Renungan Harian
Renungan Kristen Minggu 29 Desember 2024 Baca Alkitab Lukas 2:41-52 Kumpul Gusti
Isi renungan Kristen hari ini diambil dari Bacaan Alkitab 1 Samuel 2 : 18 – 20, 26 Lalu Mazmur: 148 : 1 – 14, Bacaan 2: Kolose 3 : 12 – 17 dan Bacaan
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Cek isi Renungan Kristen Minggu 29 Desember 2024.
Renungan harian Kristen hari ini berjudul “Kumpul Gusti.”
Isi renungan Kristen hari ini diambil dari Bacaan Alkitab 1 Samuel 2 : 18 – 20, 26
Lalu Mazmur: 148 : 1 – 14, Bacaan 2: Kolose 3 : 12 – 17 dan Bacaan 3: Lukas 2 : 41 – 52.
Semoga bacaan renungan Kristen meneguhkan iman saudara.
Berikut ini renungan hari ini disadur dari gkjw.or.id.
[Cek Berita dan informasi Renungan Harian KLIK DISINI]
Baca renungan Kristen
Bisa “ngumpul” dengan keluarga, bagi banyak orang yang terpisah jauh seringkali menjadi sebuah kerinduan yang terus hadir dalam hati mereka.
Tak jarang untuk bisa “ngumpul”, mereka berusaha meluangkan waktu, tenaga, dan dana yang tidak sedikit untuk mewujudkannya.
Dan ketika terwujud, walaupun hanya sebentar, pengorbanan itu tidak sia-sia.
Ada kepuasan tersendiri di dalam diri mereka dan tentu hal ini membawa sukacita.
Dan yang terpenting meninggalkan suatu kenangan yang indah, yang pada akhirnya menjadi penguat dalam pengharapan untuk melakukannya lagi di lain waktu.
Bersama, memang tidaklah mudah, terutama bersama Tuhan.
Ada konsekuensi besar yang harus kita lakukan sebagai pengorbanan yang tak jarang sangat berat untuk terwujud.
Waktu yang seakan-akan masih kurang untuk kita isi.
Tenaga yang seakan-akan terlalu terfokus untuk pekerjaan, usaha, dan aktifitas lainnya.
Dana yang juga tak jarang kita rasakan masih belum bisa memenuhi segala keinginan/kebutuhan kita.
Kalaupun kemudian terjadi “kebersamaan”, seakan-akan ada keterpaksaan di dalamnya.
Bahasa yang sering muncul adalah, “wajib e ngunu yo piye maneh!”, sehingga jangankan kepuasan, kebahagiaan saja seringkali jauh dari hidup kita.
“Kumpul Gusti” sebenarnya adalah panggilan kita ketika kita mengambil keputusan untuk mengikut Dia, yaitu panggilan untuk:
Datang Kepada-Nya
Kita ingat panggilan Tuhan Yesus dalam Matius 11:28, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.”
Datang untuk apa?
Untuk belajar bersama-sama dengan Dia.
“Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.” (Mat. 11:29).
Pembelajaran yang akan diberikan oleh Tuhan bukan hanya akan memberi kita kelepasan (Ay. 28) tetapi juga akan memberi kita ketenangan (Ay. 29).
Pembelajaran yang akan membuat kita mengerti: apa yang baik dan benar di hadapan Tuhan.
Memang berat beban hidup kita, tetapi seperti halnya Hana, ketika beban berat membelenggu hidupnya, ia datang kepada Allah dan ia mendapat kelepasan walaupun kemudian juga ia mempunyai tanggung jawab/ panggilan besar lainnya.
Hana mengerti bahwa Allah layak untuk diandalkan seperti kesaksian Pemazmur, “Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku.” (Maz. 62:6).
Yesus walaupun masih berumur 12 tahun juga telah bersama dengan Allah.
Itulah mengapa Ia menjadi sangat berhikmat walaupun masih kecil, dan banyak orang ingin belajar bersama-sama dengan Dia.
Sebab Yesus memiliki hubungan yang dekat dengan Allah.
Membersamai Dia
Membersamai berarti selalu ingin dekat dengan Tuhan dimana dan kemanapun juga. Risiko besar yang harus diambil adalah “kehilangan rasa nyaman”.
Yesus dalam usia yang masih anak-anak mengambil sikap yang di luar pemikiran orang dewasa.
Rasa nyaman dan aman bersama dengan orang tua-Nya dibuang dan Ia memilih untuk tinggal di Bait Suci tanpa sepengetahuan Maria dan Yusuf.
Itulah mengapa Ia protes kepada orang tua-Nya, “Mengapa kamu mencari Aku?
Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” (Ay. 49).
Ia merasa lebih baik bersama dengan Allah di Rumah-Nya.
Ini seperti pengakuan Pemazmur dalam Mazmur 62:2, “Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku.”
Membersamai Allah dalam kehidupan kita akan memberikan rasa nyaman, tenang, dan aman melebihi yang ditawarkan dunia.
Itulah mengapa Hana memilih mengadu kepada Allah tentang kesesakan dan pergumulannya.
Di dalam Bait Allah, ia mendapatkan ketenangan. Membersamai ini dimaknai oleh Rasul Paulus ketika berbicara dengan Jemaat Kolose, “Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.” (Kol. 3:17).
Melakukan dan Memberi Kesaksian tentang kehendak-Nya
Paulus dengan tegas mengingatkan Jemaat Kolose untuk hidup seperti kehendak Tuhan.
Kalimat “Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu” (Kol. 3:16) bisa berarti teladan yang sudah diterima dari Kristus harus terus ada dalam hidup dan mewarnai hidup orang-orang Kolose.
Artinya, kalau Tuhan sudah memberi teladan, maka tugas jemaat Kolose untuk meneruskan teladan itu.
Sehingga kehadiran mereka benar-benar mencerminkan kehadiran Kristus yang menjadi sumber sukacita dan damai sejahtera.
Tidak bisa dipungkiri, ini bagian terberat dalam hidup kita, tetapi kembali seperti halnya Maria dan Yusuf, Hana dan Elkana, panggilan untuk melakukan kehendak-Nya dan memberi teladan yang benar telah membentuk Yesus dan Samuel menjadi orang yang berbeda dari yang lainnya.
Lebih baik sehingga menjadi perkenan Allah dan manusia.
Doa Penutup
Mengakhiri tahun 2024 ini dan masuk ke dalam tahun 2025, kita diajak untuk selalu rindu “Kumpul Gusti”.
Ini memang kewajiban kita, karena Dia adalah Bapa.
Tetapi tentu saja tidak lagi menjadi satu hal yang memberatkan karena kita melakukannya dengan “kasih”.
Ikatan kasih yang menguatkan dan menyegarkan kita, yang terbentuk oleh kasih yang suci dan kudus Allah di dalam pengorbanan-Nya melalui Tuhan Yesus Kristus. Kristus yang lahir untuk membawa damai sejahtera bagi umat manusia.
Kasih yang menjadi panggilan hidup kita untuk selalu dekat dengan-Nya selama kita masih diberi kesempatan mengisi kehidupan ini.
Kasih yang terus membawa kita kepada persekutuan agung dengan Allah, sesama, dan ciptaan untuk membangun damai sejahtera di bumi.
Kasih yang akan membentuk kehidupan kita semakin berkenan kepada-Nya.
Melalui “Kumpul Gusti”-lah kita bisa terus belajar menumbuh-kembangkan dan menguatkan kasih itu di dalam hidup kita, sehingga kasih itu terus terpancar dan dirasakan oleh semua orang.
Pada akhirnya kehidupan kita adalah kehidupan yang dikasihi Allah dan manusia.
Amin.
(*)
- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!
Renungan Kristen Minggu 29 Desember 2024
Renungan harian Kristen
renungan Kristen hari ini
renungan Kristen
renungan hari ini
renungan harian
bacaan Ayat Alkitab hari ini
Bacaan Alkitab
Agama Kristen
Bacaan Liturgi Katolik Kamis 20 Februari 2025: Panggilan untuk Mengikuti Kristus dengan Pengorbanan |
![]() |
---|
Renungan Katolik Kamis 20 Februari 2025: Ikutlah Aku dan Biarkanlah Segala Sesuatu yang Lain |
![]() |
---|
Renungan Kristen Kamis 20 Februari 2025: Hidup dalam Kasih dan Pengampunan |
![]() |
---|
Pesan Bacaan Liturgi Katolik Rabu 19 Februari 2025: Hari Biasa dengan Warna Liturgi Hijau |
![]() |
---|
Renungan Katolik Rabu 19 Februari 2025: Memahami Proses Penyembuhan dan Janji Allah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.