Renungan Harian
Renungan Katolik Kamis 24 Oktober 2024 Lengkap Injil Hari Ini Lukas 12:49-53 Api Kasih Yesus
Injil hari ini Lukas 12:49-53 mengisahkan tentang Aku datang bukannya membawa damai, melainkan pertentangan.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Renungan Katolik Kamis 24 Oktober 2024 diangkat dari bacaan injil hari ini Lukas 12:49-53.
Injil hari ini Lukas 12:49-53 mengisahkan tentang Aku datang bukannya membawa damai, melainkan pertentangan.
Semoga bacaan renungan harian meneguhkan iman saudara.
Berikut ini renungan katolik disadur dari thekatolik.com.
[Cek Berita dan informasi Renungan Harian KLIK DISINI]
Renungan Katolik
Api di dalam Alkitab bisa melambangkan Roh Kudus yang membawa semangat menyala-nyala dalam hati orang percaya.
Api juga bisa melambangkan kuasa Allah untuk memurnikan umat-Nya.
Kelihatannya arti yang kedua inilah yang dipakai Yesus dalam pemberitaan-Nya di perikop ini.
Yesus datang untuk melemparkan api ke bumi.
Hal ini senada dengan apa yang Yohanes Pembaptis katakan tentang Yesus di bagian awal Injil Lukas ini.
“Ia akan membaptis kamu dengan . . . api. Alat penampi sudah di tangan-Nya untuk membersihkan tempat pengirikan-Nya . . . debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan.” (ayat 3:16-17)
Api pemisahan itu datang untuk memurnikan siapa milik Allah siapa yang bukan.
Memang Yesus datang untuk menyelamatkan manusia, tetapi sekaligus untuk menyatakan penghukuman bagi mereka yang menolak-Nya.
Api pemisahan itu merupakan penderitaan yang menimpa manusia.
Orang percaya akan tetap pada percayanya, walau api penderitaan itu begitu dahsyat.
Yesus sendiri juga harus melalui baptisan api itu (ayat 12:50).
Yesus menerima baptisan itu bukan karena Ia berdosa, tetapi justru untuk membuktikan bahwa Dia berasal dari Allah dan diutus Allah untuk menjadi agen pemurnian tersebut.
Akibat pemurnian tersebut akan terjadi pemisahan antara orang percaya dengan orang yang menolak untuk percaya.
Yesus menguraikan pemisahan itu dengan ilustrasi perpecahan di antara keluarga (ayat 52-53).
Gambaran keluarga yang terpecah sampai terjadi perlawanan di antara anggota keluarga sungguh mengerikan.
Bukankah hal itu sudah terjadi ketika anggota keluarga yang bertobat harus dikucilkan dan bahkan dibunuh oleh anggota keluarga yang lain tidak percaya?
Dalam Kitab Suci, ‘api’ sering juga digunakan untuk menggambarkan api kasih Allah terhadap manusia (lih. Ul 4:24; Kel 13:21-22, dll).
Api kasih inilah yang dibicarakan di sini, sesuai juga dengan pernyataan kasih Allah ini, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yoh 3:16).
Api kasih yang inilah yang menyebabkan Yesus menyerahkan nyawa-Nya bagi sahabat-sahabat-Nya (Yoh 15:13).
Maka dalam Injil Lukas ini, Yesus juga mau menyatakan keinginan-Nya yang besar untuk menyerahkan nyawa-Nya karena kasih-Nya kepada kita.
Seperti juga yang pernah dikatakan-Nya dalam Mrk 10:38-39, Yesus menyebut kematian-Nya sebagai baptisan, sebab Ia mengetahui bahwa Ia akan bangkit dari kematian-Nya dengan mulia.
Pembaptisan kita maknanya adalah kita ‘ditenggelamkan’ di dalam kematian Kristus, di mana kita ‘mati’ terhadap dosa dan dilahirkan kembali di dalam kehidupan ilahi bersama Yesus (lih. Rom 6:4).
Di dalam kehidupan yang baru ini, kita sebagai murid Kristus harus juga hidup dalam api Roh Kudus, seperti para rasul Yesus.
Api Roh Kudus inilah yang merupakan pemenuhan janji Kristus atas para rasul (lih. Luk 3:16; Rom 5:5), dan api Roh Kudus inilah yang harus mendorong kita sebagai murid Kristus untuk mengasihi seperti Kristus mengasihi kita.
Tuhan telah datang ke dunia dengan membawa pesan kedamaian (lih. Luk 2:14) dan perdamaian (lih. Rom 5:11).
Jika seseorang menentang pesan Kristus ini, dengan hidup di dalam dosa, maka ia melawan Kristus.
Maka dengan kedatangan Yesus terdapat pertentangan antara mereka yang menerima Yesus dan ajaran-Nya, dan mereka yang menentang Kristus dan ajaran-Nya.
Maka sepanjang hidup-Nya di dunia, Kristus adalah tanda pertentangan, seperti yang telah dinubuatkan oleh Simeon (lih. Luk 2:34).
Yesus memperingatkan kepada para murid-Nya akan adanya pertentangan/ pemisahan yang akan menyertai pengabaran Injil (lih. Luk 6:20-23; Mat 10:24).
Pertentangan ini adalah akibat dari tanggapan yang berbeda-beda terhadap ajaran Kristus.
Pertentangan ini juga kita alami sekarang ini, di mana terdapat nilai-nilai yang berbeda, yang diajarkan oleh dunia dan yang diajarkan oleh Kristus.
Namun Tuhan Yesus sudah memperingatkannya kepada kita, agar kita teguh memegang ajaran-ajaran-Nya.
Doa Penutup
Allah Bapa di surga, aku ingin membangun dunia damai.
Seandainya ada pertentangan, ajarilah aku untuk lebih saling memahami, mengampuni, dan menerima.
Amin.
(*)
- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!
Renungan Katolik Kamis 24 Oktober 2024
renungan harian katolik
renungan katolik hari ini
renungan Katolik
renungan hari ini
renungan harian
bacaan injil hari ini
Injil hari ini
bacaan injil
Agama Katolik
Bacaan Liturgi Katolik Kamis 20 Februari 2025: Panggilan untuk Mengikuti Kristus dengan Pengorbanan |
![]() |
---|
Renungan Katolik Kamis 20 Februari 2025: Ikutlah Aku dan Biarkanlah Segala Sesuatu yang Lain |
![]() |
---|
Renungan Kristen Kamis 20 Februari 2025: Hidup dalam Kasih dan Pengampunan |
![]() |
---|
Pesan Bacaan Liturgi Katolik Rabu 19 Februari 2025: Hari Biasa dengan Warna Liturgi Hijau |
![]() |
---|
Renungan Katolik Rabu 19 Februari 2025: Memahami Proses Penyembuhan dan Janji Allah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.