Berita Viral

Isu Reshuffle Kabinet Prabowo Terbaru - Menteri Bahlil, Budi Ari, Raja Juli, dan Sri Mulyani Disorot

Mencuat isu reshuffle kabinet merah putih di era Presiden RI Prabowo Subianto yang dikaitkan dengan nama beberapa menteri.

Editor: Rizky Zulham
Dok. Tribunnews.com
PRABOWO SUBINATO - Presiden RI Prabowo Subianto. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Mencuat isu reshuffle kabinet merah putih di era Presiden RI Prabowo Subianto yang dikaitkan dengan nama beberapa menteri.

Isu perombakan menteri atau resuffle menguat, setalah 100 hari pemerintahan Presiden Prabowo Subianto

Hal itu lantas mendapat sorotan dari Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira.

Ia menilai perombakan menteri di bidang ekonomi perlu dilakukan untuk mendorong target kerja ekonomi kabinet merah putih. 

Bhima menyebut beberapa menteri yang patut dicopot mulai dari Menteri Koperasi Budi Ari, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadahlia hingga Menteri Keuangan, Sri Mulyani.

BOCORAN Nama Menteri di Reshuffle Kabinet usai Pidato Prabowo, Singkirkan yang Tak Mau Kerja

"Salah satunya Budi Ari, Bahlil, Raja Juli, bahkan mungkin Sri Mulyani juga bisa di resuffle gitu, apalagi pada waktunya gonjang-ganjing PPN 12 persen, Coretex yang bermasalah dan belum di uji coba secara matang," jelas Bhima, Kamis 6 Februari 2025. 

Terkhusus Bhima menyoroti kinerja Menteri Keuangan Sri Mulyani terkait polemik kenaikan PPN 12 persen yang memicu kemarahan publik, dan polemik penerapan Coretex tanpa persiapan matang yang bisa berdampak pada penurunan target penerimaan pajak. 

Sementara itu, Bhima juga menyoroti kinerja Menteri ESDM, Bahlil Lahadahlia yang dianggap belum menujukan kinerja positif semala 100 hari menjabat di kabinet merah putih. 

Bahkan saat ini, Bahlil menuai sorotan negatif karena kebijakan pembatasan LPG 3 kg.

Selain itu, juga dianggap kurang sejalan dengan visi misi Presiden Prabowo. 

"Bahlil salah satu menteri yang harus di resuffle karena tidak memiliki peta jalan pemensiunan PLTU juga," jelasnya. 

Bhima menyoroti tantangan ke depan di bidang ekonomi masih berat.

Sehingga sosok yang berlatar belakang profesional dibutuhkan untuk mengisi pos-pos ini. 

Dia menjabarkan isu global seperti perang dagang Amerika dengan China masih berlanjut, kemudian kebijakan proteksinisme semakin dilakukan banyak negara, hingga menguatnya kompetisi dengan Vietnam yang mampu menarik relokasi industri. 

Di sisi domestik sendiri, tantangan ekonomi juga masih berlangsung.

Halaman
12
Sumber: Kontan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved