Mahasiswa UNU Kalbar Ajak Kaum Muda Pahami Bahaya Penyakit Diabetes

Ia menuturkan, berdasarkan Internasional diabetes federation (IDF) diabetes menduduki peringkat kelima Negara dengan jumlah diabetes terbanyak.

|
NET/Google
Ilustrasi diabetes. Mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Kalimantan Barat, Syahla Salsabila mengajak kaum muda pahami bahaya penyakit gula (diabetes) sejak dini. 

Laporan Citizen Reporter, Syahla Salsabila, Mahasiswa UNU Kalbar

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Kalimantan Barat, Syahla Salsabila mengajak kaum muda pahami bahaya penyakit gula (diabetes) sejak dini.

"diabetes atau kadar gula darah tinggi adalah penyakit kronis dan penyakit jangka panjang yang perlu kita waspadai sejak dini bagi generasi muda dan orang tua," katanya kepada TribunPontianak.co.id, Minggu 16 Juni 2024.

Ia menuturkan, berdasarkan Internasional diabetes federation (IDF) diabetes menduduki peringkat kelima Negara dengan jumlah diabetes terbanyak dengan 19,5 juta penderita di tahun 2021 dan diprediksi akan menjadi 28,6 juta pada tahun 2045.

Dijelaskannya, tanda utama dari penyakit ini adalah meningkatnya kadar gula darah (glukosa) melebihi nilai normal, diabetes terjadi ketika tubuh pengidapnya tidak lagi mampu mengambil gula (glukosa) ke dalam sel dan menggunakannya sebagai energi.

"Kondisi ini pada akhirnya menghasilkan penumpukan gula ekstra dalam aliran darah tubuh," katanya.

7 Tips Sederhana, Cara Cepat untuk Tidur demi Kesehatan Jantung, Diabetes dan Lainnya

Menurutnya, penyakit diabetes yang tidak terkontrol dengan baik dapat menyebabkan konsekuensi yang serius, menyebabkan kerusakan pada bagian organ dan jaringan tubuh. Seperti jantung, stroke, ginjal, mata dan saraf lainnya.

"Penyakit diabetes yang umumnya menyerang orang dewasa usia di atas 40 tahunan di karenakan faktor umur dan sebagainya, tetapi sekarang tidak jarang anak muda yang terserang penyakit diabetes diumur yang sangat muda yaitu sekitaran usia 24-27 tahun," ungkapnya.

Bahkan tak jarang pula terkena pada anak-anak yang memiliki riwayat penyakit diabetes turun temurun dari orang tua atau saudaranya.

"Penyebab utamanya adalah pola hidup yang tidak sehat. Berat badan berlebihan atau obesitas pada anak juga menjadi ciri utamanya, dimana kita semua dibuat kecanduan gula oleh perusahaan-perusahaan besar," ungkapnya.

Dirinya juga menuturkan bahwa Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juha menyebut pada tahun 2023, kasus diabetes pada anak meningkat hingga 70 kali lipat sejak 2010 lalu.

"Selain diabetes tipe 1 maka pada anak- anak bisa juga terjadi diabetes tipe 2 atau tipe dewasa. Terjadinya kerusakan pada organ pankreas akan menyebabkan diabetes tipe 1," tuturnya.

Kaya Manfaat, Apel Hijau Bantu Tekan Resiko Diabetes dan Kanker

Lebih lanjut, dijelaskannya penerapan pola hidup yang tidak sehat akan memicu diabetes tipe 2.

Seperti contoh mengkonsumsi makanan atau minuman cepat saji yang mengandung gula dan lemak yang sangat tinggi tapi mengandung serat dan kandungan gizi yang sangat rendah.

"Misalnya itu kita minuman es boba, kopi kekinian, dessert box atau pun es krim yang sekarang sedang viral. Ditambah dengan kebiasaan memberikan anak-anak air alkali," jelasnya lagi.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved