Perahu Fiber dan Kayu Menjadi Moda Transportasi Andalan Masyarakat di Kapuas Hulu

Dimana jelas Herman, kebutuhan pokok masyarakat di sungai Kapuas harus diangkut dengan perahu atau alat transportasi lainnya di sungai Kapuas.

Penulis: Sahirul Hakim | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/FILE
Alat transportasi di sungai Kapuas, yaitu perahu terbuat dari bahan fiber, menggunakan mesin 15 PK, yang sedang dikendarai oleh masyarakat sungai Kapuas, di Kapuas Hulu, Kamis 11 Juli 2024. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KAPUAS HULU - Transportasi masyarakat Kapuas Hulu yang berada di pesisir sungai Kapuas adalah perahu dan kapal kelotok atau motor air, setiap hari digunakan untuk melakukan aktivitas pekerjaan.

Sedangkan kecamatan yang berada di pesisir sungai Kapuas daerah perhiliran sungai, seperti Kecamatan Bika, Embaloh Hilir, Bunut Hilir, Jongkong, Selimbau, Suhaid dan Semitau, terus Perhuluan Sungai Kapuas seperti Kecamatan Putussibau Selatan dan Putussibau Utara.

Alat transportasi di sungai Kapuas seperti perahu kayu dan fiber, badan speed (pelancar) menggunakan mesin tempel 15 PK, 40 PK, 3,3 PK, 5 PK dan jenis PK lainnya, dengan ukuran panjang perahu bervariasi dari 2 meter hingga 8 meter atau lebih.

Seorang Warga pesisir sungai Kapuas, Herman menyampaikan, perahu adalah salah satu alat transportasi andalan bagi masyarakat yang tinggal di sungai Kapuas.

"Kalau tak ada perahu tak bisa kerja," ujarnya kepada Tribun Pontianak, Kamis 11 Juli 2024.

Dimana jelas Herman, kebutuhan pokok masyarakat di sungai Kapuas harus diangkut dengan perahu atau alat transportasi lainnya di sungai Kapuas.

Bupati Fransiskus Diaan Sambut Kedatangan Jamaah Haji Kapuas Hulu di Batam

"Namun biaya bahan bakar minyak cukup besar," ucapnya.

Menurut Herman, penggunaan bahan bakar minyak untuk masyarakat sungai Kapuas per-hari bisa mencapai ratusan liter atau lebih.

"Dimana membeli sembako harus ke ibukota kecamatan, butuh minyak cukup banyak, dan ditambah lagi untuk kerja," ungkapnya.

Warga pesisir sungai Kapuas lainnya, yaitu Odom mengungkapkan masyarakat sudah hidup terbiasa dengan keadaan di sungai Kapuas.

"Terpenting adalah jangan sampai tak ada minyak, maka tranportasi tak akan berjalan dan ekonomi masyarakat lumpuh," ujarnya.

Odom menjelaskan, transportasi di sungai Kapuas satu-satunya adalah perahu berbahan kayu dan fiber, dengan mesin ada 15 PK, 40 PK, 3, 3 PK dan jenis lainnya.

"Kami hanya mengharapkan agar tidak ada kelangkaan BBM saja," ungkapnya.

Sedangkan matapencaharian masyarakat sungai Kapuas, diantaranya adalah nelayan, berkebun, pedagang, dan ada juga pegawai negeri sipil. Lebih banyak sebagai nelayan dan berkebun (daun kratom dan pohon karet).

Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Kapuas Hulu, Serli menyampaikan, pihaknya terus melakukan pengaturan lalulintas di sungai, dengan memasang sejumlah rambu-rambu.

"Kami juga terus mengimbau kepada masyarakat sungai Kapuas terus berhati-hati mengendarai kendaraan di sungai," ujarnya.

Dimana jelas Serli, tidak sedikit telah terjadi kecelakaan lalu lintas di sungai, sehingga perlu kehati-hatian bersama mengendarai kendaraan di sungai Kapuas.

"Diketahui bersama bahwa, alat transportasi di sungai Kapuas adalah perahu dan speed atau pelancar," ungkapnya. (*)

Dapatkan Informasi Terkini dari Tribun Pontianak via SW DI SINI

Ikuti Terus Berita Terupdate Seputar Kalbar Hari Ini Di sini

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved