Pilkada 2024

Ketua Umum Kohati Badko Kalbar Tekankan Pentingnya Partisipasi Perempuan di Pilkada 2024

Sebut saja nama-nama seperti Bebby Nailufa di Pontianak, Erlina di Mempawah, Tjhai Chui Mie di Singkawang, hingga Karolin di Landak.

Penulis: Muhammad Firdaus | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Istimewa
Ketua Umum Korps-HMI Wati (Kohati) Badko Kalimantan Barat, Hesty Putri Riani. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Ketua Umum Korps-HMI Wati (Kohati) Badko Kalimantan Barat, Hesty Putri Riani mengapresiasi keterlibatan para tokoh perempuan Kalbar dalam kontestasi Pilkada Serentak 2024.

Seperti diketahui, ada sejumlah tokoh perempuan dari sejumlah kabupaten kota di Kalbar yang disebut-sebut bakal maju dalam pilkada tahun ini.

Sebut saja nama-nama seperti Bebby Nailufa di Pontianak, Erlina di Mempawah, Tjhai Chui Mie di Singkawang, hingga Karolin di Landak.

"Dalam hal ini saya mengapresiasi kepada para politisi perempuan yang telah berani mengambil peran di pilkada," ujarnya kepada Tribun Pontianak, Kamis 6 Juni 2024.

"Walaupun saya kira masih belum dapat dikatakan mencapai angka keterwakilan yang telah disediakan, namun dengan adanya tokoh-tokoh politisi perempuan tersebut dapat dijadikan contoh bahwa perempuan mampu bersaing dan mengambil peran di Pilkada 2024," ucapnya.

Baca juga: Kontingen Pontianak Kenakan Baju Kurung dan Telok Belanga pada Karnaval Budaya Nusantara APEKSI

"Semoga dapat menjadi inspirasi untuk para perempuan lainnya sehingga dapat berdaya selama mampu menjalankan tugas dan tanggung jawabnya," harapnya.

Hesty menilai dengan adanya keterwakilan perempuan pada Pilkada Serentak 2024 ini menjadi penanda pentingnya peningkatan perempuan dalam politik sehingga diharapkan dapat melahirkan pengambilan keputusan politik yang lebih akomodatif dan substansial.

Selain itu, menurutnya, keterwakilan perempuan juga akan menguatkan demokrasi yang senantiasa memberikan gagasan terkait perundang-undangan pro perempuan dan anak di ruang publik.

"Hal lain yang dirasakan dan masih menjadi masalah adalah sumber daya perempuan yang masih sangat terbatas untuk masuk ke politik," sebutnya.

"Belum lagi terdapat berbagai macam batasan gaya hidup yang mengakibatkan perempuan mempunyai sedikit waktu untuk politik dan terfokus dengan keluarga dan kewajiban-kewajiban lain yang menuntut perhatian penuh, sehingga tidak ada waktu luang yang banyak untuk menjalaninya," tandasnya. (*)

Informasi Terkini Tribun Pontianak Kunjungi Saluran WhatsApp

Ikuti Terus Berita Terupdate Seputar Kalbar Hari Ini disini

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved