangannya;

- Kalau dalam hijrahnya sama, maka dipilihlah imam yang usianya lebih tua.

Baca juga: BACAAN Niat Shalat Sunnah Malam ke 10 Ramadan 1446 H Tahajud Taubat dan Witir Lengkap Arab Latin


Oleh karena itu, untuk menjaga kesinambungan dan kualitas pelaksanaan ibadah di suatu masjid, Tim Divisi Fatwa Tarjih sangat dianjurkan memiliki seorang imam tetap, terutama untuk salat-salat fardu lima waktu. Imam yang dipilih sebaiknya paling sesuai dengan kriteria yang telah dijelaskan dalam hadis di atas, yakni memiliki kefasihan dalam membaca Al-Qur’an, pemahaman yang baik terhadap Sunnah, pengalaman hijrah, dan kesetiaan terhadap ajaran Islam.

Tetapi, dalam situasi di mana terdapat banyak individu yang memenuhi kriteria imam tersebut, masjid dapat mempertimbangkan untuk membuat jadwal imam secara bergilir. 

Baca juga: BACAAN Doa Hari ke 11 Ramadhan 1446 Hijriah Lengkap Fadilah Tarawih Menakjubkan Malam ke 11 Ramadan

Pendekatan ini tidak hanya memberikan peluang kepada lebih banyak orang untuk berkontribusi dalam peran imam, tetapi juga menciptakan suasana kebersamaan dan partisipasi aktif seluruh jamaah.

Dengan demikian, kebijakan jadwal imam bergilir dapat menjadi solusi yang adil dan efektif untuk menghindari persaingan yang tidak perlu di antara jamaah. 

Selain itu, hal ini dapat memperkuat ikatan sosial dan kebersamaan dalam komunitas masjid. Pemilihan imam secara bijaksana, baik dengan memiliki imam tetap atau melalui jadwal bergilir, akan membantu menciptakan lingkungan ibadah yang harmonis dan mendukung pertumbuhan spiritual umat Islam.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved