Ramadhan Kareem
Tiga Momentum Bulan Ramadhan Menurut Ustadz Roisul
Oleh karena itu, momentum ini bisa kita gunakan dalam upaya mendekatkan diri dan mencari bekal untuk menghadap Allah di Akhirat kelak.
Citizen Reporter
Penulis : Rahadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Memasuki sepuluh hari kedua bulan Ramadhan beberapa sudah keletihan dan ingin cepat selesai, beberapa lagi sebaliknya tidak ingin ramadhan cepat pergi.
Pengetahuan merupakan kunci dari bulan Ramadhan, Ramadhan bisa terasa sangat lama atau sebaliknya.
Benar-benar singkat. Tergantung pemahaman kita terhadap bulan suci ini.
Menurut Ustadz Roisul, salah satu Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Hikmah Sekadau, ada momentum yg dikejar oleh orang-orang mukmin kenapa mereka begitu senang ketika Ramadhan.
Momentum inilah yang dikenal dengan "Momentum Bulan Suci Ramadhan"
Momentum yg pertama yaitu Momentum Pengendalian Nafsu. Jika selama ini kita bisa makan sepuasnya tanpa ada batasan maka selama bulan Ramadhan kita diajarkan menahan lapar dan haus seharian penuh.
Baca juga: Mengenal Ikatan Keluarga Sumatera Barat di Kalimantan Barat
Jika di bulan lain kita suka berkata kasar, tidak sopan atau melanggar norma-norma sosial, di Bulan ini kita dididik untuk menjaga semua perkataan yang tidak layak keluar dari mulut kita.
Jika selain bulan Ramadhan kita banyak menghabiskan waktu untuk senang-senang, maka bulan ini mengajarkan kita untuk menggunakan waktu lebih dekat lebih banyak dengan Allah.
Nafsu tidak bisa dihilangkan, karena manusia akan mati jika tidak makan. Nafsu tidak bisa dihilangkan, karena manusia akan punah jika tidak berkembang biak.
Nafsu tidak bisa dihilangkan, karena ekonomi akan lumpuh jika tidak bekerja. Tapi Ramadhan ingin kita mengendalikan nafsu, makan secukupnya, belanja seperlunya, bersenang-senang sekenanya.
Momentum kedua, yaitu momentum kembali ke jalan Allah. Betapa banyak kita melakukan maksiat, melakukan dosa.
Hanya kita yang tahu dosa-dosa dan maksiat apa saja yg telah kita lakukan, sampai-sampai merasa kita sudah terlalu jauh dari Tuhan sehingga Allah tutup mata hati kita.
Ditambah lagi kita berada di lingkungan yg kurang supportive tidak ada yang mengingatkan kita untuk kembali ke jalan Allah.
Maka, Ramadhan adalah momentum untuk kembali ke Jalan Allah, momentum untuk kita kembali merajut hari-hari baik, meninggalkan segala perbuatan keji dosa maksiat.
Ramadhan membuat kita tidak malu jika ditegur teman karena tiba-tiba rajin ibadah. Ramadhan membuat kita berlomba-lomba mencari kebaikan.
Ramadhan momentum kita merasa bertobat lebih baik daripada selalu terjerumus di dalam dosa.
Terakhir, yaitu momentum mendulang amal sholeh. Bulan Ramadhan adalah bulan dilipat gandakan segala amal sholeh, bahkan dalam satu riwayat dijelaskan mengerjakan sholat sunah sama pahalanya seperti sholat wajib di bulan lain.
Membaca alqur'an, bersadaqah, membantu orang dan amal2 lainnya, pun demikian, Allah lipat gandakan pahalanya, bahkan jika kita memberikan segelas air putih untuk berbuka puasa kepada mereka yg berpuasa, Allah catat menjadi amal jariyah untuk kita.
Oleh karena itu, momentum ini bisa kita gunakan dalam upaya mendekatkan diri dan mencari bekal untuk menghadap Allah di Akhirat kelak.
Sebagai penutup, ust Rois mengingatkan kita agar menjaga momentum ini berlanjut menjadi bulan-bulan berikutnya, sehingga kita bisa tetap berada di jalannya Allah serta mendapat ridha-Nya.
Moga-moga kita semua diampuni segala dosa dan dimudahkan segala urusan kita. Aamiin Allahumma aamiin. (*)
Dapatkan Informasi Terkini dari Tribun Pontianak via SW DI SINI
Ikuti Terus Berita Terupdate Seputar Kalbar Hari Ini Di sini
DOA Setelah Sholat Tarawih Agar yang Diinginkan Segera Diijabah Lengkap Bacaan Latin dan Artinya |
![]() |
---|
APAKAH Onani di Siang Bolong Saat Ramadhan dapat Membatalkan Puasa? Cek Hukumnya Disini ! |
![]() |
---|
KUMPULAN Doa Buka Puasa Ramadhan 2025 yang Shahih dan Mustajab Lengkap dengan Keutamaannya |
![]() |
---|
DAFTAR Takjil yang Sehat dan Praktis Buat Buka Puasa Lengkap Manfaat Konsumsi Takjil yang Sehat |
![]() |
---|
Niat Mandi sebelum Puasa Ramadhan 2025 M atau Padusan di Hari Terakhir Bulan Syaban 1556 H |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.