Memperingati Hari Hutan Hujan Sedunia, Yayasan Palung Bersama TABONK Field Trip ke ODTWA Lubuk Baji
Seperti Indonesia dengan hutan hujan yang dimilikinya, sedikit banyak memberikan banyak manfaat bagi semua nafas kehidupan.
Penulis: Nur Imam Satria | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KETAPANG - Dalam rangka memperingati Hari Hutan Hujan Sedunia yang dirayakan setiap 22 Juni, Yayasan Palung (YP) bersama kelompok muda RK-TAJAM dan REBONK (TABONK) mengadakan Field Trip (kunjungan lapangan) ke Obyek Daya Tarik Wisata Alam (ODTWA) Lubuk Baji, Taman Nasional Gunung Palung selama dua hari Kamis 20 Juni - 22 Juni 2024.
Diperingatinya Hari Hutan Hujan Sedunia, menurut rilis dari Yayasan Palung, karena Hutan Hujan begitu penting bagi tatanan kehidupan makhluk yang mendiami bumi ini, karena hutan hujan boleh dikatakan sebagai penopang (penyokong hidup masyarakat yang hidup di sekitar hutan) atau pun juga bagi semua makhluk hidup.
Sebagai ciri khasnya, hutan hujan memiliki pepohonan yang menjulang tinggi dan tingkat curah hujan tinggi.
Tidak bisa disangkal, hutan hujan tropis yang sebarannya banyak di Asia, Afrika, Amerika Tengah dan Selatan hingga Australia ini, sebagai ekosistem global karena perannya sebagai rumah ribuan bahkan jutaan ragam tumbuhan dan hewan.
Seperti Indonesia dengan hutan hujan yang dimilikinya, sedikit banyak memberikan banyak manfaat bagi semua nafas kehidupan.
• Hadiri Ritual Adat Meruba di Desa Benua Kerio Hulu Sungai, Sekda Ketapang Ajak Masyarakat Dayak Maju
Sebagai penyedia dan pemenuhan sumber air yang melimpah, hutan hujan juga sebagai penyedia pakan bagi semua primata, burung dan tentunya juga kita manusia.
Tidak hanya itu, hutan hujan juga memiliki peran utama sebagai penyeimbang iklim dunia.
Hutan hujan juga sebagai mega biodiversity karena memberi sumber ilmu pengetahuan bagi para peneliti yang selalu setia mempelajarinya.
Adanya hutan hujan memberi berjuta manfaat bagi semua ragam kehidupan.
Sebaliknya, apabila hutan hujan hilang, maka akan berdampak buruk bagi sebagian besar makhluk hidup.
Adapun serangkaian kegiatan field trip tersebut diisi dengan beberapa materi konservasi diantaranya adalah praktek pengenalan ciri khas hutan hujan tropis, pengamatan tumbuhan dan hewan, simulasi survey satwa liar dan pengenalan Taman Nasional Gunung Palung.
Sebagai pemateri dalam kegiatan tersebut adalah Simon Tampubolon dari Yayasan Palung, Wahyudin dari Taman Nasional Gunung Palung dan Wawan Anggriyandi dari anggota senior REBONK.
Simon Tampubolon selaku Koordinator Program Pendidikan Lingkungan Yayasan Palung di Kayong Utara, mengatakan, beberapa peserta berhalangan mengikuti kegiatan ini karena ada kendala.
Tapi hal itu tidak menyurutkan semangat pihaknya.
"Dengan kegiatan ini, kami berharap dapat membuka wawasan kelompok muda ini untuk lebih memahami bagaimana hutan hujan berpengaruh penting bagi keberlangsungan makhluk hidup. Kelak di masa depan mereka menjadi orang-orang yang peduli dengan lingkungan," kata Simon.
Bupati Kubu Raya Sujiwo Mendadak Minta Maaf di Instagram, Ada Apa? |
![]() |
---|
4 Suku Paling Banyak di Kabupaten Ketapang Lengkap dengan Ciri Khasnya |
![]() |
---|
CUACA Kalbar Hari Ini di 14 Daerah! Sintang dan Mempawah Hujan, Pontianak Cerah Benderang |
![]() |
---|
Status Jadi Tanggap Darurat, Pemkab Kubu Raya Bentuk Posko |
![]() |
---|
Kegiatan HLM, KUPONWAH Bersinergi Perkuat Ekonomi Daerah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.