Kartiyus Tekankan Jaga Inflasi Agar Angka Kemiskinan Tidak Naik di Sintang

Kartiyus mengungkapkan jika angka inflasi tinggi akan sangat berpengaruh terhadap angka kemiskinan. Sehingga, pemerintah hadus bisa menekan inflasi.

Penulis: Agus Pujianto | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Istimewa
Pemerintah Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat menggelar High Level Meeting dalam rangka optimalisasi pengendalian inflasi dan penanggulangan kemiskinan di pendopo Bupati, Kamis 19 Desember 2024. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG - Pemerintah Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat menggelar High Level Meeting dalam rangka optimalisasi pengendalian inflasi dan penanggulangan kemiskinan di pendopo Bupati, Kamis 19 Desember 2024.

Rapat dipimpin langsung oleh Bupati Sintang, Jarot Winarno bersama dengan Sekda Sintang, Kartiyus.

Rapat diikuti Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Tim  Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD).

"Pertama kita lihat perkembangan inflasi dan kemiskinan kita selama tahun 2024 kita melihat apa yang terjadi dan apa yang kita lakukan, strategi apa kedepan yang bisa kita tempuh untuk mengatasi inflasi dan kemiskinan," kata Kartiyus.

Kartiyus mengungkapkan jika angka inflasi tinggi akan sangat berpengaruh terhadap angka kemiskinan. Sehingga, pemerintah hadus bisa menekan inflasi.

"Satu hal itu ada garis merah antara inflasi dan kemiskinan, ketika inflasi tinggi dipastikan kemiskinan  akan tinggi. Makanya inflasi harus dijaga dan ditekan. Supaya angka kemiskinan tidak naik. Ketika inflasi naik terus, nanti garis kemiskinannya akan naik," ungkap Kartiyus.

Makanya tambah Kartiyus untuk mencegah garis kemiskinan naik yaitu salah satunya dengan menjaga inflasi. Dengan inflasi November diangka 2,08 masih kecil di bawah nasional tidak boleh melebihi 2,5 persen.

Baca juga: Peringatan Hari Ibu, TP PKK  Kalbar Berikan Persembahan Wastra Kalbar dari Ibu untuk Indonesia

"Utamakan strategi kita bagaimana mengatasi pengeluaran orang miskin, banyak program lewat BLT,  BPJZ kita tanggung. Kedua turunkan harga, atau jaga harga caranya distribusi barang harus tetap terjaga, lancar. Kalau barang ada gak mudah naik. Kalau barang gak ada pasti naik," kata Kartiyus.

Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Sintang, Kurniawan mengatakan angka kemiskinan di Kabupaten Sintang saat ini berada di 8,03 persen.

Angka 8,03 ini tren menurun jika dibandingkan tahun 2016, posisi kemiskinan mencapai 11,7 tapi sekarang sudah 8,03. "Meskipun garis kemiskinan kita cenderung meningkat, selalu tinggi ditingkat Kalbar," ungkap Kurniawan.

Menurut Kurniawan, angka 8,03 itu sebanding 38 sampai 40 ribu orang tersebar di semua kecamatan. Namun, pemkab Sintang hanya memfokuskan penanganannya untuk 5 kecamatan seperti Serawai, Ambalau, Kayan Hulu, Sepauk dan Ketungau Tengah.

"Hampir semua kecamatan ada orang miskin tapi fokus ada di 5 Kecamatan paling dominan," jelasnya.

Menurut Kurniawan, ada beberapa penyebab kemiskinan di Kabupaten Sintang. Paling utama, karena keterisolasian. Sebab, hampir setiap kecamatan dan desa masih kurang didukung oleh Infrastruktur dasar yang memadai. Tantangan Infrastruktur berpengaruh kepada angka kemiskinan. Kemudian akses terbatas pada pelayanan dasar baik seperti pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan sosial.

"Kami mentagging tahun 2024 APBD kita 2,2 triliun tapi untuk penanggulangan kemiskinan 316 miliar yang langsung program penanggulangan kemiskinan. Sampai hari ini realisasi program dan kegiatannya 70 persen. Bantuan pendidikan, bibit pertanian, bansos, PKH dan beras dan banyak sekali yang berkaitan lokasi kemiskinan. Kemiskinan dan inflasi ini memang berkaitan," ujar Kurniawan. (*)

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved