Berita Viral

Wajib Baca! Sering Pakai Headset Bisa Bikin Tuli, Dokter Spesialis THT Ungkap Fakta Sebenarnya

Sering pakai headset ternyata tidak baik untuk kesehatan alat dengar karena bisa menyebabkan gangguan pendengaran.

Editor: Rizky Zulham
Dok. Kompas.com
Wajib Baca! Sering Pakai Headset Bisa Bikin Tuli, Dokter THT Ungkap Fakta Sebenarnya. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Sering pakai headset ternyata tidak baik untuk kesehatan alat dengar karena bisa menyebabkan gangguan pendengaran.

Hal itu seperi diungkap oleh dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, Tri Juda Airlangga.

Airlangga mengatakan, terlalu lama menggunakan headset menurutnya dapat menyebabkan gangguan pendengaran.

Pihaknya menjelaskan, sesuai dengan keputusan dari Kementerian Kesehatan, batas aman memakai headset sebesar 85 desibel selama 8 jam.

Meskipun demikian, batas tersebut tidak dapat berlaku secara konstan karena saat mendengarkan musik terkadang ukurannya dapat berbeda-beda.

Bahaya Pakai Kipas Angin dan AC bagi Kesehatan, Simak Tips Agar Tidak Merasa Gerah

Ketika intensitas suara naik menjadi 88 desibel, kekuatan telinga untuk mendengarkan akan turun sebanyak 50 persen.

“Jadi semisal batas maksimalnya 85 desibel 8 jam, ketika naik tiga derajat menjadi 88 desibel akan berkurang menjadi 4 jam. Naik lagi menjadi 91 desibel, ketahanan telinga turun lagi menjadi hanya 2 jam,” ungkap Angga saat dihubungi Kompas.com, Minggu (14/4/2024).

Di sisi lain, dia juga menjelaskan, ponsel yang ada di Indonesia memiliki intensitas suara 80-82 desibel pada volume 70 persen tanpa menggunakan headset.

Selain itu, masyarakat juga terbiasa untuk mendengarkan suara yang cukup keras dari headset karena akan lebih terasa menyenangkan.

Hasil penelitian

Menurut penelitian yang dilakukannya 10 tahun lalu menunjukkan, anak-anak SMA yang memakai headset sehari-hari, kekuatan telinganya untuk mendengarkan akan menurun sebesar 3,8 kali dalam 5 tahun berikutnya.

“Sebetulnya gejala awal tidak akan dirasakan dalam waktu dekat, tapi beberapa tahun kemudian. Biasanya pasien mengeluhkan telinganya berdengung,” kata Angga.

Angga memaparkan, ketika suara masuk ke dalam telinga dan akan menggetarkan gendang telinga.

Setelah itu, hantaran suara akan masuk ke telinga tengah.

Namun ketika seseorang mendengarkan musik, intensitas suaranya akan masuk lagi lebih dalam ke rumah siput atau koklea.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved